Lagi, tidak ada habisnya jika kita membicara emak-emak¸yang satu ini. Dia adalah Ibu Tri Rismaharini, yang saat ini tengah menjabat Walikota dari Surabaya. Saya sedikit bosan namun ada rasa bangga yang hingga ketika mendengar nama beliau.
Meskipun saya bukan orang Surabaya ataupun tinggal disana, namun saya tetap merasa bangga. Karena beliau bisa mengharumkan nama Indonesia melalui prestasi yang diperolehnya, baik di kancah nasional maupun internasional.
Siang ini, saya membuka koran Harian Kompas di tengah kejenuhan yang menghinggapi kepala saya. Pada saat melihat koran tersebut yang menjadi headline pada edisi 10 Januari 2019, persis pada HUT ke-46 PDIP -partai yang menaungi Risma- adalah Penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 yang diselenggarakan oleh koran paling berpengaruh itu.
Pada foto headline tersebut, ada Ibu Tri Rismaharini, kemudian Kepala Dinas Kominfo Kota Semarang, Pak Nan Storada, dan yang terakhir Ibu Airin Rahmi Diany selaku. Masing-masing dari mereka dinyatakan oleh Kompas sebagai Kota Cerdas Indonesia tahun 2018, untuk Tri Rismaharini memperoleh juara 1, kemudian berurutan sesuai dengan nama yang sudah saya sebutkan tadi, untuk kategori Kota Metropolitan.
Untuk penilaian kota, IKCI dibagi ke dalam empat kategori, yaitu Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang, dan Kota Kecil dengan sistem penilaian skor 1 sampai 100. Pembagian kategori tersebut, dibagi berdasarkan jumlah penduduknya.
Kota Pahlawan (julukan Kota Surabaya), meraih juara pertama dengan raihan skor 67.03, disusul Kota Semarang dengan skor 63.69 dan selanjutnya Kota Tangerang Selatan dengan skor 61.68.
Sebelum menerima penghargaan tersebut, sebenarnya Ibu Tri Rismaharini sudah memperoleh berbagai macam penghargaan maupun undangan, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri.
Saya coba mencari penghargaan apa saja yang sudah pernah diperoleh Ibu Tri Rismahirini selaku Walikota Surabaya, maupun sebagai individu.
Penghargaan yang diperoleh Tri Rismaharini sebagai seorang wanita, diantaranya Masuk 10 Perempuan Inspiratif pada Majalah Forbes tahun 2013, kemudian pada tahun 2016 dia juga sempat masuk Ideal Mother Awards.
Selain kedua penghargaan tersebut, beliau juga sempat mendapatkan penghargaan dari Islamic Educational Scientific and Cultural Organization. Penghargaan ini diberikan kepada para perempuan yang dianggap mampu melakukan pemberdayaan teradap masyarakat.
Selain penghargaan, Ibu Risma (sapaan beliau) juga sempat mendapatkan undangan dari Pangerang Charles untuk berbicara mengenai pengelolaan sampah plastik pada Launch New Plastic Economy Innovation Prize. Selain itu beliau juga sempat mendapatkan undangan dari Mantan Walikota New York yang juga pendiri Media Internasional Bloomberg, Michael Blomberg untuk menghadiri acara Walikota Convenant.
Ternyata, belum usai prestasi yang sudah pernah beliau peroleh, masih ada penghargaan lain yang diraih oleh Ibu Tri Rismaharini selaku Walikota Surabaya di antaranya menjadikan Kota Surabaya sebagai kota terbaik se-Asia Pasifik.Pada tahun 2012, Ibu Tri Rismaharini yang menjabat sebagai Wakil Walikota Kota Surabaya sudah menghantarkan kota ini menjadi Kota Terbaik Se-Asia Pasifik versi Citynet pada tahun 2012, kemudian Penghargaan Kota Berkelanjutan ASEAN Enviromentally Award tahun 2012.
Penghargaan paling banyak diterima oleh beliau ialah pada tahun 2013 seperti penghargaan The Asian Townscape Award (ATA) tahun 2013 dengan kategori Taman Terbaik Se-Asia dari PBB untuk Taman Bungkul.
Meraih dua kategori penghargaan tingkat Asia Pasifik dalam Ajang FutureGov Award 2013, yaitu data cente melalui Data Center Pemerintah Kota Surabaya dan Data Inclusion melalui Broadband Learning Center (BLC) dengan menyingkirkan 800 kota di Asia Pasifik.
Sebentar, saya nyeruput kopi saya dulu untuk menjelaskan prestasi dari Ibu Tri Rismaharini karena saking banyaknya prestasi beliau ini.
Di tahun 2014, Tri Rismaharini, lagi-lagi mendapatkan penghargaan, kali ini mendapatkan penghargaan Mayor of the Month sebagai Walikota Terbaik ketiga pada bulan Februari 2014. Di tahun yang sama, beliau mendapatkan penghargaan Socrates Award kategori Future City dari European Business Assembly (EBA) pada April 2014.
Untuk tahun 2018 kemarin, tepatnya pada bulan Desember, emak-emak ini meraih penghargaan kembali. Kali ini mendapatkan penghargaan sebagai Kota Paling Populer versi Online dalam City Guangzhou Award tahun 2018. Kemudian yang baru saja dia peroleh di awal tahun ini, yaitu penghargaan Indeks Kota Cerdas Indonesia 2018 yang diberikan Kompas.
Mungkin masih ada lagi penghargaan yang diperoleh emak-emak ini, tapi entah tidak terpublikasi atau saya belum menemukannya. Ibu Tri Rismaharini ini Walikota yang maju pada pemilihan kepala daerah yang sejak awal memang merintis karir politiknya di PDI-P.
Saya sendiri bingung, bagaimana partai ini bisa membentuk pola pemikiran dan kerja dari kader-kadernya hingga mampu berprestasi seperti beliau. Untuk para pembaca, ada yang bisa bantu saya untuk memberikan jawaban, bagaimana sistem kaderisasi dari PDI-P hingga bisa menghasilkan kader-kader yang berkualitas?
***
Sumber:
https://www.idntimes.com/life/women/amp/ardiansyah-fajar/aku-perempuan-tri-rismaharini
https://m.jpnn.com/amp/news/8-prestasi-internasional-tri-rismaharini-memimpin-kota-surabaya
Harian Kompas Edisi 10 Januari 2019
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews