Inkonsistensi Capres Dalam Debat Pertama

Minggu, 20 Januari 2019 | 07:05 WIB
2
446
Inkonsistensi Capres Dalam Debat Pertama
Persiapan debat capres (Foto: Tempo.co)

Pemilihan umum sudah semakin dekat. Pemilihan umum 2019 adalah yang pertama kali menggabungkan pemilihan presiden dan legislatif. Debat Capres pertama kemarin tanggal 17 Januari 2019 adalah salah satu yang ditunggu.

Bagi pemilih yang belum menentukan pilihan acara debat bisa jadi adalah cara untuk lebih banyak mendapatkan informasi tentang calon presiden dan wakil presiden. Ada yang mengatakan debat pertama ini kurang menarik dan ada juga yang mengatakan bahwa belum menyentuh esensi materi debat.

Bagi saya yang paling menarik perhatian adalah masalah inkonsistensi Prabowo terhadap beberapa isu dan rekam jejak yang tercatat dalam benak saya.

Korupsi

Pada sebuah kesempatan di Singapura Prabowo sempat mengatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah mencapai stadium empat. Mungkin yang dimaksud oleh beliau adalah korupsi di Indonesia sudah mirip kanker stadium empat yang menurut pengertian saya hampir tidak mungkin atau sulit sekali disembuhkan.

Di sisi lain Gerindra masih banyak mencalonkan caleg eks koruptor, yang memang belum dilarang secara hukum. Yang membuat saya tersentak adalah pernyataan ini

"Kalau kasus itu sudah melalui proses, dia sudah dihukum dan kalau memang hukum mengizinkan, kalau dia masih bisa dan rakyat menghendaki dia karena dia mempunyai kelebihan-kelebihan lain, mungkin korupsinya juga nggak seberapa, mungkin dia...," kata Prabowo menjawab pernyataan Jokowi soal eks napi koruptor yang jadi caleg Gerindra.

Dalam berita yang sama Waketum Gerindra Sufmi Dasco mencoba menjelaskan bahwa "Maksud Pak Prabowo itu yang tak seberapa itu orang. Orang yang dicalonkan di Gerindra, itu kan nggak seberapa," katanya. Detik.com

Pak Prabowo, buat saya dan saya yakin sebagian besar rakyat, korupsi Satu Rupiah saja sudah menusuk hati rakyat. Rakyat pembayar pajak yang seharusnya digunakan untuk membangun Indonesia.

Eks koruptor bisa saja ada yang sudah tobat. Namun ada suatu cerita bahwa bagi maling kecil, masuk ke penjara adalah bagai ke sekolah lanjutan. Belajar dari maling senior tentang cara mencuri yang lebih canggih.

Apakah ini tidak terjadi pada koruptor?

Pajak

Pada saat kampanye ada ucapan bahwa Prabowo Sandi akan menurunkan tarif pajak penghasilan. Namun pada saat debat Prabowo mengatakan bahwa akan meningkatkan rasio pajak menjadi 16% dari yang sekarang sekitar 11%.

Pajak adalah sesuatu yang kalau bisa tidak dibayar. Mungkin sebagian besar orang di dunia tidak ada yang suka membayar pajak. Peningkatan rasio pajak bisa dilakukan dengan peningkatan tarif pajak atau perluasan dan penambahan objek pajak.

Jika tarif pajak diturunkan tidak menjamin bahwa kepatuhan pajak akan meningkat. Penurunan tarif pajak UMKM beromzet sampai dengan 4,8 miliar Rupiah dari 1% dari omzet kotor menjadi 0,5% tidak serta merta menaikkan jumlah UMKM yang membayar pajak.

Apakah dua hal ini bisa disebut konsisten?

Rekam Jejak

Mengutip Merdeka.com Sandiaga Uno pada saat kampanye untuk Pilkada DKI mengatakan "Selama ini, modal selalu menjadi momok. Kami bisa berikan 15, 20, sampai 300 juta bagi mereka," sesumbar Sandi

"OK OCE itu akan membidik setiap kecamatan bagi pelaku ekonomi baru. Jadi semua punya usaha pelatihan pendampingan modal. UKM juga akan diberikan modal sampai Rp 300 juta," kata Sandi saat kampanye ke wilayah, Bangka, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (12/12/2016).

Tetapi pada kenyataannya modal tidak diberikan namun hanya dibantu untuk menghubungkan dengan Bank atau lembaga yang bisa memberi pinjaman.

Sandi pada saat dikonfirmasi media mengatakan "Kasihan kalau teman-teman (media) memberitakannya salah. Lihat saja dari awal sekali memang kami enggak pernah ada berjanji memberikan modal (untuk OK OCE)," ujar Sandiaga di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/12/2017).

"Kami dari awal sekali, awal sekali, menyatakan bahwa Pemprov tidak akan memberikan permodalan. Gerakan OK OCE tidak akan memberikan permodalan, tetapi akan memfasilitasi dengan bekerja sama dengan lembaga pembiayaan," katanya.

Inkonsisten!

Suatu sikap yang menyalahkan media, sama dengan Prabowo yang menyalahkan media atas liputan reuni 212.

Salam,

Hanya Sekadar Berbagi.

***