Semarang, 10 Oktober 2024 – Gus Umar Wahid, Ketua Tim Sukses pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi), menegaskan kembali warisan pemikiran kebangsaan dan keislaman yang diajarkan oleh kakeknya, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Hasyim Asy'ari. Dalam rapat tim pemenangan yang berlangsung di Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Panti Marhaen, Gus Umar menekankan pentingnya memahami hubungan erat antara nilai-nilai kebangsaan dan keislaman, sebuah prinsip yang diajarkan oleh kakeknya dan diwariskan hingga kini.
“Kakek saya, K.H. Hasyim Asy'ari, mendirikan NU dengan dasar yang kuat: bahwa kebangsaan dan keislaman itu sejalan, bukan bertentangan. Kami di NU diajarkan untuk mencintai tanah air dan mengutamakan persatuan, tanpa melupakan nilai-nilai keislaman,” ungkap Gus Umar kepada media setelah pertemuan.
Keyakinan ini, menurut Gus Umar, menjadi salah satu alasan utama dirinya bersedia memimpin tim sukses pasangan Andika-Hendi. Ia melihat bahwa kedua calon ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman dalam visi mereka untuk memajukan Jawa Tengah.
“Saya percaya Andika-Hendi adalah pasangan yang dapat mengedepankan nilai-nilai ini dalam memimpin Jawa Tengah. Mereka tidak hanya memiliki visi yang nasionalis, tetapi juga mengerti bagaimana nilai-nilai keislaman dapat berjalan seiring dengan kebangsaan, seperti yang selalu diajarkan oleh K.H. Hasyim Asy'ari,” jelas Gus Umar.
Dalam kunjungannya kepada sejumlah kiai NU, termasuk KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) di Rembang, Gus Umar mengungkapkan bahwa para ulama NU menyambut baik pasangan Andika-Hendi. Mereka yakin pasangan ini akan membawa perubahan positif bagi provinsi ini, dengan tetap menjaga harmoni antara kebangsaan dan keislaman.
“Saya terus berkomunikasi dengan kiai-kiai sepuh dan para tokoh agama di Jawa Tengah. Mereka sangat mendukung Andika-Hendi, karena melihat nilai-nilai kebangsaan dan keislaman yang terjalin kuat dalam kepemimpinan mereka,” tambahnya.
Gus Umar juga menolak adanya upaya untuk membuat dikotomi antara religius dan nasionalis dalam kampanye Pilgub Jawa Tengah ini. Menurutnya, prinsip-prinsip yang diajarkan oleh kakeknya, K.H. Hasyim Asy'ari, mengajarkan bahwa kebangsaan dan agama adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
“Saya tidak setuju dengan adanya label-label seperti religius atau nasionalis. Dalam ajaran K.H. Hasyim Asy'ari, kebangsaan dan agama itu saling melengkapi. Saya yakin pasangan Andika-Hendi mampu menerapkan prinsip ini dalam kepemimpinan mereka,” tegas Gus Umar.
Dengan warisan pemikiran yang kuat dari kakeknya, Gus Umar berkomitmen untuk terus memperjuangkan kemenangan pasangan Andika-Hendi, dan mengajak seluruh warga Jawa Tengah untuk memilih pemimpin yang mampu menjaga keseimbangan antara kebangsaan dan keislaman demi masa depan provinsi ini.
“Pilihlah pemimpin yang memahami dan menerapkan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman. Saya yakin Andika-Hendi adalah pilihan terbaik untuk itu,” tutupnya.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews