Semua ketum partai atau tokoh-tokoh berharap ditunjuk Jokowi sebagai capres dan cawapres.
Jokowi menjelma dari seekor kucing menjadi seekor macan sekarang, dari walikota, gubenur hingga presiden dan merekrut musuhnya sendiri masuk kabinet, sosok Jokowi menjadi sangat menakutkan karena dari bukan siapa-siapa tapi bisa menyaingi musuh-musuh politiknya bahkan melampauinya.
Jokowi sekarang berusaha menjadi King Maker walau tanpa Partai tapi bisa jadi kingmaker sekelas Megawati dan Surya Paloh bahkan ketua Partai seperti Golkar, PKB, PAN, PPP bahkan Gerindra meminta komando dari Jokowi untuk ikut nyapres.
Jokowi sekarang berperan sebagai Penentu Capres & Cawapres. Kemungkinan besar Jokowi ingin menduetkan Pasangan Ganjar & Prabowo.
Dari kode-kodenya Jokowi yang sering bepergian bersama Prabowo dalam berbagai acara, puncaknya saat di Kebumen dalam acara Panen Raya, kelihatan jelas Jokowi menunjukan ke publik kalau 2 orang ini yang dia dukung.
Para ketum partai koalisi Jokowi tidak ada yang berani membantah atau melawan kecuali Surya Paloh yang mendukung Anies yang notabene simbol oposisi bahkan sampai sekarang masih berkonflik dengan Jokow.
Surya Paloh pun terlihat tidak berkutik dan terkesan terdiam setelah dicueki Jokowi. Jokowi yang bukan ketua umum partai dan bukan ketua Ormas tapi memiliki magnet dalam telunjuknya, seolah-olah orang yang ditunjuk Jokowi pasti akan menang dan melanjutkan pembangunan.
Semua ketum partai atau tokoh-tokoh berharap ditunjuk Jokowi sebagai capres dan cawapres.
Jokowi adalah kunci kemenangan pilpres 2024, siapa yang didukung Jokowi adalah pemenang pilpres 2024. Ini karena Jokowi memiliki image keberhasilan dalam pembangunan, Jokowi yang dekat dengan rakyat menjadi magnet yang tidak dimiliki banyak politisi dan kepuasan terhadap kinerja Jokowi di atas 70% menjadi modal yang sangat besar dalam pilpres 2024.
Di sini terlihat kekuatan dan ketergantungan para pentolan politik kepada Jokowi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews