Nyatanya, dalam polis, masyarakat awam ikut bertanggung jawab menjaga keutuhan dan ketahanan negara kota (polis).
Bertens (1999: 25) mengemukakan bahwa pengunaan kata “polis” –yang secara harfiah berarti: kota-- bukan saja menunjuk negara dalam pengertian secara struktural/organisasi. Lebih dari itu, istilah tersebut juga menunjuk pada rakyat yang hidup dalam kota atau polis tersebut.
Dalam polis itu sendiri, terdiri dari beberapa desa atau kelurahan. Ditengarai bahwa jumlah ideal bagi suatu polis maksimal 5.000 warga, demikian pendapat Plato. Mengapa harus 5.000 warga? Barangkali saja, jumlah itu adalah batasan yang paling mungkin untuk seorang pemimpin polis memantau dan menyejahterakan warganya.
Dengan demikian, polis adalah pusat segala kegiatan, sekaligus tujuan politik. Percakapan dan diskusi mengenai berbagai macam kebijakan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain diselenggarakan dalam polis. Jadi, polis dalam masyarakat Yunani Kuno memiliki peranan besar dan arti penting bagi masyarakat dan seluruh warga.
Masih dalam buku yang sama, Bertens menjelaskan sejumlah prasyarat yang menjadi parameter bagi sebuah polis (1999:26) yaitu:
Pertama, polis yang baik ditandai dengan suatu otonomi (autos: sendiri dan nomos: hukum). Bagi masyarakat Yunani, hukum adalah alat yang berfungsi untuk menjaga ketertiban dan keamanan dalam hidup bermasyarakat.
Tampaknya, masyarakat Yunani waktu itu sudah memiliki kesadaran tinggi untuk hidup di bawah hukum dan menjalani kehidupannya berdasarkan hukum yang berlaku.
Kedua, keberhasilan suatu polis ditandai dengan kemampuan warganya untuk berswasembada, khususnya dalam persoalan ekonomi. Kemandirian ekonomi yang dimiliki masyarakat Yunani memang patut kita teladani, sehingga masyarakat tidak bergantung pada pemberian negara.
Masyarakat tidak boleh bergantung pada subsidi pemerintah yang seringkali defisit tiap tahunnya. Mengapa? Selain biaya dan belanja tahunan negara yang super konsumtif, disadari bahwa anggaran negara juga sering digembosi oleh para koruptor. Hal ini perlu diwaspadai dan disiasati. Bahkan, perlu ditanggulanggi dan diawasi.
Ketiga, ciri ideal berikutnya dalam suatu polis adalah kemerdekaan.
Kemerdekaan yang dimaksud di sini bukan dalam artian terlepas dari belenggu kolonial. Akan tetapi, kemerdekaan yang berkaitan dengan persoalan-persoalan internal, seperti: peranan masyarakat dalam tata kelola pemerintahan, lalu disediakannya lembaga peradilan yang mampu menjamin hak-hak warga negara.
Budaya yang demokratis memang sudah sejak lama tumbuh di Yunani, yaitu sejak abad ke-5 SM, walaupun tidak selalu pemerintah bercorak demokratis, terkadang juga aristokrasi dan oligarki. ***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews