Saya mungkin yang sedikit berbeda menanggapi Pidato penyampaian visi-misi Pak Prabowo kemarin malam.
Pertama karena kemarin malam saya sedang berada di wilayah Pedalaman Kaltim (lagi), jaringan Internet tidak ada. Saya cuma bisa menyimak lewat TV One dan belum selesai Pak Prabowo menyampaikan pidato, entah kenapa TV One sudah berganti Program acara lain.
Saya coba cari di siaran TV Nasional dan lokal lain, tidak ada yang menyiarkan pidato lanjutan beliau. Atau memang sama sekali tidak ada yang menyiarkan kecuali TV One, ya?
Saya akui Pak Prabowo sangat bagus menyampaikan Pidato visi-misi beliau bersama sepupu Sandi. Kelihatan beliau memang benar-benar mampu dan menguasai permasalahan yang menjerat bangsa ini. Solusi yang beliau tawarkan juga sangat cerdas dan bernas.
Cukup mudah untuk menyimpulkan kalau semua yang beliau ucapkan adalah hasil pemikiran beliau sendiri. Wajar saja, IQ beliau diangka 152.
Hanya saja bagi saya pribadi dari dulu ada yang sedikit mengganggu.
Pak Prabowo selalu mengedepankan sifat ksatria dan sisi humanis sebagai sesama manusia.
Sebagai politisi, Pak Prabowo berulang kali menunjukkan sisi-sisi kemuliaan yang enggan mempermalukan lawan. Beliau bukan cuma setia-kawan tapi juga sayang-lawan.
Tadi malam saya berharap beliau bukan sekedar menyentil kegagalan demi kegagalan rezim sekarang. Tapi harus tega membuka dan menelanjangi sampai bugil semua borok-borok keculasan Petahana yang berkuasa sekarang.
Sebagai contoh, beliau hanya menyentil rezim sekarang yang menumpuk hutang. Padahal kalau mau, beliau bisa dan berhak mencap munafik lawan-nya yang berkuasa sekarang.
Sekali lagi saya sampaikan, Pak Prabowo berhak menuduh Jaenudin sebagai manusia munafik!
Karena waktu kampanye di tahun 2014 lalu pasangan Jaenudin pernah berjanji tidak akan menambah hutang Negara.
Faktanya selama empat tahun berkuasa, Tuan Jaenudin bukan cuma sekali tapi berulangkali menambah hutang negara. Bukan cuma untuk membangun infrastruktur, bahkan juga untuk membayar gaji aparatur Pemerintah dan Negara.
Bayangkan, untuk membayar gaji PNS saja Pemerintah sekarang harus berhutang. Padahal dulu dengan gagah berkata: Uangnya ada... uangnya ada...
(Jangan-jangan dia ngomong "Ngutang aja...ngutang aja", soalnya orang itu kalau ngomong sering ngga jelas dan bahasanya ngga bisa dipahami manusia).
Bukan berarti dengan bersikap keras Pak Prabowo menjadi orang yang kejam. Pertama politik memang kejam tapi yang paling utama agar mata masyarakat awam lebih terbuka, misalnya kemarin Pak Jaenudin mengumpulkan ribuan perangkat desa dan menjanjikan akan meningkatkan gaji mereka setara PNS golongan dua. Bagus sih, tapi kenapa baru sekarang dan paling penting dananya dari mana? Apa mau Ngutang lagi...?
Terakhir kalau lawan menggunakan segala cara demi memenangkan Pilpres 2019 nanti. Menurut saya, sudah saatnya juga Pak Prabowo jangan sungkan-sungkan mempermalukan lawan.
Harusnya Kubu sebelah berani mengatakan:
1. Lanjutkan Bangun Tol di mana-mana. Bila perlu semua jalan umum dijadikan Jalan Tol. Jadi semua yang lewat wajib bayar. Masih kurang? Gang-gang dan jalan setapak juga dijadikan aja jalan tol sekalian biar rakyat makan aspal dan coran beton dikemudian hari.
2. Lanjutkan menaikkan TDL dan Elpiji. Biar sekalian semua gaji bulanan rakyat habis buat bayar tagihan listrik dan beli elpiji. Kalau ngga sanggup biar kembali pakai lampu teplok dan masak pakai kayu bakar.
3. Lanjutkan mencabut semua subsidi kepada masyarakat biasa. Biarlah Pejabat saja yang disubsidi mulai uang pulsa sampai uang menginap di Hotel Mewah.
4. Lanjutkan menaikkan BBM ditengah malah buta. Tapi jangan lupa, para kampret itu justru banyak yang berkeliaran ditengah malam buta.
5. Lanjutkan kriminalisasi HRS. Sekalian biar semua yang tidak cocok dengan Rezim berkuasa usir dari Indonedia dan mudah-mudahan mau ditampung Saudi Arabia. Kalau boleh, saya daftar pertama.
6. Lanjutkan menambah Hutang Negara sampai 10.000 Triliun. Bila perlu sampai 100.000 Triliun dan kalau sudah tidak ada lagi negara pemberi hutang yang percaya, jadikan saja Pulau Sumatera dan Jawa jadi agunanannya.
7. Lanjutkan persekusi dan kriminalisasi semua orang yang berseberangan dengan Pemerintah. Mau emak-emak atau Ulama ngga perduli, pokoknya "Libas...!!!" kata Ngabalin.
8. Lanjutkan membuat ekonomi Negara meroket dan nyungsep kebawah biar rakyat sekalian makan tanah.
9. Lanjutkan membuat nilai rupiah semakin terpuruk. Tanggung nilainya berputar-putar diangka 14 ribu, bikin aja 20.000 rupiah perdolar biar kita ikut Zimbabwe ganti mata uang rupiah ke Yuan-China.
10. Lanjutkan swasembada foto di mana-mana. Siapa tahu suatu saat akan dikontak jadi model oleh Majalah Flora dan Fauna.
11. Lanjutkan lucu-lucuan bernegara.
12. Lanjutkan ai dont rid wot ai sain.
13. Lanjutkan ai won tu tes mai hamster
14. Lanjutkan Alfateka
15. Lanjutkan melihat dari sudut kamera yang pas sehingga bisa jadi booming. Maaf, saya lupa. Merk deterjen itu Boom apa Booming ya? Tolong digunakan buat mencuci otak para cebong !
16. Silahkan tambahi sendiri, tanganku pegal lagi....
Maaf, saya menulis sangat panjang. Percaya atau tidak, tapi saya yakin Tuan Jaenudin ngga akan sanggup menulis apalagi berbicara sepanjang tulisanku ini kecuali bawa contekan. Dan saya jujur meragukan tingkat intelektualitas orang yang kalau ngomong terbata-bata, seperti Tuan Jaenudin Nacciro.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews