MENJERNIHKAN LOGIKA INDONESIA

Sabtu, 28 Agustus 2021 | 10:26 WIB
0
138
MENJERNIHKAN LOGIKA INDONESIA
TKA China (Sumber CNN)

"Mosok sih Bun?"

"Iya, kenalan Bunda mau masuk Honda aja bayar dua puluh lima juta"

Percakapan saya pagi ini dengan si Anggrek Bulan. 

Adik nomor tiga baru lulus Sarjana Pendidikan. Unimed di Medan. Tapi mencari Pekerjaan dimana-mana tidak ada. Akhirnya mengajar di Sebuah Pesantren dengan honor 250ribu perbulan.

Oh, iya. Honda itu maksudnya honor daerah. Kalau Yamaha, Ya kumaha, beginilah nasib kita bernegara.

Begitu sulitnya mencari Pekerjaan di Negeri ini, sampai-sampai buat jadi Guru Honor mesti pakai "uang terima kasih".

Gimana lagi kalau masuk PNS, masuk Polri, TNI dan Abdi Negara lainnya, apakah harus pakai "Uang Terima Kasih" juga?

Terus yang Ngga-Mulia-JKW dan LBP dengan santai malah kasih Negara Asing untuk mengelola Tambang-tambang kita. Cilokonya, Negara asing teraebut malah datang lengkap membawa Tenaga Kerjanya sendiri.

Saya jadi teringat Youtuber muda yang jadi TKI di Korea Selatan.

Ada followernya yang tanya "Bro, jadi TKI di Korea Selatan apa tidak diributkan warga Korea Selatan seperti TKC di Indonesia"

"Di Korea Selatan ini Lapangan Kerja sangat banyak. Pemerintahnya mengutamakan Lapangan Kerja duluan buat Warga Korea Selatan. Tapi masih kurang, makanya diterima warga asing dan dipekerjakan. Kalau di Indonesia berbeda. Rakyatnya saja masih banyak yang Pengangguran karena ngga ada Pekerjaan, eh masuk Tenaga Kerja China. Ya saya sendiri pasti marah. Eh, buset, Ndan" jawab si Youtuber.

Saya berharap jawaban yang sangat sederhana dan mudah dipahami ini bisa dicerna otak rakyat Indonesia. Karena sampai sekarang masih banyak Pendukung Pak Jokowi membela kehadiran TKA Asing. Mereka sih lumayan, dapat kerjaan jadi Buzzer dari Kakak Pembina. Biarpun gajinya cuma cukup buat makan, rokok dan sesekali modal kencan dengan Waria ( baca kisah Buzzer yang sekarang jadi Komisaris BUMN yang berhubungan dengan Transportasi Laut), bagi makhluk-makhluk IQ setara Keledai itu, sudah cukup.

Malah ada Pejabat Pemerintah yang membela TKA dengan alasan, rakyat kita juga banyak yang jadi Tenaga Kerja Asing di Negara lain. Misalnya Malaysia, Taiwan, Hongkong dan Saudi.

Kalau dekat, ingin rasanya saya sumpal mulut Pejabat Tolol itu dengan kertas tissue toilet yang sudah terpakai.

Pertama, rakyat kita menjadi TKI umumnya di sektor Informal. Tenaga Unskill. Jadi Pembantu Rumah Tangga, Kuli dan jenis Pekerjaan yang warga Negara tujuan memang tidak mau.

Saya kasih contoh :

Sekitar tahun 2008, saya Liburan dari Perusahaan ke Malaysia. Saya lupa nama daerahnya, sebuah taman masih di Kuala Lumpur. Saya ke Toilet. Bayar beberapa sen. Wanita Petugas Pembersih Toilet dan Pengutip Uang Kebersihan berasal dari Indonesia. Sebuah Kabupaten di Jawa Tengah. Biarpun berbicara sudah cakap melayu, tapi logat medoknya ngga bisa menjauh.

Warga Malaysia tidak ada yang mau jadi Petugas Kebersihan Toilet. Makanya mereka butuh tenaga kerja asing. Jadi tidak ada ceritanya TKI kita bersaing apalagi merebut Lowongan Kerja di Negara Tujuan.

Berbeda dengan yang sekarang terjadi di Negeri kita ini. Rakyat masih banyak yang jadi Buruh Harian dengan gaji dibawah dua jutaan, bahkan masih banyak yang Pengangguran karena tidak ada Pekerjaan. Eh, Pemerintah dungu sekarang malah nemasukkan ribuan Tenaga Kerja dari China dengan gaji belasan juta. 

Saya kira hanya rakyat yang sakit jiwa yang ngga sakit hati.

Kedua, ini yang membuat saya sedikit putus asa. Bayangkan seorang Pejabat Pemerintah melakukan Pembelaan atas Tenaga Kerja Asing dengan mencontohkan kalau rakyat kita juga jadi TKA di Negara lain!

Tulul. Bukannya dia sedang mempermalukan wajah Pemerintah sendiri. Artinya rezim yang berkuasa sekarang dia akui gagal menyediakan Lapangan Kerja buat rakyat Indonesia. Sampai-sampai rakyat kita di kirim jadi kuli ke Negara Asing. 

Mau sakit hati lebih dalam?

Bahkan masa PPKM karena Pandemi Covid-19, banyak Rakyat kita yang di PKH. Tapi Tenaga Kerja China tetap berdatangan....

Menangislah di dalam Kubur wahai Para Pejuang Kemerdekaan Negeri ini, pengorbanan kalian hanya menghasilkan Boneka-boneka baru !

#TY