Anies Benar, e-Budgeting Tidak Smart

Tapi ekspektasi Anies Baswedan terhadap sebuah sistem e-Budgeting perlu diapresiasi, apa lagi dia mau upgrade sistem yang ada sekarang ini agar lebih smart.

Sabtu, 2 November 2019 | 15:25 WIB
0
479
Anies Benar, e-Budgeting Tidak Smart
Anies Baswedan (Foto: beritagar.id)

Memang pemahaman tentang Smart atau tidaknya sebuah sistem, bagi setiap orang pasti berbeda. Ternyata sistem e-Budgeting Pemprov DKI menurut Anies memang digital, tapi tidak smart.

Tentunya Anies punya ekspektasi yang tinggi tentang makna 'smart' diatas. Menurutnya, sistem yang sudah di program harus mampu mendeteksi kesalahan input lebih awal, supaya tahu kalau data yang di input salah.

Kesalahan input itu direspon sistem melalui sebuah indikator, misalnya Redlight-nya menyala, atau bisa juga ada bentuk warning lain untuk mengindikasikan adanya kesalahan input.

Padahal menurut Ahok, sistem e-Budgeting tersebut secara otomatis akan menolak jika ada kesalahan input, karena sudah di input harga satuan barang kedalam sistem program, begitu harga yang dimasukkan tidak sesuai, maka otomatis akan ditolak. Sayangnya sistem yang Ahok bilang nolaknya gak pakai tangan, jadi gak ketahuan ditolaknya.

Inilah yang menjadi perdebatan, dimana smart tidaknya sistem e-Budgeting Pemprov DKI Jakarta. Kalau saya membayangkan agar sistem itu dinilai lebih smart lagi, begitu ada kesalahan input, maka sistem langsung 'tangkap tangan' yang melakukan kesalahan.

Tapi pada kenyataannya, sistem tersebut cuma diam saja tidak bergerak, meskipun terjadi kesalahan input. Sistem pura-pura gak tahu ketika terjadi kesalahan input, maka wajar kalau sistem tersebut dianggap Anies tidak smart.

Kalau kita analogikan dengan CCTV, seharusnya sebagai sebuah alat untuk merekam sebuah peristiwa, CCTV bisa bertindak lebih cerdas, bukan cuma merekam peristiwa, tapi bisa juga menangkap orang yang ada didalam rekamannnya, itu baru cerdas namanya.

Sudah tahu dalam rekamannnya ada orang yang sedang mencuri, tapi CCTV-nya diam aja kayak orang bego, ngapain kek, turun kek, Uber itu pencurinya, bukan cuma diam melongo aja. Jadi CCTV juga terkesan tidak smart ya.

Mestinya sistem e-Budgeting, ketika terjadi salah input kasih reaksi yang cerdas dong, supaya tidak dibilang tidak smart, salah satu reaksinya tangkap tangan yang salah meng-input datanya, atau sekalian aja ditampol, kan asyik jadi ketahuan siapa yang Salah meng-input datanya.

Itu ekspektasi saya terhadap kecerdasan sistem e-Budgeting. Jadi bukan cuma memberikan indikator lewat Redlight-nya, tapi juga ada reaksi secara fisik, supaya benar-benar smart dan tidak bodoh diam di tempat.

Tapi ekspektasi Anies Baswedan terhadap sebuah sistem e-Budgeting perlu diapresiasi, apa lagi dia mau upgrade sistem yang ada sekarang ini agar lebih smart. Saya sih berharap Anies mau menampung ide saya diatas, agar sistemnya lebih smart dan canggih, bahkan tidak dimiliki oleh negara lain.

***