Prabowo Suka Gebrak Meja, Pendukungnya Suka Bersikap Anarkis

Kubu 01 mengedepankan kampanye damai. Tidak melakukan kekerasan maupun penghadangan seperti yang dialami oleh KH Ma’ruf Amin.

Jumat, 12 April 2019 | 16:52 WIB
0
430
Prabowo Suka Gebrak Meja, Pendukungnya Suka Bersikap Anarkis
Prabowo Subianto (Foto: Tribunnews.com)

Tidak sekali Prabowo menunjukkan sifat temperamentalnya dengan berteriak maupun menggebrak meja. Hal ini mungkin juga tak jauh dari apa yang ditunjukkan oleh para pendukungnya, yaitu dengan melakukan pengeroyokan kepada salah seorang warga setelah berkampanye.

Peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi di Jl. Jogja KM 11 di depan SD Krendetan, Kecamatan Bagelen pada 2 April 2019. Seorang warga menjadi korban pemukulan hingga mengalami luka – luka dan harus mendapatkan pertolongan medis di Rumah Sakit.

Adalah Yuli Wijaya (28) selaku korban pengeroyokan yang dilakukan oleh massa yang beratribut Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) yang sedang dalam perjalanan dari kampanye terbuka Prabowo – Sandiaga di Purworejo.

Yuli menjelaskan bahwa saat itu ia tengah mengatur lalu lintas karena di lokasi tersebut digunakan sebagai jalur keluar masuk kendaraan proyek pertambangan batu andesit. Korban yang kebetulan mengengakan kaos bergambar capres Jokowi itu tiba – tiba dihampiri oleh rombongan beratribut GPK yang melintas. 

“Itu konvoi, terus yang depan tiba – tiba balik nyamperin saya dan yang lain ikut mendekat terus memaksa saya melepas baju gambar Jokowi,” Kata Yuli.
Belum sempat melepas kaos bergambar Jokowi tersebut, tiba – tiba para pelaku langsung mengeroyoknya. Korban pun tak bisa melawan dan hanya pasrah tak berdaya.

“Mau tak lepas sudah nggak sempet, mereka sudah mukul keroyokan. Pakai baju ijo loreng ada tulisannya GPK. Mau melawan nggak bisa, mereka mukul dari depan, samping, belakang. Teman saya yang lain coba menghalang – halangi dan kena pukul juga,” terangnya.

Beberapa sepeda motor yang tak jauh dari lokasi juga dirusak. Beberapa warga lain yang saat itu berada di lokasi juga terkena amukan massa, sebelum akhirnya rombongan melanjutkan perjalanan ke arah Yogyakarta.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan perhatian khusus Presiden Jokowi pada peristiwa pengeroyokan tersebut. Dirinya mengaku ditanya langsung oleh Presiden Jokowi saat mendampingi kampanye terbuka di sejumlah wilayah di Jawa Tengah.
“Pak Presiden tanya langsung sama saya. Beliau bertanya piye bocah kae? Saya jawab, saya mau nengok langsung Pak. Kemarin beliau mengatakan juga telah mengirim utusan,” tutur Ganjar.

“Kampanye yo kampanye, tapi ojo jotos – jotosan. Pak Jokowi berharap agar yang ini tidak terulang. Kemarin yang di Solo kejadian, yang di Purworejo juga kejadian. Ya kampanye mesti damai, jangan adu otot, adu kecerdasan saja, adu program saja,” tuturnya.

Selain itu, Ganjar juga menyampaikan pesan Jokowi, agar masyarakat jangan ada yang memprovokasi dan jangan sampai terprovoasi karena kejadian ini. Meskipun ada pihak – pihak bertanggung jawab yang mencoba mengusik ketentraman Jawa Tengah.

“Jangan ada yang kepancing, karena suaranya mau ada balasan. Jangan. Jangan dibalas. Dan Kejadian Solo maupun Purworejo jangan sampau terulang. Kan dulu di jalan Magelang kan terjadi, juga di temanggung juga terjadi. Saya berharap kejadian seperti ini tidak terjadi,” ujarnya.

Hingga kini Yuli masih trauma akibat pengeroyokan tersebut. Ia merasa khawatir keluar rumah. Dirinya juga tidak menyangka akan menjadi korban pengeroyokan hanya karena mengenakan kaos bergambar idolanya. Akibat pemukulan tersebut ia mendapatkan 7 jahitan dan luka lebam di mata.

Peristiwa pengeroyokan tersebut juga disayangkan oleh Wakil Direktur Kampanye TKN Jokowi – Ma’ruf Amin, Daniel Johan. Beliau menyayangkan massa kampanye paslon 02 di Purworejo terlibat pengeroyokan terhadap seorang warga hanya gara – gara gambar kaos. Dirinya berharap agar pendukung antar paslon bisa saling menghargai.

“Kami sangat menyayangkan terjadinya penganiayaan tersebut dan perlu dilakukan cross check kejadian ini lebih dalam, kita harap semua pendukung bisa saling menghargai dan menjaga suasana agar pesta demokrasi tidak tercoreng oleh tindakan anarki, karena kekerasan justru akan merugikan capres yang didukung,” turut Daniel.

Dia mengatakan bahwa segala tindak kekerasan terhadap warga tidaklah dibenarkan. Kubu 01, kata dia, selalu mengedepankan kampanye damai. Tidak melakukan kekerasan maupun penghadangan seperti yang dialami oleh KH Ma’ruf Amin.

“Bila terjadi pelanggaran hukum, kita serahkan kepada pihak berwenang untuk diambil tindakan sesuai hukum dan peraturan secara tegas,” imbuh Daniel.

***