Ini Janji Prabowo yang Tak Akan Lakukan Impor Kalau Terpilih

Senin, 5 November 2018 | 16:51 WIB
0
530
Ini Janji Prabowo  yang Tak Akan Lakukan Impor Kalau Terpilih
Prabowo Subianto (Foto: Detik.com)

Dalam masa kampanye sekarang ini, calon presiden Prabowo Subianto kalau bicara di atas mimbar sering "ngelantur" dan terkadang muluk-muluk janjinya. Janji kampanye tentu boleh, tetapi juga harus berdasarkan realitas yang ada, bukan sekedar janji yang bombastis. Jangan sampai janji tinggalah janji yang susah untuk direalisasikan di bumi yang kita pijak tempat merealisasikan cita-cita dan harapan.

Seperti pada hari Minggu (4/11/2018) dalam deklarasi dukungan, Prabowo Subianto berjanji, kelak kalau ia terpilih menjadi presiden: Indonesia akan berdiri di atas kaki sendiri dan tidak melakukan impor apa-apa. Janji itu disampaikan dalam deklarasi dukungan Komando Pemenangan Prabowo Sandi (Koppasandi) di GOR Soemantri.

"Saya bersaksi di sini kalau insya Allah saya menerima amanah rakyat Indonesia, saya akan bikin Indonesia berdiri di atas kaki sendiri. Kita tidak akan impor apa-apa  saudara-saudara sekalian!" kata Prabowo dengan suara khasnya yang berat dan keras.

Calon presiden Prabowo Subianto dengan pakaian gaya Soekarno ingin menghidupkan janji Soekarno dalam pidato 17 Agustus 1965 tentang ekonomi berdikari di atas kaki sendiri. Hanya mungkin Prabowo Subianto lupa atau tidak memahami konsep ekonomi berdikari versi Bung Karno.

Maksud berdikari ekonomi di atas kaki sendiri menurut Bung Karno bukan segala sesuatu untuk memproduksi barang-barang harus dari dalam negeri dan tanpa mau melibatkan negara lain. Yang di maksud berdikari menurut Bung Karno juga bukan tanpa keterlibatan asing dalam membangun kemandirian ekonomi. Dan juga tidak menghalangin investor-investor asing untuk menjalin kerjasama, asal saling menguntungkan dan tidak merugikan kepentingan ekonomi nasional. Dan tidak ada tekanan-tekanan politik demi ekonomi.

Bung Karno juga sadar nasionalisme Indonesia bukan nasionalisme sempit yang menutup diri dengan bangsa lain di dunia atau nasionalisme yang merendahkan martabat negara lainya. Menurut Bung Karno nasionalisme harus hidup dalam pergaulan internasionaliasme. Bukan nasionalisme yang menghantam kanan dan kiri yang justru merugikan kepentingan negara atau menimbulkan ketegangan antar negara.

Nah, kembali janji calon presiden Prabowo Subianto kelak kalau terpilih tidak akan melakukan impor apa-apa sebagai bentuk pengejawantahan politik ekonomi berdikari adalah sesuatu yang tidak mungkin dan menyesatkan. Menghentikan impor malah bisa menjadi suatu malapetaka yang menjadikan harga-harga melambung tinggi. Impor adalah bisa menggerakkan ekonomi dan menggerakkan industri-industri. Karena ada impor yang sifatnya bahan baku untuk di ekspor kembali. Yang bisa mendatangkan devisa negara.

Ada juga impor yang sifatnya langsung dikonsumsi karena di dalam negeri belum bisa memenuhi, seperti beras, jagung,kedelai dan daging sapi. Bahwa mengurangi ketergantungan impor itu juga hukumnya wajib atau harus.

Dalam ekonomi global atau dunia, membatasi atau menyentop impor bisa-bisa malah terkena sanksi ekonomi dari negara lain atau bisa diadukan ke WTO (World Trade Organization) yang terkadang harus membayar denda.

Dalam suatu negara ekspor-impor adalah urat nadi kehidupan suatu ekonomi negara. Tidak semua kebutuhan bisa dicukupi dalam negeri tetapi dari luar negeri atau impor. Yang terpenting adalah supaya ekspor itu lebih tingi nilainya daripada impor. Yang berarti terjadi "surplus". Kalau impor lebih besar nilainya berarti "defisit". Makanya sering dinamakan "defisit neraca berjalan".

Semua negara berlomba-lomba ekspornya lebih besar dari impornya supaya tidak mengalami krisis ekonomi.

Jadi janji calon presiden Prabowo Subianto yang akan membangun ekonomi berdikari di atas kaki sendiri dengan menyetop atau tidak melakukan impor apa-apa adalah sesuatu yang menyesatkan dan terlalu bombastis. Ia sendiri juga seorang pengusaha dan pembisnis.

Janji boleh, menghayal jangan!!

***