Saat libur Nataru (natal dan tahun baru) seluruh daerah di Indonesia terkena PPKM level 3. Hal ini diberlakukan untuk mencegah lonjakan kasus Corona, sehingga masyarakat diharapkan mampu menaati kebijakan tersebut.
Jelang bulan desember, pemerintah menyiapkan berbagai strategi untuk mencegah lonjakan kasus Corona. Salah satunya adalah dengan menerapkan PPKM level 3, tak hanya di DKI Jakarta tapi juga di seluruh wilayah Indonesia, dan berlaku mulai tanggal 24 desember hingga 2 januari 2021. PPKM diberlakukan dengan ketat untuk mencegah penularan Corona.
PPKM level 3 kembali diberlakukan karena pemerintah berkaca dari kejadian akhir tahun lalu. Saat lubur Nataru 2020, terjadi lonjakan kunjungan di banyak tempat wisata, sehingga menyebabkan serangan Corona gelombang 2. Jangan sampai pasca libur Nataru ada serangan Corona gelombang ketiga dan menaikkan jumlah pasien, karena saat ini sudah stabil (hanya 500-an pasien per hari).
Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University menyatakan bahwa PPKM level 3 saat libur Nataru memang efektif dalam menurunkan level penularan Corona. Akan tetapi hal itu hanya berlangsung sementara (karena berlaku 1 minggu saja). Akan lebih efektif untuk menerapkan 3T (tracing, treatment, and tracking) dan prokes 5M.
Dalam artian, memang PPKM level 3 bisa diprediksi mengurangi kenaikan pasien Corona, karena mobilitas dibatasi (meski tidak ada penyekatan) dan jumlah orang yang boleh masuk ke restoran dan tempat umum lain hanya 50%. Akan tetapi memang lebih baik mengambil tindakan nyata dengan menekankan 3T dan prokes 5M.
Program 3T sangat penting untuk mencegah penularan Corona dalam jangka panjang, karena selain ada pengobatan (treatment) juga ada tracing dan tracking. Dalam artian, jika ada tracing maka bisa diketahui siapa saja yang berstatus OTG saat ada pengetesan rapid secara acak, karena banyak yang kena Corona ringan tetapi tidak menyadarinya.
Kemudian, tracking juga penting untuk menelusuri siapa yang berkontak dengan OTG lalu ia dites juga. Sehingga tidak akan ada rantai penyebaran Corona yang mengerikan. OTG yang dites oleh tim satgas penanganan covid juga harus jujur, menjawab berkontak dengan siapa saja, sehingga prosesnya makin cepat.
Prokes 5M juga wajib dilaksanakan dengan ketat. Jika semua orang disiplin dalam menaati aturan PPKM level 3 dan tidak nekat bepergian, serta menaati prokes, maka jumlah pasien Corona tidak akan melonjak drastis. Selalu pakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.
Jangan mentang-mentang libur Nataru lalu dilarang keluar kota, kemudian seenaknya menggelar acara kumpul-kumpul di rumah, karena sama saja membuat kerumunan denga sengaja. Kita tidak tahu siapa di antara kawan itu yang berstatus OTG. Jadi daripada ketularan, lebih baik jangan berkumpul dulu, lagipula untuk kontak bisa via video call atau chatting.
Selalu pakai masker saat keluar rumah, meski hanya ke minimarket depan perumahan. Kaita bahkan disarankan untuk mengenakan masker ganda (masker kain dan disposable) untuk memperkuat filtrasi, karena Corona varian delta bisa menular hanya dengan berpapasan dengan OTG. Jika semua tertib maka libur Nataru akan aman.
Pemerintah memberlakukan PPKM level 3 dengan ketat supaya tidak ada lonjakan pasien Corona dan memusingkan para nakes. Jangan mau diajak pelesir jauh-jauh, karena sudah ada larangannya. Lagipula apakah Anda mau ketularan Corona di dalam perjalanan? Lebih baik anteng berlibur walau di rumah saja, daripada nekat berwisata lalu tertular virus covid-19.
Novi Trisnawati, Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews