Mellya Juniarti adalah orang Melayu, seperti kita ketahui orang Melayu biasanya pandai bercerita atau bertutur dengan ragam bahasa yang indah dengan kiasan.
"Bismillah"
MasyaAllah TabarakaAllah
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad
Genderang itu telah tuan tabuh, pelan ataupun kuat tetap akan berbunyi. Terlihat ataupun tersembunyi tetap bergema, terlebih lagi sang penabuh besar gaungnya.
Apalah dayaku ketika tangan kecil itu menutup mulutku, dg manusia berilmu tuan giring opini, hingga jutaan mata memandangku dg arang hitam yg tuan beri.
Tak apa tuan, kata tak kan merubah fakta dan hakikat diri, hati nurani akan mampu menelusuri arti.
Aku tak risau dg arang yg tuan tabui, cukup bagi diri jika sang buah hati melihatku seperti bidadari, yg selalu memeluknya dg kasih sejati dan memandang tuan seperti raja yg harus dipatuhi dan dihormati, bagiku disitulah kemenangan sejati.
Tulisan diatas adalah tulisan Mellya Juniarti yang tak lain dan tak bukan-mantan istri dari Ustadz Abdul Somad (UAS). Dan curhatan ini diunggah dalam akun instagramnya.
Tulisan ini bukan untuk mengkomentari atau bergosip-ria terkait rumah tangga mereka. Namun, tulisan ini ingin mengomentari dari sudut pandang yang berbeda, yaitu gaya tulisan nan puitis atau indah.
Sepertinya, Mellya Juniarti ini mempunyai bakat menulis atau bertutur yang baik. Ia bisa merangkai kata-kata indah dan tajam. Apalagi kalau hati wanita sudah tersakiti. Ia seolah menjadi ahli atau pakar sejarah yang akan selalu ingat kejadian-kejadian atau peristiwa yang sudah lewat atau lalu dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Ia bisa runut dalam bercerita atau menceritkan kisah hidupnya.
Mellya Juniarti adalah orang Melayu, seperti kita ketahui orang Melayu biasanya pandai bercerita atau bertutur dengan ragam bahasa yang indah dengan kiasan.
Apalagi pemakaian kata "Tuan" mengingatkan gaya tulisan Bung Karno yang sering memakai kata "Tuan" dalam tulisannya "Di bawah Bendera Revolusi". Dan biasanya ditujukan kepada seseorang.
Dilihat dari gaya tulisan dan bahasanya, mantan istri UAS itu pribadi yang tenang dan tidak mudah meledak-ledak. Tapi tegas dalam bersikap. Mungkin ia tidak mampu bicara secara langsung karena pasti akan penuh perdebatan, tapi ia bisa menuliskan apa yang dirasa dengan ungkapan bahasa yang indah dan menusuk.
Sepertinya, kisah hidupnya bisa ditulis dalam bentuk cerpen bersambung, seperti tulisan cerpen bersambung yang ditulis Kang Pepih yang sudah sampai serial 18. Mudah-mudahan juga Kang Pepih bisa mengajak Mellya Juniarti untuk menulis di PepNews. Pasti akan banyak pembaca yang akan mengunjungi PepNews. Apalagi Kang Pepih juga punya bakat atau mempunyai naluri menemukan penulis hanya dari cara berkomentar atau dari status tulisan seseorang.
Tugas Kang Pepih sekarang segera cari atau hubungi Mellya Juniarti untuk menulis atau literasi,baik itu cerpen atau puisi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews