Ramadhan adalah penuh berkah tetapi sayangnya ada oknum yang sengaja melakukan aksi kriminal, sehingga mengganggu Ketertiban dan Keamanan Masyarakat (Kamtibmas). Masyarakat pun diminta untuk waspada dan selalu berhati-hati dalam beraktivitas.
Saat Ramadhan kita berharap keadaan berlangsung dengan kondusif dan ada perdamaian di mana-mana. .
Namun sayangnya ada oknum yang kena bisikan setan dan melakukan berbagai tindak kriminal. Kebanyakan jika ditangkap, oknum itu beralasan butuh uang untuk lebaran, padahal hari raya tidak harus selalu dengan pamer baju baru, perhiasan, dan berbagai kemewahan lainnya.
Ketika Ramadhan ada oknum yang tega menyebar uang palsu dan jelas itu adalah tindak kriminal. Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri telah menangkap 12 pelaku jaringan peredaran uang palsu di Kebayoran Baru mereka memalsukan baik mata uang asing maupun rupiah.
Jaringannya juga menyebar luas, tak hanya di DKI Jakarta, tetapi juga di Jember, Probolinggo, dan Surabaya.
Aksi oknum ini sangat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) karena masyarakat jadi rugi dan takut kena uang palsu. Jaringan oknum ini memanfaatkan momen saat Ramadhan ketika perputaran uang terjadi lebih cepat, karena masyarakat membeli stok sembako, bahan untuk membuat kue kering, dan juga baju untuk dipakai saat lebaran.
Masyarakat diminta untuk mewaspadai peredaran uang palsu dan menerapkan cara paling mudah untuk mengenalinya, yang sudah diajarkan oleh Bank Indonesia. Pertama, uang dilihat baik-baik apakah nominal dan nomor serinya benar, karena kadang ada kesalahan oknum yang membuat beberapa uang palsu dengan nomor seri yang samaa persis.
Kedua adalah diraba karena uang yang asli memiliki tekstur yang khas, karena terbuat dari kertas khusus. Sedangkan uang palsu terbuat dari kertas yang dilaminasi tipis sehingga terlalu halus. Sedangkan cara ketiga untuk mengenali uang palsu adalah dengan menerawang karena akan terlihat watermark khususnya.
Untuk mengantisipasi maka sebaiknya seluruh kalangan masyarakat membeli alat yang dilengkapi sinar UV untuk mengetes uang palsu. Jika ditaruh di bawahnya maka terlihat bahwa yang dipegang adalah uang palsu. Pelakunya tinggal dilaporkan ke pihak berwajib atas tindak kriminal pemalsuan uang.
Selain uang palsu, masyarakat juga wajib mewaspadai tindak kriminal lain yaitu phising. Penipuan ini terjadi via gadget dan jika terjadi phising maka haarus waspada. Modusnya adalah ada situs atau oknum yang menyebar link dengan iming-iming kuis berhadiah berlimpah.
Padahal jika link itu diklik amat berbahaya karena seluruh data pribadi, terutama password, akan dengan mudah dicuri oleh hacker. Mereka bisa mengetahui pin ATM, password paypal, dan berbagai akses keuangan lainnya dan mencolong uang di rekening Anda.
Masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati karena phising adalah tindak kejahatan dan membuat banyak orang rugi karena uangnya menghilang. Apalagi saat Ramadhan banyak kebutuhan, mulai dari beras zakat hingga tiket mudik. Jika uangnya hilang akan jadi menangis karena menyesal.
Jangan mengeklik link sembarangan apalagi jika itu beredar dari broadcast. Walau yang menyebar adalah orang yang Anda kenal tetapi jangan klik langsung karena bisa jadi ia juga tidak tahu bahwa itu adalah penipuan. Ingatkan ia dengan cara halus agar tidak ikut tertipu oleh phising.
Masyarakat harus mewaspadai gangguan kriminal saat Ramadhan seperti peredaran uang palsu dan phising. Untuk mengatasi uang palsu maka wajib untuk memiliki alat tes uang palsu dengan sinar UV dan harganya cukup terjangkau. Semua bisa memilikinya sebagai tindakan preventif, meski ia bukan pedagang. Masyarakat juga harus mewaspadai phising di dunia maya dan tidak boleh klik sembarangan.
Siti Zulaikha, penulis adalah Koordinator Forum Literasi Tangerang
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews