Wajar saja kalau publik punya tafsir politik, terkait presiden Jokowi mengajak gubernur Ganjar Pranowo dalam satu mobil kepresidenan saat kunjungan kerja di Batang.
Presiden Jokowi melakukan "ground breaking" di Kawasan Industri Terpadu, Batang Jawa Tengah, pabrik pipa Wavin.
Saat kunjungan kerja tersebut, gubernur Ganjar Pranowo sebagai kepala daerah mendampingi presiden Jokowi.
Namun ada pemandangan yang menarik, yaitu presiden Jokowi minta gubernur Ganjar Pranowo ikut dalam satu mobil kepresidenan.
Dan publik pun menghubungkan dengan tafsir politik. Satu mobil kepresidenan antara presiden Jokowi dan gubernur Ganjar Pranowo bukan suatu kebetulan semata. Namun, ada sesuatu pesan atau komunikasi politik.
Dan tafsir politik publik itu wajar dikaitkan dengan komunikasi politik antara presiden Jokowi dan gubernur Ganjar Pranowo. Apalagi sekarang suhu politik mulai menghangat terkait pilpres 2024.
Dalam dunia politik, pertemuan tokoh politik tidak ada yang kebetulan. Segala sesuatu sudah diatur atau disetting sedemikian rupa atau senatural mungkin. Supaya publik tidak terlalu curiga atau penasaran.
Dan, jawaban yang gampang yaitu pertemuan itu hanya kebetulan semata.
Kilas balik tahun 2014, saat Jokowi sudah ditetapkan sebagai capres oleh partai PDIP dan koalisinya, dan sedang mencari pasangan sebagai cawapres, Jokowi bertemu dengan ketua KPK saat itu yaitu Abraham Samad.
Pertemuan itu terjadi awal bulan Maret 2014 di ruangan VIP Bandara Adi Sucipto Yogyakarta.
Dan mereka berdua ngobrol dalam ruangan VIP Bandara Adi Sucipto tersebut.
Abraham Samad waktu itu beralasan atau alibi, pertemuan dengan Jokowi tidak diduga-duga atau direncanakan sebelumnya. Karena Abraham Samad habis mengisi kuliah umum UGM tentang korupsi.
Dan Jokowi beralasan sedang dari museum Taman Siswa.
Jadi menurut mereka berdua, pertemuan itu hanya kebetulan semata dan tidak ada sangkut-pautnya dengan politik.
Sebelum pertemuan antara Jokowi dengan Abraham Samad waktu itu, Jokowi juga bertemu dengan Ketua PMI Jusuf Kalla di ruangan VIP Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.
Baik Jokowi dan Jusuf Kalla sama-sama memakai kemeja putih.
Jusuf Kalla juga beralasan, pertemuan tersebut tidak direncanakan dan kebetulan saja.
Sampai akhirnya, Jusuf Kalla menjadi pasangan cawapres Jokowi pada 2014.
Saat Jokowi terpilih menjadi presiden dan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden, Jokowi mau mengangkat Budi Gunawan sebagai Kapolri. Dan surat penunjukan sudah diterima oleh DPR.
Ee... tiba-tiba ketua KPK mengeluarkan Sprindik menjadikan Budi Gunawan sebagai tersangka.
Dan rupanya, dijadikannya Budi Gunawan sebagai tersangka, ada kaitannya rasa kecewa tidak terpilihnya yang bersangkutan sebagai cawapres Jokowi.
Ini diketahui dari keterangan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto. Dan dari keterangan Hasto Kristiyanto pula, pertemuan Jokowi dengan Abraham Samad di ruangan VIP Bandara Adi Sucipto bukan kebetulan, tetapi sudah direncanakan dan disetting sedemikian rupa. Karena sebagai ketua KPK tidak boleh bertemu dengan tokoh politik terkait capres dan cawapres.
Dari dua kejadian di atas, wajar saja kalau publik punya tafsir politik, terkait presiden Jokowi mengajak gubernur Ganjar Pranowo dalam satu mobil kepresidenan saat kunjungan kerja di Batang.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews