Partai Golkar Butuh IBU

Alternatif terbaik bagi Golkar dan kepentingan dukungam politik bagi Presiden Jokowi hingga 2024 yang paling tepat adalah Indra Bambang Utoyo

Senin, 2 Desember 2019 | 22:36 WIB
0
393
Partai Golkar Butuh IBU
Indra Bambang Utoyo (Foto: teropongsenayan.com)

Partai Golkar ini dalam  bisnis diibaratkan anker sebuah mall, yaitu jangkar seperti Sogo, Metro, Hero, Lotte Mart. Toko-toko lainnya melengkapi mall tersebut. Golkar bersama PDIP telah lama menjadi jangkar NKRI dan dalam beberaoa tahun terakhir walau perlahan tetapi berpeluang akan menjadi jangkar adalah Partai Gerindra dan mungkin juga Nasdem.

PDIP dan Gerindra lebih solid karena masih berlakunya budaya paternalistik. Keduanya punya patron, yaitu Megawati dan Prabowo. Demikian juga Nasdem dimana Surya Paloh sebagai patron. Partai Golkar ini pada awalnya bernama Sekber Golkar, didirikan oleh TNI AD, berubah nama menjadi Golkar dan menjadi besar karena didukung Presiden Soeharto.

Setelah Pak Harto jatuh, tahun 1998 Golkar ganti nama menjadi Partai Golkar. Setelah Pak Harto jatuh, Golkar tidak punya patron, menjadi partai publik. Resikonya, konflik mudah terjadi, beberapa kali ada dua Munas. Begitulah partai politik yang tidak mempunyai patron, tidak ada yang disegani.

Tanggal 3-5 Desember 2019 Partai Golkar akan melangsungkan Munas di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, akan dibuka oleh Presiden Jokowi dan di tutup Wapres Ma'ruf Amin. Pada Munas ini kegiatan yang penting adalah pemilihan ketua umum periode 2019-2024. Sementara ini ada dua tokoh kuat yaitu Airlangga dan Bambang Soesatyo selain ada beberapa calon lain.

Nah, salah satu calon yang sudah mendaftar sebagai calon Ketum adalah Indra Bambang Utoyo tokoh senior Golkar, Ketua DPP, namanya disingkat IBU.

Mas Indra ini pernah dua periode menjadi anggota DPR RI Fraksi Golkar, pernah menjadi Ketua Umum AMPI, Waketum FKPPI. IBU ini anak kolong, ayahnya mantan Kasad Jenderal Purn Bambang Utoyo (Alm).

Saya beberapa tahun terakhir mengenal dengan baik dalam kegiatan bersama team analis strategis yang mendukung Pak Jokowi saat pilpres. Team bersama Menhan Ryamizard, mantan Kabais Ian Santoso dan Laksda pur Bob Mangindaan (Pray manggil Profesor krn ilmunya tinggi).

IBU ini pengetahuan politiknya tinggi, jaringannya luas dan setelah 4 tahun kita kumpul-kumpul, pemahaman Geopolitik, Geostrategi dan Geoekonomi sdh khatam. Point pentingnya, IBU pernah diberangkatkan bersama Menhan ke Amerika, bertemu dengan penguasa di balik layar Presiden Trump. Mereka menyebut IBU sebagai "White Golkar".

Kini, menurut saya, IBU semakin mampu membaca perkembangan Ipoleksosbudmilhan dari persepsi intelijen. Nah, ini yang tidak dimiliki politisi lain, menggunakan pisau intelstrat dalam membedah masalah. IBU menurut penilaian saya sudah sekelas analis intelijen diatas handler. Anak Betawi nyebutnya, "Canggih dah loe Tong!".

Dia berani, mampu memimpin dan sudah membuktikan diorganisasi lain.

Dari persepsi intelijen, bukan hanya karena teman baik, saran pendapat, Partai Golkar kalau ingin maju dan mampu bertahan di masa depan, kiatnya sederhana, "Jadikan Indra Bambang Utoyo sebagai Ketum". Golkar butuh patron, sebagai contoh Partai Nasdem sebagai parpol baru kini menjadi partai empat terbesar di Indonesia menyusul Gerindra karena peran Surya Paloh sebagai patron.

Sekber Golkar dahulu didirikan oleh TNI AD, kini para ketua-ketua DPP, DPW dan DPC sebaiknya memberi kesempatan anak tentara ini memimpin. Kalau tetap ada ambisi-ambisi negatif yang berkembang, Golkar bisa pecah antara kubu Airlangga dan Bamsoet. Kalau sikon Golkar terus berkonflik pasang surut, jangan terkejut kalau pileg 2024 Posisi Golkar di posisi empat besar, disalib Nasdem.

Alternatif terbaik bagi Golkar dan kepentingan dukungam politik bagi Presiden Jokowi hingga 2024 menurut saya, IBU yang paling tepat. Semoga Allah memberikan ridho dan barokahNya bagi bangsa, negara dan rakyat Indonesia, Aamiin.

Marsda Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen

***