Bagaimanapun juga, di HMI harapan itu selalu ada. Merujuk kepada pesan Jendral Besar Soedirman.
Dalam satu kesempatan, saya bertanya ke peneliti di Pusat Pengkajian Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. “Apa aktivitas di PPIM? Sehingga atmosfer akademik dan kecendekiaan bisa terwujud?”. Itu pertanyaan saya selengkapnya.
Ternyata jawaban sangat sederhana “suasana membaca buku, diskusi, dan juga menulis”. Itulah yang menjadi aktivitas para peneliti.
Lalu saya berpaling sejenak dalam aktivitas di HMI Ketika itu masih menyatu di Botolempangang. Sebelum terbentuknya HMI Cabang Gowa Raya, masih dinamakan Cabang Ujungpandang.
Di mushallah yang kadang juga jadi tempat meluruskan badan setelah penat seharian, dan akhirnya perlu rehat, senantiasa dijadikan juga tempat mendaras buku-buku. Tidak saja buku baru, tetapi buku yang masyhur di diskusi latihan kader.
Tidak melihat jumlah yang ikut serta. Sekalipun tidak sampai pada hitungan dua telapak tangan. Diskusi terus berjalan. Bahkan dengan berkala, jadwal tertentu sudah disampaikan.
Perjalanan dari Manuruki di Pettarani sana, dengan mengendarai pete-pete, dilakoni saban hari. Dengan niatan untuk mengkaji buku. Apalagi kalau bukunya belum dimiliki. Hanya dapat dibaca sesekali dengan meminjam buku senior.
Begitu pula ketika ada kawan atau yunior yang baru pulang dari latihan kader di pulau Jawa. Dalam kesempatan itu, ada saja yang mau memberikan oleh-oleh berupa buku.
Baru sampai pada tahap membaca, dan mengkaji buku.
Dalam kemampuan menulis, hanya mampu menyelesaikan makalah. Itupun sebagai syarat kuliah atau berkas untuk pendaftaran latihan kader.
Dalam kesempatan berbincang dengan pengurus BPL, maka saya sampaikan untuk adanya catatan tertulis setiap pelaksanaan latihan kader.
Dimana penyerahakan laporan tidak saja dalam bentuk lisan, apalagi kalau itu map kosong. Sebaliknya, diperlukan catatan tertulis. Sehingga ini bisa menjadi dokumentasi organisasi. Sekaligus produksi gagasan yang dapat dijadikan bahan acuan untuk perbaikan berkesinambungan.
Dalam pelbagai kesempatan, dinyatakan di HMI terjadi gejala memudarnya intelektualisme. Maka, ini bisa dibendung dengan pembentukan BPL yang dapat menjadikan latihan kader dengan dilengkapi aktivitas pengarsipan.
Langkah pengembangan repository, akan menjadi sebuah kesempatan untuk menyiapkan data bagi organisasi. Tidak saja selama ini, percakapan hanya didominasi oleh informasi yang tak dapat diverifikasi.
Sementara untuk penyimpanan data dan juga arsip organisasi memungkinkan untuk dikelola dalam pelbagai platform digital, bahkan itu gratis adanya.
Termasuk pertanyaan saya “adamikah websitenya HMI Cabang Gowa Raya?” pertanyaan ini saya teruskan dengan kalimat, “ini tanggung jawab kita semua. Bukan hanya tanggung jawab ketua umum dan sekretaris umum HMI Cabang Gowa Raya, tetapi tanggung jawab kader HMI Cabang Gowa Raya.”
Selanjutnya, kemahiran menulis yang menjadi tuntutan saat ini perlu dibentuk dalam sebuah aktivitas nonformal.
Dimana lepasan latihan kader diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tindak lanjut usai pelaksanaan perkaderan. Begitu pula BPL dapat bersinergi dengan lembaga profesi seperti Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam, juga Lembaga Pers Mahasiswa Islam.
Melalui lembaga pengembangan profesi itulah, kita akan dapatkan kemampuan professional kader yang tidak lagi dengan kemampuan generik semata-mata. Sehingga kita akan melahirkan kader-kader yang akan berkiprah dalam pelbagai bidang. Bukan hanya dalam posisi partai politik semata.
Paling tidak, kehadiran BPL dapat menjadi kelengkapan organisasi yang akan membantu struktur di tingkat komisariat dan juga cabang. Keberadaan BPL dengan personel yang ada akan mampu memberikan aksentuasi dan daya juang bagi ikhtiar mewujudkan cita HMI.
Bagaimanapun juga, di HMI harapan itu selalu ada. Merujuk kepada pesan Jendral Besar Soedirman. “HMI bukan saja bermakna Himpunan Mahasiswa Islam, tetapi juga Harapan Masyarakat Indonesia”.
Ketika itu kita pegang teguh, maka di HMI tetap ada harapan. Sekecil apapun itu, dengan melengkapinya berupa ikhtiar akan menjadi tidak lagi sebuah harapan. Bahkan melampauinya, dan itu adalah karya nyata.
Selamat bekerja… BPL HMI Cabang Gowa Raya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews