Setiap kali ada panggung debat yang menghadirkan Sandiaga Uno. Yang saya tunggu cuma satu : nama siapa yang akan dia sebut?
Waktu debat Pilkada Jakarta Sandi sering membawa-bawa nama Bi Narti. Tukang kue cucur. Entah benar, entah gak. Entah ada orangnya atau cuma tokoh fiktif. Sampai sekarang gak jelas.
Bi Narti ini yang dulu jadi model Sandi untuk menggulirkan program OK-OCE di Jakarta.
Lalu Sandi juga bicara ada bu Lia. Perempuan terboros senusantara. Bu Lia ini -mungkin sudah dicerai sama suaminya- gak bisa mengatur duit belanja sama sekali. Dikasih duit Rp100 ribu, dia cuma bisa membeli cabai dan bawang.
Sandi gak menjelaskan bahwa Bu Lia itu makanan utamanya sambel. Kalau beli gado-gado, dia beli sebungkus Rp10 ribu. Tapi dia harus nambah beli cabainya doang Rp5 ribu. Diulek bareng.
Debat Capres kemarin Sandiaga membawa lagi nama Pak Nadjib. Ngakunya nelayan yang dipersekusi aparat keamanan.
Tapi setelah itu nama Nadjib jadi misterius. Tim Prabowo-Sandi malah membuat drama dengan menyembunyikan Pak Nadjib, dengan alasan karena kuatir dicari pihak keamanan karena namanya diaebutkan Sandi di forum debat.
Entah gimana ceritanya. Ternyata Nadjib yang bertemu Sandiaga itu bukan nelayan. Kerjanya adalah rental PS3 buat anak-anak di Karawang. Artinya omongan Sandi bahwa Nadjib adalah seorang nelayan yang dipersekusi, itu bohong.
Dalam debat Cawapres Sandi membawa lagi nama Bu Lies. Katanya dia adalah pasien BPJS yang tidak tertangani dengan baik.
Lantas ketika bicara soal kurikulum, Sandi membawa lagi nama Salsabila, seorang murid sekolah. Katanya Salsabila protes dengan isi kurikulum kita. Ini protes seorang murid dari jutaan murid sekolah yang ada di Indonesia.
Nah, berdasarkan protes seorang murid itulah Sandi mau merombak kurikukum pendidikan. Entah, ini Salsabila mana lagi.
Saya kadang aneh. Sandi ini hapal nama-nama orang yang mengeluh. Dia bisa menceritakan satu-satu nama tersebut.
Tapi, sampai saat ini, misalnya, saya gak pernah dengar Sandi menyebutkan satu nama saja yang sukses berkat progran OK-OCE yang dibanggakanya.
Atau gimana kabarnya Bi Narti, tokoh yang dulu dijadikan model untuk membuat program OK-OCE. Apakah usahanya sudah maju? Apakah dia sudah punya pabrik kue cucur? Atau apa Bi Narti sudah mampu menjual cucur sebesar UFO?
Apakah kue cucur Bi Narti sudah go internasional? Apa karena program OK-OCE Bi Narti malah gak jualan kue cucur lagi. Tapi beralih ngutangin panci dan penggorengan?
Tidak jelas. Semua gak jelas. Yang kita tahu malah banyak OK-OCE mart yang bangkrut. Mungkin saja Bi Narti juga bangkrut. Dagangan kue cucurnya tutup. Karena ketika ikut program OK-OCE dia cuma dapat ceramah. Boro-boro ada tambahan modal.
Karena keseringan pelatihan OK-OCE yang pelatihnya dibayar negara, Bi Narti malah gak sempat dagang. Otomatis bangkrut.
Artinya begini. Kalau orang mengeluh, Sandi hapal nama-namanya. Tapi Sandi tidak bisa menyebutkan satu nama saja. Ya, satu nama yang sukses berkat OK-OCE.
Kenapa? Karena OK-OCE adalah program gagal. Kalau gagal di Jakarta, Sandi ingin membawa kegagalan itu ke tahap nasional.
Lu mau disuruh nyoblos Cawapres gagal?
"Mas, Bi Narti sekarang sudah gak dagang cucur lagi. Dia sudah dilamar sama konglomerat," ujar Abu Kumkum.
"Maksd lu, Bi Narti itu yang nelikung Luna Maya, Kum?"
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews