Semarang, 12 Oktober 2024 – Pertemuan antara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi, dengan jajaran pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah memperlihatkan adanya kesamaan visi antara kedua pihak dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Jawa Tengah. Meskipun PGRI belum secara terbuka menyatakan dukungan kepada pasangan ini, pertemuan tersebut memperlihatkan bahwa visi dan misi Andika-Hendi dalam memprioritaskan pendidikan sejalan dengan agenda utama PGRI.
Andika Perkasa dalam pertemuan ini menyoroti pentingnya pendidikan sebagai salah satu tantangan besar di Jawa Tengah. Pengalamannya bertugas di berbagai daerah di luar Pulau Jawa mengajarkan bahwa pendidikan di banyak wilayah masih tertinggal. “Pendidikan adalah fondasi penting untuk membangun masyarakat yang maju. Kami berharap dapat menerima masukan dari PGRI untuk bersama-sama meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di Jawa Tengah,” ujar Andika.
Hendrar Prihadi, yang akrab disapa Hendi, menekankan bahwa pendidikan merupakan dasar kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah, dan visi-misi Andika-Hendi memberikan prioritas tinggi pada sektor ini. "Kami ingin menyerap aspirasi dari PGRI, karena anggotanya yang sangat banyak memiliki pengalaman yang bisa memperkaya kebijakan pendidikan kami," ungkap Hendi. Ia juga menekankan bahwa salah satu keunggulan Andika sebagai calon pemimpin adalah keterbukaannya terhadap masukan dari berbagai pihak.
Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr. Muhdi, S.H., M.Hum., dalam pertemuan tersebut menjelaskan bahwa PGRI Jawa Tengah adalah organisasi yang mandiri dan berdedikasi penuh dalam memperjuangkan nasib para guru. “Kami adalah PGRI yang paling mandiri karena tidak pernah bergantung pada bantuan pemerintah. Setiap guru yang memiliki masalah akan kami bela, dan kami berharap pasangan Andika-Hendi dapat memprioritaskan pendidikan serta melindungi guru,” jelasnya.
Dr. Muhdi juga memuji kepemimpinan Hendi saat menjadi Wali Kota Semarang, di mana tidak ada kasus hukum yang melibatkan guru yang sampai ke pengadilan. “Selama Pak Hendi menjabat, guru di Semarang tidak pernah sampai berurusan dengan hukum. Pemimpin seperti inilah yang kami butuhkan untuk Jawa Tengah,” ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa PGRI mengakui kepemimpinan Hendi yang peduli terhadap guru dan pendidikan, meskipun belum secara resmi menyatakan dukungan kepada paslon Andika-Hendi.
Menanggapi aspirasi PGRI, Andika Perkasa berjanji untuk memaksimalkan anggaran pendidikan meskipun kenaikan anggaran mungkin terbatas. “Pengalaman saya sebagai Panglima TNI mengajarkan bahwa dengan strategi yang tepat, anggaran yang terbatas pun bisa menghasilkan hasil yang maksimal,” ujar Andika. Dia berkomitmen untuk mengelola anggaran pendidikan dengan kreatif dan inovatif agar bisa memberikan dampak positif bagi pendidikan di Jawa Tengah.
Pertemuan ini menegaskan adanya kesamaan visi antara Andika-Hendi dan PGRI dalam memajukan dunia pendidikan. Meskipun PGRI belum menyatakan dukungannya secara resmi, keselarasan visi ini menciptakan potensi kolaborasi yang erat di masa depan untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Jawa Tengah.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews