Test PCR, LBP, Erick Thohir dan Ekskalasi Politik Naiknya Andika Perkasa

Jika mau menengok ke belakang, maka KKN di Pertamina, PTPN, Pupuk, dan sebagainya – yang ET sedang bersih-bersih – akan membuka kedok kejahatan masa lalu yang luar biasa.

Kamis, 11 November 2021 | 07:42 WIB
0
211
Test PCR, LBP, Erick Thohir dan Ekskalasi Politik Naiknya Andika Perkasa
Andhika Perkasa (Foto: Facebook/Ninoy Karundeng)

Game Changers muncul. Luhut Binsar Pandjaitan adalah benteng Presiden Jokowi sejak lama. Dialah yang membawa keseimbangan di Golkar. LBP merontokkan Jusuf Kalla. Golkar sepenuhnya mendukung Jokowi.

LBP jadi game changer bagi Jokowi Saat Prabowo sulit didekati, LBP menjadi pengubah suasana. Jokowi naik kuda bersama Prabowo di Hambalang. Politik persahabatan sipil, Jokowi, menghormati Jenderal TNI Prabowo. Prabowo pun tegak lurus ke LBP. Cairlah hubungan politik Jokowi-Prabowo.

Muncul Sri Mulyani Indrawati. Dia game changer di bidang ekonomi. Musuh Cendana. Oposan SBY. Tegak lurus ke World Bank dan Amerika Serikat. SMI mampu menyelamatkan Indonesia dari carut-marut fiskal. SMI piawai soal pengelolaan utang luar negeri dan dalam negeri pemerintah Indonesia. Tanpa SMI, Jokowi akan pincang.

Di dunia internasional. Menlu Indonesia Retno Marsudi. Dia bukan era menlu flamboyant, ganteng, dan bahasa Inggris lancar tapi otak kosong. Era menlu bego diakhiri oleh Jokowi. Retno diplomat top.

Maka tak ada lagi Presiden Jokowi difoto di paling ujung. Jokowi selalu di deretan depan dan tengah dalam foto resmi para pemimpin negara. Tidak seperti SBY, foto nyempil di belakang atau pinggir.

Erick Thohir. Periode Jokowi pertama adalah kekuasaan klan konglomerat lama. Dengan komandan Rini Soemarno. Dari sini LBP sudah berperan. Boy Thohir juga sudah malang-melintang. Di tambang, di mineral, di energi fosil, dan di perdagangan dan industri. Hulu sampai hilir. Rakyat bahagia menonton tonil kenikmatan politik, drama Korea lewat Rizieq Shihab, FPI, HTI. Sementara BUMN menjadi santapan kenikmatan duniawi, duit bejibun, di tangan orkestrasi besar para konglomerat.

Jokowi gerah. Disingkirkanlah Rini Soemarno. Meski jelas PDIP tersentak. Erick Thohir masuk. Borok korupsi, inefisiensi, pemborosan, kongkalikong, disikat habis oleh ET. Jokowi menggandeng skondan paling top: Ahok ke Pertamina. Komut rasa Dirut. Ahok disokong ET sebagai bos BUMN.

ET bersih-bersih di Garuda, Aneka Tambang, PTPN, Kimia Farma, dan farma-farma sarang KKN dan penipu. Sampai alat PCR dan test antigen saja dipakai ulang; mental korup yang ET harus babat. Belum lagi para teroris berkeliaran di BUMN. ET memang cerdas, dia memancing dengan AKHLAK.

Dari situlah dipetakan kegilaan para teroris di BUMN. Muncullah slogan K3: Utamakan Sholat dan Keselamatan Kerja. Kalau bukan pekerjaan kaum radikal dan teroris apa lagi? ET harus benahi yang begini.

ET mampu menjadi game changer dengan slogan AKHLAK. Densus 88 dan BNPT mengendus gerakan aktivitas pragmatis AKHLAK, hingga kaum idiot teroris dan HTI, FPI di BUMN bersorak, serasa mendapatkan angin. Aktivitas terorisme di BUMN terpetakan. Para teroris ditangkap di Krakatau Steel, Kimia Farma, dan teroris BUMN lain yang ditangkap di Makassar.

Nah, akibatnya kini benteng-benteng Jokowi ini sedang diserang oleh seluruh kepentingan para bohir. Apalagi munculnya Andika Perkasa membuat game cahnger Jokowi bertambah.

Maka muncullah Isu PCR, APD, Bansos. Ini digunakan oleh musuh-musuh politik Presiden Jokowi untuk kepentingan yang para tersingkir. LBP dan ET paling disorot. Padahal jelas keduanya berasal dan sejak lama keluarga bisnis. Apa salahnya berbisnis, asal tidak mencuri.

Lalu, fakta lainnya adalah pelaku bisnis PCR, antigen, APD, 80% adalah swasta – selebihnya dikontrol BUMN. Artinya, yang menikmati keuntungan bukan hanya perusahaan terafiliasi ke LBP dan ET. Banyak ke anggota DPR. Maka, anteng.

Apa lalu bisnis diberikan ke SBY atau Jusuf Kalla, agar LBP dan ET gigit jari, agar kaum kadal gurun dan media Tempe diam? Keluarga, yayasan, bisnis entitas ET dan LBP punya hak bekerja; bukan lantas harus diberikan semua ke Jusuf Kalla, Cendana, dan SBY.

Jika mau menengok ke belakang, maka KKN di Pertamina, PTPN, Pupuk, dan sebagainya – yang ET sedang bersih-bersih – akan membuka kedok kejahatan masa lalu yang luar biasa. ET mendorong bersih-bersih di Garuda. Bahkan ET akan menghancurkan Garuda kalau perlu, dengan tekanan kuat aliansi SBY; Chaerul Tanjung. ET bahkan mendorong pengungkapan korupsi di Garuda.

Ninoy Karundeng.