Bendungan Napun Gete dapat menjadi sumber air baku dan berpotensi menghasilkan listrik.
Hujan lebat mengguyur Desa Makata Keri di Sumba Tengah, NTT saat saya tiba siang ini.
Kawasan yang saya tinjau ini adalah lumbung pangan baru seluas 5.000 hektare yang dibangun di NTT yang 3.000 hektare di antaranya untuk padi, selebihnya ditanami jagung.
Kendala pengembangan lumbung pangan di NTT ini adalah ketersediaan air untuk mengairi persawahan. Untuk itu, pemerintah membangun hingga sebanyak 200 sumur bor dan beberapa embung untuk pengairan sawah. Itu pun masih jauh dari cukup.
Saya telah menginstruksikan Menteri PUPR untuk melihat potensi pembangunan waduk atau bendungan di wilayah ini. Selain itu, saya memerintahkan Menteri Pertanian untuk turut memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) yang dibutuhkan para petani setempat.
Dengan food estate di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan NTT, saya berharap akan bisa terbangun ketahanan pangan yang baik untuk negara kita.
Bendungan
Saya sudah tidak bisa menghitung seberapa sering saya berkunjung ke Provinsi Nusa Tenggara Timur. Yang saya ingat, pada kunjungan-kunjungan awal dulu, saya selalu menerima permintaan agar pemerintah membangun bendungan di provinsi ini. Dan itu betul, karena kunci kemakmuran NTT ini adalah air. Begitu ada air, semua bisa ditanam.
Begitulah. Tidak tanggung-tanggung, tujuh bendungan kita bangun di berbagai lokasi di NTT, tiga di antaranya telah selesai.
Hari ini, saya datang untuk meresmikan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka. Ini bendungan ketiga setelah Bendungan Raknamo di Kupang selesai tahun 2018 dan Bendungan Rotiklot di Belu rampung tahun 2019. Empat bendungan lain sedang dalam proses pembangunan.
Selain itu, Bendungan Napun Gete dapat menjadi sumber air baku dan berpotensi menghasilkan listrik.
Saya berharap bendungan-bendungan yang dibangun di NTT ini dapat memacu produktivitas sektor pertanian dan peternakan NTT, sekaligus mengangkat NTT dari ketertinggalan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews