Jakarta - Upaya menghadirkan pendidikan yang layak dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat kini makin nyata melalui pelaksanaan program Sekolah Rakyat.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung kegiatan Sekolah Rakyat jenjang SMA di Balai Pengembangan Kompe-tensi Aparatur Sipil Negara (BPKASN), Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri.
Program ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Kediri. Sekolah Rakyat (SR) ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin yang termasuk dalam kategori Desil 1 dan Desil 2 berdasarkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Di lokasi eks BPKASN Ke-diri, sebanyak 100 siswa terdiri dari 40 laki-laki dan 60 perempuan mengikuti pembelajaran dalam sistem boarding school.
"Bukan hanya tentang 100 anak, tapi tentang sebuah harapan besar bahwa setiap orang, tanpa memandang latar belakang, memiliki hak atas masa depan," kata Gubernur Khofifah.
Ia menegaskan bahwa keberadaan Sekolah Rakyat merupakan bukti nyata hadirnya negara bagi mereka yang selama ini menghadapi keterbatasan dalam memperoleh pendidikan berkualitas.
Fasilitas yang tersedia di SR BPKASN Kediri terbilang lengkap dan modern. Empat ruang kelas yang tersedia mampu menampung hingga 25 siswa per ruangan dan telah dilengkapi dengan pendingin udara. Selain itu, fasilitas lain seperti asrama yang nyaman, perpustakaan, aula luas, area olahraga, serta sistem pengawasan CCTV selama 24 jam ju-ga telah disiapkan.
“Teman-teman bisa lihat sendiri, kamarnya sudah ber-AC, bahkan kamar mandinya mungkin lebih bagus dari milik saya,” ujar Khofifah.
Khofifah juga mengusulkan penambahan program pembelajaran baha-sa Inggris kepada Bupati Kediri.
"Contohnya, pada hari Senin, Rabu, dan Jumat diwajibkan menggunakan bahasa Inggris. Dalam enam bulan saja mereka sudah bisa fasih,” tuturnya.
Kurikulum yang diterapkan pun menggabungkan aspek akademik, pen-guatan karakter, nasionalisme, literasi digital, dan kecakapan hidup.
"Saya percaya Sekolah Rakyat akan mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tapi juga tangguh dan memiliki jati diri. Mereka akan men-jadi penggerak perubahan yang membawa harapan baru," ujar Khofifah.
Dukungan terhadap Sekolah Rakyat juga datang dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Saat meninjau Sekolah Rakyat Sentra Terpadu Profesor Doktor Soeharso di Surakarta, Jawa Tengah, bebera-pa waktu lalu, Gibran menyampaikan harapannya agar cakupan pro-gram ini terus diperluas.
“Targetnya agar lebih banyak anak yang bisa menikmati pendidikan yang berkualitas dan setara,” demikian isi pernyataan dari Istana Wakil Presiden.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat hingga daerah serta kelengkapan fasilitas yang disediakan, Sekolah Rakyat menjadi bukti konkret bahwa pendidikan yang inklusif dan berkualitas kini benar-benar sedang diwujudkan.****
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews