Jangan takabur dan sombong, realistislah, mumpung masih ada waktu semoga partai anda sadar untuk mendengar suara masyarakat secara obyektif.
Kalau PDIP tetap sombong baik ketua umum, sekjen maupun pengurus elitnya, silahkan terus dengan keputusan kalian namun kalau masih ingin berharap menang survey saja apa yang dimau rakyat, jangan yakin oleh hitung-hitungan dari ketua umumnya dan kengeyelan mengajukan Puan Maharani yang elektabilitasnya rendah.
Memilih pemimpin itu jangan grasa-grusu, Jokowi mengatakan ojo kesusu, namun ada baiknya tetap realistis. Sebab jika hanya mbeguguk nguto waton, susah diberi masukan karena lebih percaya elite anda silahkan tanggung sendiri akibatnya.
Katanya anda sebagai partai mewakili rakyat, tetapi mengapa kalian sibuk memikirkan apa yang dikatakan Mbak Mega sementara suara yang ada di masyarakat tidak didengar. Yakin dengan strategi anda menunggu momentum yang tepat. Memaksa menunggu dengan mengatrol suara Puan yang memang kurang menjanjikan secara elektoral.
Aneh juga kenapa anda tidak bangga ada kader anda yang mendapat respon positif dari masyarakat. Apa dosa ia yang juga telah berjasa untuk menaikkan daya tawar partai anda. Kalau semua keputusan tergantung pada Bu Mega dan beliau berani spekulasi, silahkan namun dari catatan saya selama ini terutama menyangkut Jokowi, sebagian masyarakat yang akhirnya menjatuhkan pilihan pada PDIP itu bukan karena faktor Bu Mega sebagai anak kandung Bung Karno, namun lebih karena rindu sosok presiden yang dekat dengan rakyat bukan semata berdarah biru karena keturunan penguasa.
Jokowi menjadi tokoh yang dirindukan rakyat karena bosan dengan sosok yang terlihat gagah, tapi ternyata kurang bisa memahami bahasa rakyat, terlalu elit dan banyak proyek-proyek pembangunan yang mangkrak.
Kebetulan sosok Jokowi itu beda dan ada harapan terjadi perubahan maka karena faktor Jokowilah masyarakat memilih partai anda supaya kuat harapannya untuk menang. Akhirnya PDIP bisa memanen kemenangan bukan karena hanya pemilih tradisional anda tetapi karena sosok Jokowi dibalik kesuksesan anda.
Jangan takabur dan sombong, realistislah, mumpung masih ada waktu semoga partai anda sadar untuk mendengar suara masyarakat secara obyektif. Selain Puan masih banyak pilihan mengapa harus memaksa diri memilih Puan.
Fox Populi Fox Dei Suara rakyat adalah suara Tuhan. Silahkan anda lebih mendengarkan suara rakyat atau suara elit anda. Jangan terlalu percaya diri bahwa anda masih mempunyai basis masa yang besar. Saat ini situasi memang tengah sulit namun sebagai partai politik tetap harus mempunyai feeling yang kuat untuk memilih pemimpin yang bisa meneruskan visi dan misi kader anda yang juga presiden saat ini, supaya pembangunan jalan, pembangunan Bendungan, pembangunan yang menjangkau wilayah Timur dapat terus dikawal, hingga menghasilkan Indonesia yang maju dan bisa bersaing dengan negara maju di dunia.
Sekali lagi bila banyak survey mengatakan ada petugas partai yang lebih kompeten dan mendapat respon positif masyarakat jangan ditekan dan dibuat seolah ia harus tunduk apapun yang menjadi suara suara petinggi partai yang lebih percaya kekuatan intuisi sang ketua umum, dalam filsofi jawa ada perkataan wani kalah duwur wekasane.
Berani mengalah akan ditinggikan derajadnya untuk pilihan yang baik. Salam Demokrasi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews