Menhan Prabowo Subianto, Menlu Retno Marsudi dan Mendagri Tito Karnavian bisa menjadi Triumvirat jika Presiden/Wapres berhalangan tetap.
Jangan berprasangka buruk dulu membaca judul di atas. Anda juga mungkin tidak terpikir soal kemungkinan "trio" Presiden RI yang akan menjabat, yaitu Prabowo-Retno-Tito. Disingkat Presiden PRETT, tetapi bukan ungkapan basa jawa itu loh ya.
Nah, Presiden PRETT ini bisa terwujud manakala... Presiden RI yang sekarang dijabat Joko Widodo untuk yang periode kedua dan wapresnya Ma'ruf Amin berhalangan tetap. Tentu kita semua berharap hal itu tidak sampai terjadi.
Berhalangan tetap maksudnya meninggal dunia atau wafat. Bahkan dalam keadaan Presiden/Wapres terkena kasus kriminal, MPR bisa memberhentikannya jika pengadilan membuktikannya bersalah.
Apakah Presiden dan Wapres bisa mengalami dua hal tersebut di atas? Ya bisalah, namanya juga manusia.
Jika kondisi seperti ini yang terjadi, maka yang berkuasa atas kekosongan kepala negara/pemerintahan adalah "Triumvirat", yaitu menteri pertahanan, menteri luar negeri dan menteri dalam negeri. Siapa mereka itu sekarang? Ya PRETT; Prabowo Subianto, Retno Marsudi dan Tito Karnavian!
"Triumvirat" sejatinya diambil dari bahasa Latin, yang maknanya tiga laki-laki. Lha tapi Retno 'kan perempuan, ga aci dong. Ya tetap ga akan menggugurkan maknanya, cuma kebetulan saja Menlu RI dijabat seorang perempuan. Retno tetap bisa menjadi bagian dari "Triumvirat". Bukan Retno-nya, melainkan jabatan yang melekat dalam dirinya.
Kalau yang suka baca-baca ilmu pemerintahan kuno Romawi, maka akan tersua istilah "Triumvirat" yang sesungguhnya merupakan sebuah rezim politik yang didominasi oleh tiga orang penguasa, yang masing-masing disebut triumvir (jamak: triumviri).
Kata Wikipedia, pembentukan "Triumvirat" dapat dilakukan secara formal atau informal, dan meskipun biasanya ketiganya berkedudukan sama di atas kertas, tetapi dalam kenyataan hal ini jarang terjadi.
"Istilah ini (Triumvirat) juga dapat digunakan untuk menggambarkan suatu negara dengan tiga pemimpin militer yang berbeda, yang semuanya mengklaim sebagai pemimpin tunggal," demikian katanya.
Terus bagaimana konteksnya dalam sistem ketatanegaraan di Republik ini, ya kalo baca Konstitusi alias Undang-undang Dasar akan tersua juga "Triumvirat" ini. Ia diatur dalam Pasal 8 ayat 3. Sifat "Triumvirat" sementara waktu saja, tetapi mereka bertiga berhak memimpin negara.
Selanjutnya, MPR kemudian diberi waktu 30 hari untuk memilih Presiden dan Wapres baru.
Dari mana mereka diambil? Apa harus digelar Pilpres lagi? Ga perlu, kata Konstitusi, Presiden/Wapres baru diambil dari urutan terbanyak dan kedua hasil pemilu guna mengisi kekosongan tersebut hingga berakhir sisa periode masa jabatan Presiden/Wapres.
Nah, sudah bisa ditebak 'kan siapa urutan kedua Capres/Cawapres di Pilpres lalu?
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno!
Paham kan, ya?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews