Jokowi Harus Larang Paham Khilafah, Bom Waktu yang Hancurkan NKRI

Tak ada jalan lain bagi Jokowi. Jokowi harus segera inisiasi untuk keluarkan larangan terhadap ideologi khilafah: agar menyelesaikan masalah secara komprehensif.

Senin, 18 Oktober 2021 | 10:09 WIB
0
160
Jokowi Harus Larang Paham Khilafah, Bom Waktu yang Hancurkan NKRI
Bendera NII di Garut (Foto: detik.com)

Kasus baiat 59 warga Garut oleh NII (Negara Islam Indonesia) bukan hal sepela. Presiden Jokowi kalau mau tuntas menghantam intoleransi, radikalisme, terorisme harus keluarkan larangan paham khilafah. Pasalnya. Ismail Yusanto masih jadi Jubir HTI. Dakwah sesat khilafah Felix Siauw masih merajalela.

Mahasiswa dan anak sekolah SMP/SMA masih aktif bergerak dengan liqo dan usroh: sejak tahun 1980-an akhir. Hasilnya baby boomers yang kini memegang kekuasaan di semua lembaga negara banyak berpaham khilafah. Ngeri. Simpatisan teroris seperti Fadli Zon – yang minta Densus 88 dibubarkan – masih bebas berpartai. Masalahnya, lagi-lagi ideologi khilafah tidak dilarang. Bom waktu yang akan menghancurkan NKRI.

Gerakan berbasis ideologi khilafah tumbuh pesat. Jelas ancaman nyata terhadap Pancasila dan NKRI. Paham khilafah jari roh gerakan usroh, liqo, kegiatan UKM (Unik Kegiatan Mahasiswa), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), dengan kesamaan ideologi mereka khilafah, Ikhwanul Muslimin, Salafi-Wahabi, ISIS, bahkan teroris. Contoh rektor UIN Jakarta Amany Lubis, adik Sobri Lubis anggota organisasi teroris FPI, pun berkoar mendukung gerakan LDK – organ politik-agama PKS di kampus. Semuanya bersumber pada paham khilafah!

Wujud aktivitas dan organisasi berkiblat khilafah sebagai contoh adalah organisasi teroris HTI, FPI, NII. Anti Pancasila. Dan, banyak aktivitas kampus. Mereka menolak negara selain khilafah. Mencap negara bangsa sebagai thoghut: sesat, setan. Di bidang politik kepartaian ada PKS yang memiliki kader simpatisan teroris, seperti Hidayat Nur Wahid yang dekat dengan pentolan ISIS Yusuf al-Qaradawi.

Saat ini ada puluhan organisasi teroris berbasis dan memiliki jaringan akar sumber teroris di Indonesia: terinspirasi Negara Islam Indonesia (NII), khilafah.

Ada para individu berpaham mendukung teroris seperti Abu Bakar Bakar Ba’asyir, yang pada akhirnya terbukti sebagai teroris. Fadli Zon adalah salah satu embrio pendukung teroris yang mulai kelaparan jabatan: dia terbuang dari Gerindra. Walau dia adalah anak didik Soeharto. Dia kehilangan akar kaum radikal dan teroris FPI. Dia pendukung teroris Munarman. Membelanya mati-matian.

Berotak sengkleh, sama dengan Abu Bakar Ba’asyir, Fadli Zon pengin Densus 88 dibubarkan. Densus 88 adalah lembaga paling kuat penghancur kaum khilafah, teroris, Salafi-Wahabi, dan Ikhwanul Muslimin yang jelas sebagai ideologi kaum teroris. Termasuk menghancurkan FPI dan teroris Munarman. Semua yang terinspirasi ajaran khilafah.
Gerakan teroris berideologi khilafah di Indonesia sangat kuat, yang semodel dengan NII, FPI, ISIS, Jama’ah Islamiyah, HTI, Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Jamaah Anshorut Daulah, Jamaah Anshorut Tauhid.

Gerombolan teroris paling mematikan salah satunya muncul Jamaah Anshorut Khilafah. Gerbong teroris ini tidak besar namun memiliki pengikut militan. JAK ini muncul setelah JAD bentukan Aman Abdurahman dilarang. Pentolan teroris JAD Zaenal Ansori yang terlibat Bom Surabaya menewaskan belasan orang, hanya dihukum 4 tahun.
Jaringan teroris JAK sejak 2016, yang pro-khilafah ISIS melakukan 45 serangan teroris, dan 42 rencana serangan yang digagalan Densus 88. Sasaran mereka gereja, mal, kantor polisi, bahkan Markas Komando Brimob. Tak terkecuali Mabes Polri.

Paling akhir serangan gereja di Makassar yang melibatkan teroris Munarman dan para pengikut gembong teroris Muhammad Rizieq Shihab. Rizieq ini akan jadi tersangka terorisme jika saksi mahkota Munarman bernyanyi di persidangan Munarman.

Sekali lagi. Akar permasalahan utama ideologi khilafah tidak dilarang. Gerakan khilafah adalah gerakan PKI yang mendompleng Islam. Menggunakan cara PKI. Memfitnah. Sebar hoaks. Infiltrasi. Menyusupi BUMN. Bahaya ideologi khilafah ada di depan mata. Fakta baiat ratusan pendukung teroris ISIS oleh Munarman di Makassar, terulang dengan baiat di Garut. Yang ideologinya sama: paham khilafah.

Tak ada jalan lain bagi Jokowi. Jokowi harus segera inisiasi untuk keluarkan larangan terhadap ideologi khilafah: agar menyelesaikan masalah secara komprehensif. Hingga tidak ada lagi Felix Siauw berkhotbah sesat. Atau Ismail Yusanto berkoar khilafah. Atau tidak akan ada lagi Heru Binawan malang melintang di TNI-Polri menyusup dengan kamuflase Badan Wakaf Alquran Indonesia. Kedok teroris yang sempurna. Ini tak akan terjadi jika Jokowi melarang paham khilafah.Tak akan ada kasus lain seperti 59 warga dibaiat sebagai anggota NII. 

Ninoy N. Karundeng.

***