"Kong Kalikong", "Pat gulipat" dan "Etok-etok", tiga kata yang jauh dari kesan kata formal. Dalam Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) versi online, tafsir kata Kong kalikong dan pat gulipat tercantum apa definisinya. Sementara etok-etok sepintas terdengar layaknya bahasa daerah dalam hal ini bahasa Jawa. Tiga kata itulah yang menjadi kata yang mudah diingat dari serangkaian argumentasi Prabowo dalam debat kandidat Presiden.
Bukan saja di Debat kedua, rasa-rasanya salah satu dari tiga kalimat diatas pun sempat disebut Prabowo dalam debat perdananya bersama Sandiaga Uno. Masihkah dalam debat-debat berikutnya, Prabowo mengeluarkan kata-kata diatas sebagai pemanis argumentasinya? Kita tunggu saja tanggal mainnya. Yakin saya sih, kata-kata itu kembali diucapkan oleh Prabowo. Meski terdengar lucu kata-kata itu memiliki arti yang mungkin diharapkan mampu menohok lawannya dengan halus.
"Kong Kalikong" merujuk dalam KBBI online memiliki arti tidak jujur; tidak terang-terangan; sembunyi-sembunyi; dan atau besekongkol. Sementara Pat gulipat merujuk pada arti permainan sembunyi-sembunyi,dan atau curang. Sedangkan Etok-etok dalam tafsir bahasa jawa yang sedikit banyak saya kuasi mengandung makna berpura-pura, atau bersandiwara.
Lantas kira-kira Prabowo menujukan 3 kata saktinya itu kepada siapa?. Jokowi secara pribadikah? atau Jokowi beserta segenap jajaran pemerintahnnya?. Siapa yang sebenarnya sedang bermain Kong kalikong, pat gulipat dan etok-etok?. mungkinkah ini adalah cerminan dari apa yang berada dilingkar Prabowo selama ini.
Kata-kata lucu namun terkesan tendensius terselubung itu berawal saat sessi pertanyaan terkait tema sumber daya alam dan lingkungan. Sebuah pertanyaan berupa apa langkah strategis Prabowo untuk mengatasi akar masalah pencemaran lingkungan. Hal itu dimaksudkan untuk menjamin hak atas lingkungan yang baik dan sehat . Pencemaran lingkungan tersebut bersumber dari limbah industri dan rumah tangga sampai pada titik kritis yang membahayakan kesehatan. Padahal amanat Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 h ayat 1 jelas melindungi hal masayarakat dari pencemaran lingkungan.
Prabowo pun terkesan mengamini terjadinya pencemaran lingkungan manakala mengawali jawabanya. Prabowo menganggap masalah pencemaran lingkungan sebagai masalah yang kritis karena menyangkut masa depan anak-anak dan cucu-cucu kita. Selebihnya Prabowo berandai-andai apabila dia terpilih sebagai Presiden maka law enforcement alias penegakan hukum dilakukan dengan tegas terhadap perusahaan-perusahaan yang melanggar. Prabowo juga menyebut di banyak tempat, tanpa menyebut nama daerah /kota/kabupaten/propinsi konon banyak meninggalkan limbah dan tidak mau membayar Pajak selama puluhan tahun
Berandai-andai ala Prabowo pun kemudian disusul dengan gambaran tentang perusahaan besar yang melakukan kong kalikong, pat gulipat dengan pejabat-pejabat. Perusahaan itu dinilai Prabowo kerap lolos dari kewajibannya. Jika boleh saya menafsirkan, kong kalikong dan pat gulipat berarti dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar dengan instansi pemerintahan Jokowi?
Komitmen Prabowo untuk menegakkan pemerintahan bersih ia sebut untuk tidak melakan kong kalikong dengan orang-orang yang melakukan pencemaran lingkungan. lantas, apa pemerintahan Jokowi juga melakukan kong kalikong?
Menambahkan argumentasinya, Prabowo pun mengungkap rencana pemisahan Kementrian kehutanan dan Lingkungan hidup. Menurutnya kedua bidang itu bertentangan. Satu sebagai pelaksana kehutanan sementara lingkungan hidup harusnya mengawasi dan menegakkan masalah lingkungan hidup itu sendiri. Memperketat perizinan terkait pengelolaan hutan, dan lingkungan hidup menjadi bagian dari upaya Prabowo.
Terkait Amdal, Prabowo mengungkap tidak ada jalan pintas. Amdal harus benar-benar dilaksanakan. Secara legal, Amdal dan Visibility studinya kadang-kadang "etok-etok". Dan meski waktu habis dan moderator berulang kali mengingatkan, Prabowo mengulang kata " etok-etok" sebanyak 3 kali. Manggut-manggut saya pun mencoba mencerna makna dibalik 3 kata yang diucapkan capres 02.
Hayyo..kedepan kita lihat
siapa yang Kong Kalikong, Pat Gulipat..???.
Atau Etok-etok ???
Kong kalikong, pat gulipat ataupun etok-etok tidak selamanya harus dengan pejabat. Dengan pemain teater perempuan Ratna Sarumpaet misalnya?
Kong Kalikong, Pat Gulipat alias Sandiwara Operasi Plastik seolah-olah penganiayaan
Etok-etok dianiaya rezim niyey??
Jangan ada kong kalikong, pat gulipat dan etok-etok diantara pendukung capres-cawapres 02 ya..itu sih pesan yang saya tangkap.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews