Baliho Dirobek, Robek Pulalah Hati dan Perasaan Sang Mantan

Senin, 17 Desember 2018 | 22:54 WIB
0
495
Baliho Dirobek, Robek Pulalah Hati dan Perasaan Sang Mantan
SBY dan valiho yang dirusak (Foto: Tribunnews.com)

Dalam dunia politik tanah air banyak cerita atau kejadian yang terkadang lucu, penuh intrik dan sandiwara. Dan itu lumrah atau wajar, asal jangan keseringan atau berlebihan. Apalagi dalam masa kampanye seperti sekarang.

Terkadang susah membedakan apakah itu benar-benar fakta atau sekedar polesan atau sandiwara.

Kata Ahmad Albar sih dunia ini panggung sandirwara dan ceritanya mudah berubah-ubah tergantung situasi dan kondisi.

Ada capres yang marah-marah karena acaranya tidak diliput oleh media televisi atau media massa.

Ada lagi mantan presiden yang suka berkeluh kesah lewat media sosial, terkait sesuatu yang dialami oleh dirinya atau keluarganya. Biasanya melalui Twitter dan Youtube.

Nah, beberapa hari yang lalu di Pekanbaru, Riau, mantan Presiden SBY meneteskan air mata hanya karena bendera atau baliho yang ada foto dirinya disobek-sobek atau dirusak oleh seseorang.

Bukan menesteskan air mata karena suatu bencana atau kejadian yang menyayat hati, tapi hanya gara-gara sepele, yaitu baliho atau benderanya dirusak atau disobek-sobek. Kayak Tukul Arwana aja tak sobek-sobek.

Entah itu bagian dari gimmick untuk menarik perhatian publik atau mungkin suasana hati mantan presiden tersebut lagi sensitif. Bahkan selama menjadi presiden sepuluh tahun, belum pernah meneteskan air mata, tapi setelah tidak menjadi presiden malah bisa meneteskan air mata di depan publik, dengan curhat khasnya.

Sang mantan Presiden merasa harga dirinya terinjak-injak atas perusakan baliho atau bendera partainya. Hatinya seperti tersayat sembilu.

Di hadapan para kader Demokrat mantan Presiden menceritakan atau berkeluh kesah terkait perusakan bendera atau baliho untuk menyambut kedatangannya. Para kader mendengarkan dengah penuh haru, ada yang duduk di kursi  dan ada yang duduk lesehan di karpet. Mereka khusuk mendengarkan cerita pilu dari mantan Presiden.

Suasana bertambah haru ketika sang istri ibu Ani juga menangis terisak-isak dan meneteskan air mata. Karena tidak kuasa mendengar cerita dari suami tercinta. Kader-pun mengambilkan tisu untuk ibu Ani supaya tetesan air mata tidak bertambah banyak.

Rupanya tangisan atau tetesan air mata dari mantan Presiden dan istrinya itu menular  kepada kader-kader Demokrat yang lain terutama petinggi-petingginya. Suasana bertambah haru menjadi seperti acara pengakuan dosa.

Ini bukan cerita sinetron atau drama, tapi ini fakta. Perusakan bendera atau baliho bisa berakhir kesedihan yang sungguh menyayat hati.

Menyayat bagi SBY tentunya. Yang lain sih biasa-biasa saja, bahkan mungkin lucu melihatnya.

***