Perkembangan abad 21 dapat ditandai dengan adanya perang ideologi – ideologi yang semakin keras. Politik Identitas kelompok – kelompok tertentu yang menginstrumentalisasi Islam, ditandai oleh tindakan yang tidak islami. Dimana mereka menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian dan fitnah.
Sehingga hal tersebut sangatlah bertentangan dengan tujuan dakwah yang seyogyanya membangun ukhuwah islamiyah, memperkuat silaturahmi, dan menghindari fitnah.
Pemilu 2019 yang telah terjadi sangat kental dengan warna – warna politis yang terpolarisasi, sehingga muncul kelompok tertenu yang menggaungkan berbagai macam cara untuk kepentingan golongannya sendiri.
Menanggapi hal tersebut para Habaib, dan Cendekiawan Muslim mengadakan acara Multaqo Ulama yang menghasilkan 8 rekomendasi yang bertujuan untuk kemaslahatan bangsa. Salah satunya mengajak Umat Islam untuk tidak terprovokasi aksi Inkonstitusional.
Rais Syuriah PBNU KH Manarul Hidayat mengajak kepada seluruh umat Islam di Indonesa untuk tidak terpancing dalam melakukan aksi – aksi inkonstitusional, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindakan Inkonstitusional tersebut bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat mengarahkan pada tindakan pemberontakan.
Acara Multaqo tersebut diinisiasi oleh KH Maimun Zubair (Mbah Moen) dan Habib Lutfhfi bin Yahya yang dihadiri oleh 1500 peserta yang terdiri dari para ulama sepuh, berbagai ormas, para habaib dan para cendekiawan muslim.
Berikut ini adalah 8 rekomendasi Multaqo Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim yang mengajak umat Islam di Indonesia :
Kami menegaskan kembali kesepakatan para pendri bangsa yang didalamnya terdapat alim ulama terkemuka bahwa untuk bangunan kenegaraan yang sejalan dengan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin di Indonesia adalah NKRI, UUD yang sejalan dengan ajaran Islam, dalam Pancasila kaitan ini kesetiaan pada NKRI dan Pancasila yang secara nyata berkesusaian dengan ajaran Islam.
Kami mengajak seluruh umat Islam untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan tahun 2019, supaya bersama – sama menjalin silaturahim, menghindari fitnah dan perpecahan, serta saling memaafkan melalui rekonsiliasi.
Kami mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk menghindari dan menangkal aksi – aksi provokasi dan kekerasan dari pihak – pihak yang tidak bertanggungjawab.
Kami mengajak seluruh umat Islam di Indonesia agar senantiasa menaati peraturan dan perundang – undangan yang berlaku di NKRI sebagai hubungan yang konstruktif dan penuh rasa hormat pemerintah yang sah. Hal ini sangat jelas diajarkan tradisi agama Islam.
Baca Juga: Kyai Said Aqil Siradj dan Refleksi Politik Nahdlatul Ulama
Kami mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk tidak terpancing dalam melakukan aksi – aksi inkonstitusional baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena tindakan tersebut bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat mengarahkan pada bughat (pemberontakan).
Kami mengajak seluruh Umat Islam di Indonesia untuk berlomba – lomba dalam kebaikan fastabiqul khoirot, guna meningkatkan ekonomi umat dalam rangka berpartsipasi transportasi masyarakat dunia melalui era digital, big data dan berjaya.
Kami mengumumkan seluruh umat Islam di Indonesia bahwa kegiatan Multaqo akan dilakukan terus – menerus dalam rangka mengawal implementasi kesepakatan yang dibuat hari ini. Multaqo akan dilaksanakan semester kedua di Tahun ini 2019. Dalam kaitan ini mengajak seluruh umat Islam di Indonesia agar melakukan sosialisasi Multaqo melalui berbagai forum kegiatan.
Delapan rekomendasi hasil Multaqo tersebut ditandatangani oleh beberapa Ulama antara lain Mbah Moen, KH Said Aqil Siroj, TGH Turmudi Badarudin, KH Muhammad Iskandar, KH Ahmad Muwafiq, KH Abuya Dimyati, Habib Salim Jindan dan Sejumlah Kiai serta habaib yang hadir dalam acara tersebut.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tindakan inkonstitusional merupakan tindakan yang tidak ada gunanya, karena perbedaan dalam berdemokrasi tentu wajar adanya, jangan sampai perbedaan yang sempat muncul selama pemilu menjadi jarak kekeluargaan antar sesama umat khususnya umat muslim di Indonesia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews