Pertemuan Sherpa G20 Buktikan Keunggulan Indonesia Selenggarakan Event Internasional

Sherpa G20 di Jakarta, 7-8 Desember 2021 adalah awal dari rangkaian G20 2022. Indonesia menjadi presidensi G20 dan merupakan negara berkembang pertama yang dipercaya memegangnya.

Jumat, 10 Desember 2021 | 23:39 WIB
0
107
Pertemuan Sherpa G20 Buktikan Keunggulan Indonesia Selenggarakan Event Internasional
Bali (Foto: tempo.co)

Pertemuan Sherpa G20 telah diselenggarakan di Indonesia tanggal 7-8 Desember 2021. Keberhasilan penyelenggaraan Sherpa track adalah bukti bahwa Indonesia mampu menyelenggarakan event saat pandemi, tentu sesuai dengan protokol kesehatan.

Pemerintah Indonesia ditunjuk menjadi presidensi G20 sehingga acara ini akan diselenggarakan di negeri kita. Presidensi adalah sebuah kehormatan karena menunjukkan kecakapan Indonesia sebagai pemegang tanggung jawab. Untuk mengawali G20 maka akan dimulai dengan Sherpa track dan finance track.

Sherpa track diadakan di Jakarta tanggal 7-8 Desember 2021 di Jakarta. Pada acara ini diadakan secara hybird alias sebagian peserta datang langsung dan sebagian hanya bisa via online. Tidak semua negara peserta G20 datang karena alasan pandemi. Walau tidak semuanya datang tetapi tidak mengurangi kesuksesan acara.

Para pertemuan Sherpa track, Indonesia akan menyampaikan agenda prioritas yang menjadi fokus dalam Presidensi G20 Indonesia. Tema dari G20 nanti adalah “recover together, recover stronger”. Melalui tema ini, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Sherpa track adalah acara krusial karena menjadi pembuka dari kesuksesan G20 yang akan diselenggarakan di Indonesia tahun depan. Penyelenggaraan Sherpa G20 juga membuktikan bahwa Indonesia mampu menyelenggarakan acara sebesar G20, karena tidak semua negara dipercaya jadi pemegang presidensi.

Ketika Indonesia lancar menyelenggarkan Sherpa G20 maka juga membuktikan keunggulan pemerintah dalam menyelenggarakan sebuah event di masa pandemi. G20 amat penting dan tidak bisa ditunda, walau ada pandemi, karena menjadi ajang pemersatu negara-negara pesertanya, sehingga tercipta kolaborasi yang saling menguntungkan.

Sherpa G20 diadakan di Jakarta karena di ibu kota sudah relatif aman, yakni PPKM level 1 dan tidak lagi berstatus zona merah. Acara di masa pandemi sudah boleh dilakukan karena mayoritas sudah divaksinasi sehingga menimalisir resiko. Yakinlah bahwa vaksin akan melindungi semua peserta dan juga panitia.

Memang saat pandemi ada kekhawatiran tetapi bisa ditekan, karena ada protokol kesehatan yang ketat. Protokol wajib ditaati, tak hanya oleh peserta Sherpa G20 tetapi juga panitia acara. Semuanya wajib memakai masker secara full dan menjaga jarak, sehingga antar bangku peserta diberi sela agar tak berdempetan.

Semua orang yang hadir saat Sherpa G20 juga wajib untuk mencuci tangan dan memakai hand sanitizer. Sebelum didatangi oleh peserta, maka ruangan juga disterilkan terlebih dahulu. Mikrofon juga dilapisi agar tidak dihinggapi oleh droplet. Protokol ketat memang wajib dilakukan, agar semuanya sehat tanpa corona.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa peserta G20 mengunjungi pusat industri digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0), yang menjadi salah satu showcasing inisiatif konkret Indonesia dalam mendorong industri digital dan mewujudkan digitalisasi industri.
Dalam artian, negara lain yang menjadi peserta G20 akan melihat kemajuan Indonesia dalam bidang digital. Walau masih berstatus negara berkembang tetapi negeri kita sudah maju di era internet dan selalu mengikuti perkembangan teknologi.

Indonesia menerima tantangan untuk jadi presidensi G20 walau masih di masa pandemi karena mengingat pentingnya acara ini. Justru di era pandemi semua pihak wajib bekera sama untuk mengatasi efeknya, sehingga tercipta kolaborasi.

Sherpa G20 yang diadakan di Jakarta, 7-8 Desember 2021 adalah awal dari rangkaian acara G20 2022. Indonesia menjadi presidensi G20 dan merupakan negara berkembang pertama yang dipercaya memegangnya. Ketika Sherpa track sukses maka menunjukkan kepiawaian pemerintah Indonesia dalam mengadakan acara besar di masa pandemi.

 Yogi Permana, Penulis adalah pemerhati masalah internasional