Yang suka nuduh Prabowo pengkhianat ummat justru suka jualan nama ummat untuk kepentingan kekayaan pribadi dan golongan mereka.
Saya masih bingung jika ada yang masih memakai kalimat pengkhianat untuk lawan politik. Setiap mau pemilu, lagu lama ini dinyanyikan lagi.
Karena gak sejalan, tuduh orang pengkhianat. Seperti yang sering di tuduhkan ke Prabowo dan para pendiri Partai Gelora.
Pertama, kalimat pengkhianat tidak dikenal dalam demokrasi. Kalimat jihad, kalimat dakwah. Itu semua bukan kosakata politik. Itu semua kosakata komunitas dan jama'ah tertentu.
Kedua, dalam politik adalah seni bersiasat. Jadi apapun itu tidak ada istilah pengkhianat. Masak orang berpolitik khianat, kalau dia berpolitik walaupun zig zag tetap harus dimaklumi.
Masih ada beberapa pihak pihak kerdil yang terus memakai kalimat ini saat ada orang yang berbeda jalan dengan mereka.
Prabowo misalkan dituduh penghianat ummat. Padahal Prabowo sejak dulu sampai sekarang terkenal banyak membantu ummat.
Kemanapun Prabowo pergi, dia selalu membantu ummat Islam bahkan dari kantong nya sendiri. Fresh Loan.
Prabowo sering menyumbang ke mesjid, rumah sekolah, pengajian, mobil ambulance dst untuk dipakai ummat.
Setiap kunjungan nya ke daerah, Prabowo langsung kasih bantuan ke ummat, apapun yang dia bisa kasih. Berapapun yang dia sanggup kasih. Mulai dari yang berjumlah ratusan juta sampai miliaran rupiah.
Sedangkan partai yang suka nuduh Prabowo sebagai penghianat ummat, kalau turun ke lapangan hanya kasih tausiyah dan Galang donasi dari ummat.
Yang suka tuduh Prabowo penghianat ummat justru kadernya maling dana ACT dan korupsi berjamaah dana APBD.
Kalau turun ke lapangan, boro boro mau bantu ummat. Kadernya sendiri aja gak dikasih. Diumpetin karena memang tokoh mereka berasal dari kalangan fakir miskin. Begitu dapat uang banyak sesekali dari jabatan dewan dll. Itu rakusnya luar biasa.
Yang suka nuduh Prabowo pengkhianat ummat justru suka jualan nama ummat untuk kepentingan kekayaan pribadi dan golongan mereka.
Sayangnya memang mereka ini gak punya muka. Malu nya itu gak ada lagi. Karena takut jadi gembel lagi seperti dulu belum jadi pejabat.
Gelar nya ustadz, syeikh, murobbi, dst dst. Tapi kelakuan nya jauh dari ayat yang mereka jual. apapun itu selama pelaku nya mereka dan golongan nya, maka halal dan mubah.
Malu? Gak sama sekali!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews