Pengurus pengurus di tingkat kecamatan banyak ditinggal oleh penggemarnya ketika sejumlah pernyataan pengurus pusat banyak masuk ke ranah agama.
Partai Solidaritas Indonesia sempat menjadi sebuah kejutan dijagat perpolitikan Indonesia akhir akhir ini terlebih pada saat masa masa kampanye.' dan dianggap menjadi sebuah partai harapan banyak kalangan untuk bisa memberi warna perubahan dalam politik Indonesia Kedepan ditengah tengah buruknya kinerja DPR baik dipusat dan daerah terlebih soal terjerat kasus korupsi.
Juru juru bicara PSI yang notabane nya masih kategori generasi milenial kisaran usia 21 tahun sampai 45 tahun dengan gagah berani dan percaya diri mampu mengimbangi logika dan nalar politik para politikus senior dari partai partai partai besar terlebih dipercaya juga menjadi juru juru bicara TKN (Tim Kampanye Nasional ) Jokowi - Ma'ruf Amin.
Sebut saja beberapa diantaranya Tsamara Amani Alatas, Raja Juli Antoni, Dini Purwono, Rian Ernest, Giring Ganesha, Andy Budiman, Surya Tjandra, M. Guntur Romli, Isyana Bagoes Oka dan masih banyak yang lain lain termasuk juru bicara di tiap tiap daerah baik tingkat DPW dan DPD.
Jargon bersih bersih bersih DPR, Anti Korupsi, Anti Intoleransi dikumadangkan ditengah tengan masyarakat untuk mewujudkan Visi PSI yaitu menjadikan masyarakat Indonesia yang sejahtera adil, sehat dan bermartabat, berkehidupan kebangsaan yang bebas dan daya hidup yang bersumber dari kebajikan dan keragaman.
Baca Juga: Grace Natalie Hadapi Ujian Terakhir PSI
Di awal berdirinya partai hingga sampai pada lolos tahap verfak ( Verifikasi Faktual ) oleh KPU, PSI sebenarnya sudah menjadi buah bibir di tengah tengah masyarakat, terlebih personil personil pengurus partai dari pusat hingga daerah dihuni oleh anak anak muda potensial dan energik.
Siapa yang mengetahui persis respon positif / negatif masyarakat terhadap Partai Solidaritas Indonesia? Tidak lain tidak bukan adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang (Tingkat Kecamatan) mereka adalah pengurus atau mesin partai yang bersentuhan langsung dengan masyarakat yang mengenal langsung karakter dan budaya wilayah tersebut.
Apa hubungannya dengan kegagalan Partai Solidaritas Indonesia melenggang ke senayan?? Sebuah masukan positif dari seorang Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Solidaritas Indonesia,' bahwa pengurus pengurus pusat Partai Solidaitas Indonesia dirasa kurang memaksimalkan potensi potensi militan yang dimiliki oleh pengurus pengurus partai ditingkat kecamatan.
Bagaimana itu bisa terjadi? Yaa.. pengurus pengurus di tingkat kecamatan kurang lebih 2 tahun atau 1,5 tahun sebelum perhelatan pesta demokrasi sudah bersedia dengan sukarela dan semangat untuk perubahan mau menjadi pengurus partai yang notabanenya belum mempunyai gambaran masa depan.
Darimana bentuk sukarela dan semangatnya terlihat?? Dari lolosnya Partai Solidaritas Indonesia pada saar Verifikasi Faktual oleh KPU, siapa yang paling berjuang memenuhi syarat syarat itu?
Tentu semua itu tidak bisa dilepaskan dari pengurus pengurus tingkat kecamatan yang berjuang habis habisan dengan biaya sendiri sendiri meminta dukungan warga,' tentu tanpa meniadakan perjuangan keras juga oleh pengurus pengurus pusat.
Relevansi pada gagalnya Partai Solidaritas Indonesia ke senayan salah satunya adalah, ketika sudah lolos menjadi peserta pemilu, pengurus pengurus pusat seolah lupa militansi pengurus pengurus tingkat bawahnya atau lupa sekedar koordinasi tanya jawab bagaimana perkembangan respon masyarakat terhadap Partai Solidaritas Indonesia di tingkat bawah.
Tidak ada pertanyaan dari pengurus pusat, tidak ada juga kesempatan untuk saling bertanya jawab dengan pengurus pengurus partai paling bawah, terlalu padat jadwal mereka menghadiri acara acara talkshow televisi, betul bahwa hal itu juga dapat menaikkan elektabilitas partai, tapi mereka lupa sebenarnya anak panahnya ada pada pengurus pengurus tingkat kecamatan.
Pengurus pengurus partai ditingkat kecamatan sibuk menghadapi dan meladeni pertanyaan dan respon masyarakat, tentang statmen Juru Juru bicara ataupun pidato di stasiun televisi nasional dan media media online lainnya yang terkadang juga mengagetkan pengurus pengurus tingkat kecamatan.
Pengurus pengurus di tingkat kecamatan banyak ditinggal oleh penggemarnya ketika statmen statmen pengurus pusat banyak masuk ke ranah agama, seperti yang sempat viral " anti poligami" menurut sebagian masyarakat yang sudah respect dengan PSI akhirnya mundur karena menurut mereka hal itu diatur dalam agama dan sudah ada sejak zaman nabi nabi kenapa harus dicampuri dan masuk keranah itu, kenapa tidak fokus saja terhadap isu anti korupsi , anti intoleransi dan program program umum unggulan lainnya.
Bagi sebahagian masyarakat bahwa itu adalah sebuah blunder Partai Solidaritas Indonesia diakhir akhir masa kampanye, juga disadari betul oleh pengurus pengurus ditingkat kecamatan,' Bukan Soal Anti Poligaminya, Tapi masuk keranah agama yang merupakan Isu paling sensitif untuk diangkat adalah satu cara bunuh diri untuk mendapat simpati masyarakat.
Baca Juga: Makna Kemenangan PSI di Luar Negeri
2024 akan ada lagi pertarungan dalam pesta demokrasi, Partai Solidaritas Indonesia tentu sudah banyak belajar dari pesta demokrasi tahun 2019, ini masukan dari seorang ketua DPC PSI ditingkat kecamatan yang tetap cinta terhadap PSI meski PSI gagal masuk kesenayan, meski konsolidasi partai dengan kantong sendiri.
Pertama, maksimalkan support untuk potensi militan pengurus pengurus ditingkat kecamatan, karena merekalah mesin partai sekaligus anak panahnya.
Kedua, betul dalam Partai Solidaritas Indonesia tidak memiliki mahar mahar politik, namun biaya politik tetap ada, minimal biaya untuk melakukan pertemuan dengan warga dalam rangka memperkenalkan diri caleg dan partai, untuk itu paling tidak calegnya tidak hanya sekedar untuk memenuhi nomor urut tapi punya keinginan dan kesiapan untuk menang dan mengabdi.
Ketiga, berusahalah meminta pendapat dan masukan dari pengurus pengurus ditingkat bawah, karena mereka adalah gambaran atau cerminan dari daerah itu, sudah barang tentu mereka paham karakter dan budaya pemilih disitu, karena mesin mesin utama partai adalah pengurus pengurus ditingkat kecamatan bahkan jika bisa pengurus ditingkat Desa/ kelurahan, RW dan RT bukan pada caleg caleg DPR RI nya, walaupun mereka juga adalah faktor penting penambah suara.
Semoga Bisa Diterima, dan 2024 terwujud harapan ada perwakilan PSI di senayan untuk mewujudkan Visi Misi Partai Solidaritas Indonesia. Terutama bersih bersih DPR agar terbebas dari praktik korupsi tak berkesudahan yang akan menyengsarakan rakyat.
Luber Sitanggang
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews