Langkah Cerdas, KPU Umumkan Kemenangan 01 Tengah Malam

Kerusakan yang menjadi dampak dari sebuah unjuk rasa yang anarkhis, merugikan banyak pihak. Baik waktu, tenaga dan uang.

Selasa, 21 Mei 2019 | 22:01 WIB
0
463
Langkah Cerdas, KPU Umumkan Kemenangan 01 Tengah Malam
KPU setelah umumkan rekapitulasi (Foto: Kompas.com)

Kok, KPU mengumumkan Kemenangan Pasangan 01 Tengah Malam? Sebagian mengatakan, dasar pencuri, beraninya tengah malam, di saat orang sedang tidak beraktifitas. Menurut saya, justru mengumumkan hasil rekapitulasi, KPU mengambil langkah cerdas.

Memilih waktu, di saat orang dalam keadaan “Cooling”, alias tidur. Atau kalaupun bangun, pastinya tengah mempersiapkan sahur. KPU mengambil Golden Time, dengan menjaga, ibadah masyarakat di bulan Ramdhan tidak terganggu. Saya percaya, situasi dan kondisi akan berbeda, Jika KPU mengumumkan di jam normal, misalnya Pukul 10.00 pagi. Saya acung jempol untuk  “Golden Tme’ yang dipilih TIM KPU.

Lini masa saya, sejak sahur  sebagian besar berisi sorak sorai dan ucapan selamat pada Pasangan Capres-Cawapres 01, Jokowi-Amin, sebagai pemenangan Pilpres 2019.

Apakah ini puncak dari konstestasi pemilu 2019? Mustinya Ya. Karena dengan diumumkan hasil rekapitulasi oleh KPU, maka otomatis secara de facto, Jokowi-Amin adalah Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024. De Jure, nanti Oktober 2019.

Seharusnya dengan KPU mengumumkan hasil rekapitulasi, suka-tidak suka, mau tidak mau, semua harus meneriima hasil tersebut. Karena KPU adalah lembaga independent. Bagaimana dengan narasi dan bukti kecurangan yang dibangun dan dibawa oleh Kubu 02?

Bawaslu sudah memeriksa, data yang diberikan Kubu 02, bukan bukti langsung dan bukan data yang bisa dipertangung jawabkan. Kebanyakan berupa link media (yang sebagian besar medianya belum bisa dipertanggung jawabkan)

Jika berjiwa besar, seharusnya yang kalah dan para pendukungnya, menerima hasil dan mengakui kemenangan Jokowi-Amin. Tapi kalah itu memang menyakitkan. Apalagi jika dari awal sudah membangun konsep harus memang dan hanya kecurangan yang bisa mengalahkan. Narasi yang dibangun, narasi kekecewaan. Bukan narasi bersyukur atau berani menghadapi kenyataan.

Karena kehormatan bukan hanya sekedar memenangkan pertarungan tapi juga kebesaran jiwa mengakui kekalahan. Kontestasi pilpres 2019 harus dilihat dalam skala yang lebih besar. 

Kemenangan Jokowi-Amin adalah kemenangan untuk Indonesia. Pengakuan kepada Jokowi-Amin, sedikit banyak harusnya mengajak kita segera "move on” dan memikirkan bagaimana melakukan kelangsungan kehidupan ke depan dalam kontesk berbangsa dan bernegara. Bersama-sama membangun Indonesia menjadi besar dan maju. Bersama-sama menyebarkan virus perdamaian dan keamanan agar bisa beraktifitas dan berproduktifitas dengan optimal.

Baca Juga: KPU Tetapkan Jokowi-Ma'ruf Pemenang Pilpres 2019

Percayalah demostrasi/unjuk rasa, boleh dan bagian dari kebebasan dalam mengeluarkan pendapat. Tapi juga harus diingat, ada UU dan peraturan yang tidak boleh dilanggar dalam berdemonstrasi/unjuk rasa. Salah satunya anarkhis atau merusak.

Kerusakan yang menjadi dampak dari sebuah unjuk rasa yang anarkhis, merugikan banyak pihak. Baik waktu, tenaga dan uang. Ketiga komponen itu, jauh lebih baik jika dipusatkan untuk bersama-sama melakukan ektifitas yang lebih positif, misalnya bersatu dan bergandeng tangan mengawal pemerintahan Jokowi-Amin 2019-2024.

Jangan beri kesempatan terjadi penyelewengan waktu dan biaya dalam pembangunan. Mari kritisi agar. Pembangunan lebih optimal dan terukur, sehingga mempercepat bangsa Indonesia maju dan makmur.

***