Indo Barometer menunjukkan hasil bahwa selisih kedua pasangan Calon Presiden berada di angka 21 persen. Elektabilitas Pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin ada di angka 50,2 persen.
“Selisihnya 21 persen, Paslon nomor 01 memenuhi elektabilitas 50,2 persen sedangkan paslon 02 memiliki 28,9 persen, sementara sisanya sekitar 20 persen masih merahasiakan pilihannya,” tutur Hadi Suprapto selaku peneliti Indo Barometer.
Hadi menyampaikan, pilpres 2019 merupakan pengulangan pilpres 2014 kemarin. Dalam simulasi berhadapan langsung, capres petahana Joko Widodo memiliki elektabilitas lebih unggul daripada Prabowo Subianto. Selisih keduanya mencapai 22,3 persen.
“Jokowi terpilih sebanyak 51,2 persen, Prabowo 28,9 persen, sementara yang masih merahasiakan pilihannya sebesar 19,9 persen,” tuturnya.
Dari simulasi masing – masing kedua cawapres antara Ma’ruf Amin dengan Sandiaga, Ma’ruf masih lebih unggul dari Sandi dalam memperoleh dukunnan masyarakat, dengan selisih 12,4 persen. Ma’ruf memiliki elektabilitas 44,5 persen, sedangkan Sandi 32,1 persen. Masyarakat yang belum menentukan pilihan sebesar 23,4 persen.
Survei ini dilakukan pada 34 provinsi di Indonesia pada 6 – 12 Februari 2019. Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 1.200 responden, dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,83 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden dengan menggunakan kuesioner, serta responden survei adalah warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Indo Barometer menemukan aspek kepribadian dan kemampuan Calon Presiden Joko Widodo lebih unggul daripada Calon Presiden Prabowo Subianto. Dalam hal kepribadian, Jokowi unggul dalam enam aspek, sedangkan Prabowo hanya unggul dalam dua aspek.
Jokowi unggul di aspek perhatian dan dekat dengan rakyat 85,9 persen, berpengalaman 84,6 persen, intelektual 84,5 persen, taat beragama 80,6 persen, mampu memimpin 78 persen dan bersih dari korupsi 66,4 persen. Sedangkan Prabowo unggul dalam 2 aspek yaitu ketegasan 85 persen dan berwibawa 79,9 persen.
Dalam penelitian aspek kemampuan kedua capres, posisi Jokowi unggul dalam semua aspek, seperti mampu mengatasi masalah keamanan 79,3 persen mampu mengatasi masalah sosial 78,2 persen, mampu mengatasi masalah hukum 69,4 persen, dan mampu mengatasi masalah ekonomi secara umum 56,6 persen.
Seandainya pemilihan Presiden dilakukan hari ini, Jokowi – Ma’ruf memiliki elektabilitas 50,2 persen, sedangkan Prabowo – Sandiaga 28,9 persen. Sisamua sekitar 20 persen masih merahasiakan pilihannya. Kepribadian Jokowi juga mendapatkan pujian dari Ulama asal Kalimantan Selatan KH Asmuni, ulama yang dikenal dengan julukan Guru Danau tersebut mengatakan bahwa Jokowi adalah sosok yang lembut namun tegas.
Pujian juga datang dari Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir, menurutnya Jokowi telah betul – betul menuai keberhasilan dalam bidang ekonomi. Di bawah kepemimpinannya, kesenjangan juga semakin berkurang.
Sehingga, sangat penting untuk Presiden Jokowi melanjutkan kepemimpinannya hingga 2 periode. Pihaknya juga meyakini, jika Jokowi terpilih kembali maka pertumbuhan bukan lagi 5 persen, namun bisa mencapai 7 persen. Namun agar harapan itu tercapai, dibutuhkan juga stabilitas politik dalam negeri, karena kondisi politik cukup berpengaruh terhadap bidang ekonomi.
Popularitas dan elektabilitas Jokowi selaku Capres Petahana hingga saat ini terbukti belum bisa dikejar oleh para rivalnya pada Pilpres 2019. Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai rival terdekat bahkan tertinggal jauh.
Hal itu terlihat dari survei nasional yang dikeluarkan Alvara Research Center yang menyebutkan bahwa siapapun tokoh yang maju di Pilpres 2019 tak akan mampu mengimbangi elektabilitas Jokowi.
Harry menyebutkan, dari sisi popularitas pun Jokowi meraih 97,7 persen dengan top of mind 58,0 persen. Sedangkan Prabowo hanya mencapai 96,8 persen dan top of mind 33,5 persen.
“Bisa dibilang siapapun lawan Jokowi pasti akan kalah jika melihat hasil survei ini,” tutur Harry.
Menurutnya, Kandidat di luar Jokowi dan Prabowo belum menonjol, elektabilitas kandidat – kandidat lain masih sangat rendah. Dari berbagai simulasi kontestasi melawan kandidat manapun, Jokowi belum terkalahkan.
“Artinya, peluang Jokowi untuk terpilih kembali menjadi presiden lebih tinggi dibanding kandidat lainnya,” tuturnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews