Jadi kali ini pun si licik akan kalah dan percayalah bahwa orang baik akan memenangkan hati sang pencipta.
Kisah ini berdasarkan kisah nyata jadi jangan heran bila dalam membacanya anda merasa dejavu hehe.
Ada meme yang bilang Tukang jual bubur teriaknya 'bubur...bubur', Tukang jual bakso teriaknya pake kenceng plus ditambahi bunyian 'bakso..bakso', jadi kalau ada yang teriak curang..curang siapakah dia ? Tukang curaaang. Oops!
OK guys, Pemilihan Umum 17 April 2019 lalu menimbulkan konsekuensi logis bagi kontestannya.
1. Bagi yang merasa menang tentu ada harapan kegembiraan, selalu bersemangat dan berdoa agar benar adanya. Biasanya tak akan pernah melakukan perbuatan yang menganggap penyelenggara pemilu ini telah berbuat curang.
2. Sebaliknya , bagi yang perolehan suaranya sedikit dibanding lawannya alias kalah, maka tentu saja akan ada rasa gundah gulana resah gak karuan. Biasanya secara psikologis akan mencari kambing hitam akan potensi kekalahannya. Biasanya akan menyalahkan siapapun termasuk kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) bahkan kepada perangkat wasitnya Badan Pengawas Pemilu hingga tingkatan dibawahnya. Curang !
Nah, kata curang bagi yang kalah adalah sesuatu yang sakral untuk dinyatakan, sambil ditunjukan kepada siapa itu berlaku. Dalam konteks pemilihan presiden dan wakil presiden KPU, Bawaslu dan pihak yang menang secara hitungan cepat metode ilmiah Quick Count yaitu pihak pasangan calon Joko Widodo dan KH. Ma'ruf Amin.
Terstruktur, Masif dan Terencana , tuduhan curang kepada pihak pihak tersebut. Tanggal 22 Mei nanti adalah pertaruhan KPU untuk mengcounter tuduhan curang dari kubu 02 . Padahal dari klaim mereka hasil survey internal kubu mereka mendapat 62 persen suara jauh mengungguli kubu Jokowi. Tapi benarkah demikian?
Perang urat syaraf, Psy War jauh jauh hari sudah didengungkan . Bahwa. Lembaga survey di Indonesia telah dibeli integritasnya oleh sang petahanan. Tujuh lembaga survey telah menodai demokrasi, itulah anggapan dari anggapan 02 selama ini. Aneh, di sebuah negara demokrasi masih ada yang percaya lembaga survey diragukan metodologinya. Padahal kalau dikaji lebih dalam cara ini adalah yang paling efektif menggambarkan hasil perolehan yang mendekati kebenarannya.
Semua Berpotensi Berbuat Curang.
Dalam demokrasi dengan sistem pemilihan langsung seperti di Indonesia semua pihak bisa berpotensi berbuat kecurangan, namun tidak bisa membatalkan hasil pemilu.
Bagi yang memiliki data kecurangan , ada mekanisme pengaduan ke mahkamah konstusi atau MK. Dari 1000 TPS yang dicurigai ada kecurangan namun hanya 10 yang bisa dibuktikan maka 10 tempat itulah yang akan ditindak lanjuti semisal dengan melakukan pemungutan suara / pemilihan ulang .
BPN Teriak Curang Karena Kehabisan Bahan
Sejak adanya orang sujud tahun 2014 maka saat itulah kisah KPU Curang ada, sejak adanya deklarasi kemenangan namun hasil real count belum launching maka itu awalnya drama curang. Apesnya yang main film masih dia-dia saja jadilah seperti kita nonton drama yang itu-itu saja.
Tahun 2014, setelah teriak curag tim Prabowo ngajak main pengadilan dan sampai akhir cerita bukti surat suara 7 kontainer tak pernah sampai ke KPU dan jadilah Jokowi Presiden RI sampai hari ini.
Menurut saya tim BPN memang enggak punya senjata apa-apa selain mengulang kisah di masa lalu. Soalnya kalau kita punya bukti pasti dong kita lebih senang nunjukin bukti. Mereka bahkan gak punya tempat khusus buat ngerekap suara mereka karena apa ? Maaf saja itu karena Prabowo dibisikin ulama yang mendadak jadi ulama, lah panglima besarnya aja di Arab ya kan ? Dimana-mana juga panglima itu turun medan perang bukannya kasih salam video call ya kan ?
Sumber terpercaya yang tidak bisa saya sebut jauh sebelum pemilu, saking saya rasa persaingan ketat maka saya ada kekhawatiran saya Jokowi akan kalah, maka saya telepon sohib dan saya tanyakan 'duh gimana ya? Prabowo bakalan menang ya ?' Jawaban dia 'gak li, jagoan mu menang. Survei kami sendiri gak sampai 50%'. Well jadi wajarlah sebelum hari pencoblosan mereka sudah teriak curang.
Trik 02
Sebenarnya masih banyak kok yang waras dari kubu 02, namun karena akal kebalik akhirnya mereka licik. Coba pelan-pelan pakai logika bagaimana mungkin 02 di curangi dengan masif ?
Tuduhan yang meng ada- ada
Ada kurang lebih 800 ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS) di kalikan lima (5) orang saksinya. Dari kubu 02 jelas pasti selalu ada di tiap TPS tersebut. Artinya akan ada 4 juta orang saksi yang akan mengawasi mencatat bahkan merekam prosesnya dan mengawalnya sampai tingkat pusat. Bagaimana bisa mengklaim pemilu curang? Sedangkan penghitungan surat suara sendiri disaksikan kubunya. Jadi percayalah, tuduhan mereka hanya sekelas drama saja. Pepesan kosong.
02 Sudah Deklarasikan Menang Duluan
Kalian bisa lihatkab mereka sudah melakukan deklarasi kemenangan sampai empat kali, mendelegitimasi hasil dari Quick Count dan Penghitungan Real Count dari KPU nanti. Lalu kubu mereka menyatakan curang dan minta pemilu ulang. Kumaha ieu da aing mah lieur jadina. Katanya menang tapi nuduh curang , menang kok malah minta diulang pemilunya. Dari statemen mereka saja logikanya salah semua. Dan yang waraspun dibuat bingung jadinya.
Punay Data Internal yang Tak Perlu Diumbar
Liciknya 02 mereka selalu teriak punya data internal namun nyatanya sampai hari ini tak sekalipun mereka melihatkan ruang kerja mereka, kerjaannya hanya koar-koar. Sebaliknya tim 01 secara transparan menunjukkan lokasi kerja tim yang ikut mengawal penghitungan suara. Kalau memang punya tunjukkan dong, buktikan kalau ikutan ngawal perhitungan suara. Nyatanya Fadli Zon yang ketipu Ratna Sarumpaet pun ga tahu dimana tim BPN kerja wkwkw.
SBY Menarik Demokrat dari Koalisi BPN
Terlepas dari SBY main aman, tapi ininafah koentji. Hatta sang besan tentu sudah bisikin pak SBY 'san..dia kalah lagi skenarionya sama kek dulu sama gua san, dia bakalan nuduh KPU curang, keluar sekarang san daripada makin malu' . Haha percaya sama aku itu yang terjadi. Sejak ditinggal Demokrat terikan BPN makin sepi dan akhirnya mainin agama lagi coi, bawa ulama buat menolak hasil KPU.
Dalam Dongeng Si Licik Selalu Kalah
Akhir kata saya cuman mau ajak kalian mengulang semua dongeng yang sudah pernah kalian dengar, baik pengantar menjelang tidur atau pun ketika guru memberi pelajaran budi pekerti. Pernahkah ada kisah si Licik yang jadi pemenang ? NOPE! Jadi kali ini pun si licik akan kalah...percayalah bahwa orang baik akan memenangkan hati sang pencipta.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews