Dilihat dari kekuatan dukungan dan jiwa korsa Prabowo yang setia kawan karena Cak Imin adalah orang pertama yang mendukungnya maju menjadi Capres.
Sabtu tanggal 13 Agustus, secara live Prabowo dan Cak Imin mendeklarasikan koalisi di Sentul International Convention Center (SICC), intinya dari pertemuan itu adalah kedua partai besar saling berkoalisi dan mendukung Prabowo Subianto menjadi Capres 2024.
Mungkin disadari atau tidak, Cak Imin adalah salah satu sosok ketum parpol paling berambisi menjadi Capres atau Cawapres sejak era pakde lanjut 2 periode, dari menjegal Mahfud MD dan membranding diri cocok dengan Jokowi sebagai wapres hingga sampai sekarang membuat baliho dimana-mana.
Cak Imin sosok politisi yang cerdik menurut penulis, dari rekam jejaknya menggusur Gus Dur dengan membuat "KLB" PKB yang kabarnya didukung pihak pemerintah era SBY yang berhasil mengantarkannya menjadi ketum, setelah itu lalu menggusur sosok potensial yang bisa mengancam dirinya menjadi ketua seperti Yenny wahid dan Lukman Edy.
Masih segar di ingatan kita, saat nama Mahfud MD mencuat menjadi calon wapres mendampingi Jokowi di pilpres 2019 dan kenyataannya tidak terjadi, Mahfud MD dalam paparannya di ILC saat itu, kalau wapres sekarang Maaruf Amin akan menarik dukungan NU kalau Mahfud jadi cawapres, pertanyaan sederhananya, apakah kiai sepuh ikut campur atau berambisi jadi wapres atau ada yang mengarahkan dan merancang omongan itu ke Mahfud?
Menurut penulis, Cak Imin mungkin saja mengarang cerita dengan membawa-bawa nama Maaruf Amin agar Mahfud MD terkesan nurut kepada senior dan agar tidak maju menjadi wapres Jokowi karena siapa dia yang menjadi wapres tahun 2019 adalah capres paling potensial tahun 2024 dan menjadi ancaman ke depannya.
Kembali ke deklarasi di Sentul kemarin, Cak Imin pasti paham Prabowo masih sangat berambisi menjadi Capres tapi belum ada parpol yang terang-terangan mendukungnya, PDIP terus menggaungkan nama Puan atau Ganjar, Demokrat pasti AHY, PKS atau Nasdem ya ada Anies atau Erick Tohir, Golkar pasti ketumnya bahkan sudah berkoalisi dengan PPP & PAN, dari semua itu hampir semua ketum parpol mau menjadi King Maker atau Capres.
Cak Imin mungkin sadar elektabilitasnya tidak sebagus Anies atau Ganjar tapi dia berpotensi menang apabila ada Prabowo di sampingnya menjadi Capres, maka didekatilah Prabowo yang masih sendirian.
Presidential Threshol 20% sudah terpenuhi dan tinggal cari dukungan 1 atau 2 partai dan deklarasi cawapres.
Cara Cak Imin curi start menurut penulis sangat baik, Campuran Gerindra dan PKB bisa menarik Demokrat dan Koalisi KIB Golkar PPP PAN atau bahkan Nasdem ikut bergabung yang mana bisa mengungguli PDIP.
Cak Imin selain punya dukungan partai juga dukungan dari Grass Root yaitu PBNU, Cak Imin memang dari kalangan santri dan anak dari tokoh NU , (Alm. K.H. Bisri Syamsuri) atau bisa saja Wapres sekarang bisa mendukungnya menjadi cawapres, tentu dilihat dari berbagai aspek dukungan dan keuntungan yang besar bagi Prabowo.
Jadi apakah Prabowo bisa menolak apabila Cak Imin ingin menjadi cawapresnya?
Dilihat dari kekuatan dukungan dan jiwa korsa Prabowo yang setia kawan karena Cak Imin adalah orang pertama yang mendukungnya maju menjadi Capres.
Apakah tidak mungkin Cak Imin bisa menjadi cawapresnya Prabowo? Kita lihat saja Ferguso....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews