Pemilihan umum sudah semakin dekat. Pemilihan umum 2019 adalah yang pertama kali menggabungkan pemilihan presiden dan legislatif. Debat Capres pertama kemarin tanggal 17 Januari 2019 adalah salah satu yang ditunggu.
Bagi pemilih yang belum menentukan pilihan acara debat bisa jadi adalah cara untuk lebih banyak mendapatkan informasi tentang calon presiden dan wakil presiden. Ada yang mengatakan debat pertama ini kurang menarik dan ada juga yang mengatakan bahwa belum menyentuh esensi materi debat.
Bagi saya yang paling menarik perhatian adalah masalah inkonsistensi Prabowo terhadap beberapa isu dan rekam jejak yang tercatat dalam benak saya.
Korupsi
Pada sebuah kesempatan di Singapura Prabowo sempat mengatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah mencapai stadium empat. Mungkin yang dimaksud oleh beliau adalah korupsi di Indonesia sudah mirip kanker stadium empat yang menurut pengertian saya hampir tidak mungkin atau sulit sekali disembuhkan.
Di sisi lain Gerindra masih banyak mencalonkan caleg eks koruptor, yang memang belum dilarang secara hukum. Yang membuat saya tersentak adalah pernyataan ini
"Kalau kasus itu sudah melalui proses, dia sudah dihukum dan kalau memang hukum mengizinkan, kalau dia masih bisa dan rakyat menghendaki dia karena dia mempunyai kelebihan-kelebihan lain, mungkin korupsinya juga nggak seberapa, mungkin dia...," kata Prabowo menjawab pernyataan Jokowi soal eks napi koruptor yang jadi caleg Gerindra.
Dalam berita yang sama Waketum Gerindra Sufmi Dasco mencoba menjelaskan bahwa "Maksud Pak Prabowo itu yang tak seberapa itu orang. Orang yang dicalonkan di Gerindra, itu kan nggak seberapa," katanya. Detik.com
Pak Prabowo, buat saya dan saya yakin sebagian besar rakyat, korupsi Satu Rupiah saja sudah menusuk hati rakyat. Rakyat pembayar pajak yang seharusnya digunakan untuk membangun Indonesia.
Eks koruptor bisa saja ada yang sudah tobat. Namun ada suatu cerita bahwa bagi maling kecil, masuk ke penjara adalah bagai ke sekolah lanjutan. Belajar dari maling senior tentang cara mencuri yang lebih canggih.
Apakah ini tidak terjadi pada koruptor?
Pajak
Pada saat kampanye ada ucapan bahwa Prabowo Sandi akan menurunkan tarif pajak penghasilan. Namun pada saat debat Prabowo mengatakan bahwa akan meningkatkan rasio pajak menjadi 16% dari yang sekarang sekitar 11%.
Pajak adalah sesuatu yang kalau bisa tidak dibayar. Mungkin sebagian besar orang di dunia tidak ada yang suka membayar pajak. Peningkatan rasio pajak bisa dilakukan dengan peningkatan tarif pajak atau perluasan dan penambahan objek pajak.
Jika tarif pajak diturunkan tidak menjamin bahwa kepatuhan pajak akan meningkat. Penurunan tarif pajak UMKM beromzet sampai dengan 4,8 miliar Rupiah dari 1% dari omzet kotor menjadi 0,5% tidak serta merta menaikkan jumlah UMKM yang membayar pajak.
Apakah dua hal ini bisa disebut konsisten?
Rekam Jejak
Mengutip Merdeka.com Sandiaga Uno pada saat kampanye untuk Pilkada DKI mengatakan "Selama ini, modal selalu menjadi momok. Kami bisa berikan 15, 20, sampai 300 juta bagi mereka," sesumbar Sandi
"OK OCE itu akan membidik setiap kecamatan bagi pelaku ekonomi baru. Jadi semua punya usaha pelatihan pendampingan modal. UKM juga akan diberikan modal sampai Rp 300 juta," kata Sandi saat kampanye ke wilayah, Bangka, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (12/12/2016).
Tetapi pada kenyataannya modal tidak diberikan namun hanya dibantu untuk menghubungkan dengan Bank atau lembaga yang bisa memberi pinjaman.
Sandi pada saat dikonfirmasi media mengatakan "Kasihan kalau teman-teman (media) memberitakannya salah. Lihat saja dari awal sekali memang kami enggak pernah ada berjanji memberikan modal (untuk OK OCE)," ujar Sandiaga di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/12/2017).
"Kami dari awal sekali, awal sekali, menyatakan bahwa Pemprov tidak akan memberikan permodalan. Gerakan OK OCE tidak akan memberikan permodalan, tetapi akan memfasilitasi dengan bekerja sama dengan lembaga pembiayaan," katanya.
Inkonsisten!
Suatu sikap yang menyalahkan media, sama dengan Prabowo yang menyalahkan media atas liputan reuni 212.
Salam,
Hanya Sekadar Berbagi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews