PPKM Level 3 Saat Libur Nataru demi Cegah Lonjakan Kasus Corona

Pemerintah memberlakukan PPKM level 3 dengan ketat supaya tidak ada lonjakan pasien Corona dan memusingkan para nakes.

Selasa, 30 November 2021 | 22:44 WIB
0
115
PPKM Level 3 Saat Libur Nataru demi Cegah Lonjakan Kasus Corona
PPKM (Foto: bisnis.com)

Saat libur Nataru (natal dan tahun baru) seluruh daerah di Indonesia terkena PPKM level 3. Hal ini diberlakukan untuk mencegah lonjakan kasus Corona, sehingga masyarakat diharapkan mampu menaati kebijakan tersebut.

Jelang bulan desember, pemerintah menyiapkan berbagai strategi untuk mencegah lonjakan kasus Corona. Salah satunya adalah dengan menerapkan PPKM level 3, tak hanya di DKI Jakarta tapi juga di seluruh wilayah Indonesia, dan berlaku mulai tanggal 24 desember hingga 2 januari 2021. PPKM diberlakukan dengan ketat untuk mencegah penularan Corona.

PPKM level 3 kembali diberlakukan karena pemerintah berkaca dari kejadian akhir tahun lalu. Saat lubur Nataru 2020, terjadi lonjakan kunjungan di banyak tempat wisata, sehingga menyebabkan serangan Corona gelombang 2. Jangan sampai pasca libur Nataru ada serangan Corona gelombang ketiga dan menaikkan jumlah pasien, karena saat ini sudah stabil (hanya 500-an pasien per hari).

Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University menyatakan bahwa PPKM level 3 saat libur Nataru memang efektif dalam menurunkan level penularan Corona. Akan tetapi hal itu hanya berlangsung sementara (karena berlaku 1 minggu saja). Akan lebih efektif untuk menerapkan 3T (tracing, treatment, and tracking) dan prokes 5M.

Dalam artian, memang PPKM level 3 bisa diprediksi mengurangi kenaikan pasien Corona, karena mobilitas dibatasi (meski tidak ada penyekatan) dan jumlah orang yang boleh masuk ke restoran dan tempat umum lain hanya 50%. Akan tetapi memang lebih baik mengambil tindakan nyata dengan menekankan 3T dan prokes 5M.

Program 3T sangat penting untuk mencegah penularan Corona dalam jangka panjang, karena selain ada pengobatan (treatment) juga ada tracing dan tracking. Dalam artian, jika ada tracing maka bisa diketahui siapa saja yang berstatus OTG saat ada pengetesan rapid secara acak, karena banyak yang kena Corona ringan tetapi tidak menyadarinya.

Kemudian, tracking juga penting untuk menelusuri siapa yang berkontak dengan OTG lalu ia dites juga. Sehingga tidak akan ada rantai penyebaran Corona yang mengerikan. OTG yang dites oleh tim satgas penanganan covid juga harus jujur, menjawab berkontak dengan siapa saja, sehingga prosesnya makin cepat.

Prokes 5M juga wajib dilaksanakan dengan ketat. Jika semua orang disiplin dalam menaati aturan PPKM level 3 dan tidak nekat bepergian, serta menaati prokes, maka jumlah pasien Corona tidak akan melonjak drastis. Selalu pakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.

Jangan mentang-mentang libur Nataru lalu dilarang keluar kota, kemudian seenaknya menggelar acara kumpul-kumpul di rumah, karena sama saja membuat kerumunan denga sengaja. Kita tidak tahu siapa di antara kawan itu yang berstatus OTG. Jadi daripada ketularan, lebih baik jangan berkumpul dulu, lagipula untuk kontak bisa via video call atau chatting.

Selalu pakai masker saat keluar rumah, meski hanya ke minimarket depan perumahan. Kaita bahkan disarankan untuk mengenakan masker ganda (masker kain dan disposable) untuk memperkuat filtrasi, karena Corona varian delta bisa menular hanya dengan berpapasan dengan OTG. Jika semua tertib maka libur Nataru akan aman.

Pemerintah memberlakukan PPKM level 3 dengan ketat supaya tidak ada lonjakan pasien Corona dan memusingkan para nakes. Jangan mau diajak pelesir jauh-jauh, karena sudah ada larangannya. Lagipula apakah Anda mau ketularan Corona di dalam perjalanan? Lebih baik anteng berlibur walau di rumah saja, daripada nekat berwisata lalu tertular virus covid-19.

Novi Trisnawati, Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia