Dengan adanya Noel yang berani membela Munarman, justru menjadikan sekelompok pembela Jokowi seperti Joman ditendang secara mentah-mentah dari sekutu mereka.
Usai menikmati siomay di depan Perpustakaan Nasional, saya mendengar suara nyaring dari arah barat. Setelah tanya ke Kang siomay dan polisi di sekitar suara itu, jawabannya tak memuaskan karena mereka cenderung tidak tahu latar belakang kerumunan tersebut.
Kata polisi, "ke sana saja, Mas. Gak papa". Setelah mendekat, ternyata mereka sedang demonstrasi di depan gedung BUMN. Banyak mobil ditempeli gambar Immanuel dan bertuliskan Joman. Saya mengira itu Jokowi Mania. Mukanya pun tak asing dan setelah saya cari informasi, dia memang Noel, ketua Joman. Tapi singkatan Joman di mobil justru mengatakan Jongos Munarman.
Mereka yang berdiri di depan gedung BUMN menamakan demonstrasi itu sebagai Demo Merah Putih. Mayoritas peserta memang memakai pakaian berwarna merah dan putih.
Saya tanya ke dua peserta demo mengenai tujuan dan tuntutan demonstrasi tersebut. Mereka menjawabnya dengan keras agar bisa melawan suara utama dari Toa di atas mobil. "Kami sedang menuntut Pak Erick untuk segera memecat Noel (Immanuel E.) dari BUMN. Noel telah membela teroris Munarman. Dan BUMN, harus bersih dari segala yang berbau teroris"
Saya sedikit menghindar dari kerumunan dan mencari informasi mengenai Noel. Saya temukan banyak berita dari berbagai situs media. Nyatanya benar, bahwa Noel menjadi saksi dalam persidangan kasus Munarman.
Noel mengatakan bahwa Munarman bukanlah teroris, tapi aktivis. Sekonyong-konyong hal ini menjadi viral di kalangan pecinta Jokowi. Terlebih buzzer seperti Denny Siregar yang menyerangnya dengan mengatakan Jongos Munarman.
Noel yang sedari awal tidak terima atas cuitan Densi itu akhirnya melaporkan Densi ke polisi. Namun polisi menolak laporan itu. Tetapi kata Noel, laporan itu hanya sedang dialihkan saja.
Agak ambigu sebenarnya jika kita kaitkan dengan massa Jokowi yang biasanya lurus tentram dengan Buzzernya. Tapi dengan adanya Noel yang berani membela Munarman, justru menjadikan sekelompok pembela Jokowi seperti Joman ditendang secara mentah-mentah dari sekutu mereka.
Seorang youtuber yang juga menjadi ahli hukum, Refly Harun, juga ikut meramaikan media. Refly mengatakan bahwa Jokowi sedang dikelilingi oleh orang-orang yang cenderung Islamophobia. Dan hanya sedikit saja dari mereka yang berani untuk menentang Islamophobia seperti Noel.
Tak hanya sampai di situ, bahkan Refly pun mempunyai pendapat yang sama seperti Noel bahwa Munarman itu bukanlah teroris.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews