Kepergian Prabowo ke Luar Negeri, Persiapan Melarikan Diri?

Tak bisa dielakkan, realitas kerusuhan aksi 22 Mei dan sejumlah tokoh elit kubu Prabowo yang diseret ke proses hukum mau tak mau berimbas pada citra sosok Prabowo sendiri.

Sabtu, 1 Juni 2019 | 13:37 WIB
0
1004
Kepergian Prabowo ke Luar Negeri, Persiapan Melarikan Diri?
Prabowo di luar negeri (Foto: Suara.com)

Usai kerusuhan 22 Mei 2019 lalu, Prabowo pergi ke luar negeri. Sampai hari ini belum pulang. Lho, apa hubungan kerusuhan dengan pergi ke luar negeri?

Kalau ditarik-tarik tentu ada hubungan. Aksi 22 Mei yang berkahir ricuh dan memakan korban jiwa dan luka-luka  itu  ada kaitannya dengan rangkaian aksi ketidakpuasan kubu Prabowo/Sandi. Kalaupun kemudian terjadi kerusuhan, dan kubu Prabowo sah-sah saja membantah hal itu bukan bagian dari perbuatan mereka.

Sejatinya, tidak ada orang yang mau menerima bila dituduh bertanggungjawab pada kejadian yang berpotensi menyeret dirinya menjadi terhukum di penjara, bukan?

Namun sejumlah fakta hukum satu demi satu mulai terungkap bahwa para pelaku kerusuhan dan bahkan adanya rencana pembunuhan keji terhadap empat tokoh nasional dari pemerintahan dan kubu Jokowi--merupakan orang-orang pendukung Prabowo/Sandi. Sebut saja nama Kivlan Zen dan Eggi Sudjana. Mereka merupakan para tokoh yang dekat dengan Prabowo selama masa Pilpres 2019 lalu.

Baca Juga: Klaim Kemenangan 62% dan 54%, gagal memenangkan Prabowo-Sandiaga

Bila disimak lebih mendalam, aksi kerusuhan itu bukan semata para kaum akar rumput pendukung Prabowo, melainkan para elit politik kubunya yang selama ini “rajin” mengeluarkan berbagai pernyataan memancing emosi publiknya untuk bertindak inkonstitusional.

Lalu, usai aksi 22 Mei kenapa Prabowo ke luar negeri? Apakah dia bersiap-siap kabur dari tanggungjawab hukum karena merasa menjadi bagian penting dari segala aksi kerusuhan itu, dan takut ditangkap seperti beberapa pendukungnya yang sudah diseret kedalam proses hukum? Kalau  hanya menduga-duga, boleh ndak?

Boleh lah, sama kawan ini. Tapi jangan menuduh, ya. Itu tidak baik. Untuk menuduh Prabowo sebagai dalang kerusuhan aksi 22 Mei itu sangat tidak bijak. Hukum memiliki mekanisme tersendiri yang tidak didasarkan opini dari peristiwa yang tampak dari luar, melainkan berdasarkan bukti sahih dan para saksi yang sah secara aturan hukum. 

Tak bisa dielakkan, realitas kerusuhan aksi 22 Mei dan sejumlah tokoh elit kubu Prabowo yang diseret ke proses hukum mau tak mau berimbas pada citra sosok Prabowo sendiri.

Publik bisa saja menduga bahwa Prabowo yang merencanakan semua itu.

Citra yang muncul itu buruk, bisa mendegradasi sosok politis Prabowo dimata publik luas, baik pendukungnya maupun bukan. Setidaknya citra itu lekat sampai saat ini. Sampai semua bukti hukum dan proses pengadilan para pendukungnya kelak bisa menjelaskan Prabowo tidak terkait atau terkait.

Kalau ternyata Prabowo terbukti secara hukum menjadi dalang dibalik aksi kerusuhan 22 Mei dan rencana pembunuhan empat tokoh, maka dia layak diproses hukum. Namun bila tidak terbukti, maka Prabowo bisa tenang dan bebas jalan-jalan ke luar negeri di manapun tempatnya di belahan bumi ini. Bahkan ke planet Bekasi pun boleeh!

***