Novel menjadikan KPK dan memanfaatkan kekuatan untuk menyandera lawan atau pihak tertentu.
Novel Baswedan tidak lolos wawasan kebangsaan disambut gembira oleh publik yang waras. Bukan hanya Novel, Yudi yang melawan pencalonan Firli Bahuri juga jelas tidak memiliki wawasan kebangsaan. Maka mereka tak layak menjadi pegawai negeri alias ASN.
Publik melihat wajah KPK ya jidat nyaris gosong Yudi Purnomo. Juga jenggot panjang Novel. Atau para pemakai celana cingkrang. Mereka menjadi bagian yang menggerakkan demo. Provokasi menolak pimpinan KPK Firli Bahuri.
Dalam genggaman Novel, majalah dinding KPK isinya kajian agama. Jadwal kegiatan mirip pendalaman keagamaan. Provokator pendorong kebencian Tengku Zulkarnaen jadi pendakwah. Targetnya adalah membangun radikalisme di KPK.
Karena akan ada ketentuan yang bisa bikin Novel terbuang dari KPK. Selain ketentuan pasal tentang ASN bagi karyawan KPK. Publik ingat demo KPK tahun lalu jadi panggung para Kadal Gurun. Gerombolan para penipu 212, khilafah, mendapat panggung. Senang. Menyambut.
Melihat orang KPK seperti Yudi dan Novel jelas orang waras akan was-was melihat KPK. Serem. Maka perlu pembersihan di KPK. Karena Wadah Karyawan KPK pimpinan Yudi, dan kekuatan Novel yang mengakar di sana.
Firli Bahuri mulai membersihkan KPK dari kekuasaan kerajaan Novel Baswedan.
Publik berharap dengan tersingkirnya Novel, maka backing Anies Baswedan hilang. Selama ada kekuasaan absolut Novel di KPK maka Anies tetap akan merajalela.
Kini kita dukung Firli Bahuri mencuci bersih kerak kotoran kekuasaan Novel Baswedan. Yang pimpinan KPK lama tidak mampu menandingi kekuatannya. Hingga KPK lama secara sembarangan ngawur melakukan penyelidikan hanya atas dasar pengaduan tanpa alat bukti.
Juga, publik dibuat kaget kasus Harun Masiku yang carut-marut. Zaman Novel, KPK tanpa alat bukti berani melakukan kriminalisasi. Barang buktinya hanya berupa narasi hukum imajinatif. Seperti kasus Sofyan Basir.
Betapa tidak, pertemuan demi pertemuan para tersangka dinarasikan sebagai perbuatan persekongkolan untuk korupsi. Akhirnya, hakim yang masih waras membebaskan Sofyan Basir.
Juga, Novel menjadikan KPK dan memanfaatkan kekuatan untuk menyandera lawan atau pihak tertentu.
Maka langkah Firli Bahuri dengan pembersihan di KPK untuk menjamin KPK bekerja sesuai dengan prosedur penegakan hukum yang baik, benar, dan berkeadilan. Bukan KPK yang dikangkangi oleh Novel Baswedan.
Maju terus Firli Bahuri hingga publik bisa berharap kasus Anies Baswedan soal Pameran Buku, E-Formula, DP Nol Persen dibuka dan Anies masuk bui.
Ninoy Karundeng
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews