Visi Indonesia Jokowi untuk Presiden Jan Ethes 2085

Jokowi melakukan pendekatan brilian. Kesejahteraan dan pembangunan ekonomi, pendidikan, dengan ketersediaan infrastruktur menjadi hal yang luar biasa besar maknanya.

Senin, 15 Juli 2019 | 21:24 WIB
0
605
Visi Indonesia Jokowi untuk Presiden Jan Ethes 2085
Presiden Joko Widodo dan Jan Ethes (Foto: CNBC Indonesia)

Hebat. Jokowi. Visi Indonesia Jokowi ini mengingatkan pada perjuangan Indonesia. Indonesia maju dan beradab. Untuk Presiden Jan Ethes 2085! Kini di bawah Jokowi, cakrawala itu semakin terang. Visi Indonesia Jokowi adalah Revolusi 2019 setelah Revolusi 1945.

Saya bangga ada di samping perjuangan membela Jokowi. Seperti Anda, Tante, Oma, Om, Pak, Mbak, Kak, Bung, Bang, Bu. Yang waras akan bangga. Visi Indonesia mengingatkan tapak perjuangan kita, kami, saya.

Masih unyu saya menonton Budiman Sudjatmiko: PRD. Sebelumnya saya ikut Bela Mega zaman Surjadi. Pemilu Legislatif 1999 bingung milih Budiman PRD atau Mega PDIP. Saya milih PDIP. Puas. Teman saya, yang masih hidup dan tidak disayat mati, Irawan milih PUDI. Tiga orang lain milih PRD. Soni yang saya jemput dari rumahnya, sampai kini hilang tak berbekas. Pedih. Sampai kini BS tetap teman saya.

(Fordem Gus Dur adalah pintu yang membuka saya meski saya paling kecil (SMP) ikut diskusi Gus Dur. Romo Mangun menginspirasi saya. Rosihan Anwar saya suka. Tentu Arief Budiman, Sri Bintang, George Aditjondro adalah bagian lintasan yang membentuk saya – selain Bung Karno.)

Visi Indonesia Jokowi adalah buah perjuangan sejak minimal 1995. Ketika the Godfather Taufik Kiemas berani keluar dari zona nyaman. Dia mendorong Mega, maju untuk Indonesia. Darah nasionalisnya, inspirasi anak ideologis dan biologis Bung Karno menggelorakan spiritnya. Maka tak salah dia selalu meneriakkan: Merdeka! Pada setiap pidato. Karena sejak kecil dia terpapar revolusi. Terpapar nasionalisme revolusioner. Darah Marhaen.

Visi Jokowi mengingatkan perjuangan Gus Dur. Gus Dur prematur melakukan gebrakan. Untuk Indonesia yang bermartabat. Egaliter. Pluralis. Monumen besar Gus Dur adalah Imlek, adalah agama Konghucu sebagai agama resmi negara. Kebebasan berpendapat, kemanusiaan adalah ajarannya. (Amien Rais dan Islam radikal, koruptor, ngamuk. KH Abdurrahman Wahid jatuh.)

Mega naik. Harapan saya membumbung. Namun sayang masa kepresidenannya diisi oleh “Diam adalah Emas”. Sikapnya yang pendiam membuat dia ditelikung banyak orang.

Tanker Raksasa Pertamina dijual Laksamana Sukardi. Mega pecat dia. Kalau nggak salah bersama Roy BB Janis membentuk partai. Saya mengecam penjualan tanker. Mega tidak salah. Yang salah Laks. (SBY naik dengan taktik playing victim. Sukses 10 tahun. Saya oposan 100 persen SBY. Kini di zaman Jokowi, semoga permaafan Mega untuk SBY terjadi dan rekonsiliasi terbangun.)

2012 Pilgub DKI, Mega ragu memajukan Jokowi. Kenapa? Badannya kurus. Benar. Karena badannya kurus. Tentu ingatannya ada pada kegagahan Bung Karno. Bung Karno parlente untuk tujuan membangkitkan kebanggaan rakyat setelah dijajah dan direndahkan sebagai bangsa Inlander selama 350 tahun oleh bangsa Barat (Belanda). Pas. Gelora revolusi membangkitkan semangat rakyat. Mempertahankan kemerdekaan.

Keraguan Mega ditutup oleh keyakinan Prabowo. Dorong Ahok – yang disukai Gus Dur. Mega Prabowo melakukan gebrakan. Saya mendukung mereka 100 persen. Hasilnya? Jokowi-Ahok fenomenal. Dua hari lalu Prabowo-Jokowi menikmati hasil kinerja keputusan besar Jokowi-Ahok. Bangun MRT yang terbengkalai 25 tahun.

2014, si Tukang Kayu Jokowi maju. Harapan membumbung tinggi ke angkasa. Indonesia akan maju. Kenapa? Jokowi tidak memiliki kepentingan pribadi. Jujur. Berani. Tidak loyo. Dan, yang penting adalah Jokowi adalah antitesa dari seluruh presiden yang pernah ada di Indonesia. Dia dari kalangan jelata, kalangan saya, kalangan Anda. Maka slogan tagline Pilpres 2014 “Jokowi Adalah Kita” sangat tepat.

Masa periode I Jokowi diisi oleh perjuangan melawan khilafah, HTI, pembenci ideologi Pancasila. Perang melawan ideologi radikal: Ikhwanul Muslimin, Wahabi. Tentu melawan korupsi. Jokowi tegas. Siapa pun akan disikat. Maka perlawanan terhadap Jokowi (dan Ahok) juga bukan perkara mudah. Membongkar 40 tahun korupsi adalah kesulitan tanpa ampun. Membasmi radikalisme yang terbangun 25 tahun adalah tantangan tak terkira.

Jokowi yang rakyat jelata melakukan pendekatan brilian. Kesejahteraan dan pembangunan ekonomi, pendidikan, dengan ketersediaan infrastruktur sebagai alat konektivitas menjadi hal yang luar biasa besar maknanya: modal Indonesia bergerak maju. Visi maju Jokowi mirip dengan Bung Karno yang memiliki visi Indonesia – yang saat itu masih Hindia Belanda.

Dan, mendengar Visi Indonesia Jokowi 2019-2024 ini membuat saya nyenyak tidur. Membayangkan anak cucu cicit berkenalan dengan Jan Ethes, melihat di 2085 Jan Ethes menjadi Presiden Republik Indonesia. Yang mungkin pada saat itu saya telah meninggal dunia. Berkalang tanah. Mati. Hanya sisa catatan digital. Jan Ethes pun hanya akan ingat: Ninoy pernah hidup di dunia membela Mbah Wi! Mega. Gus Dur,  Ahok!

Ninoy Karundeng, penulis

***