Amunisi Terakhir Jokowi

Tanpa perlu Jokowi bertindak dengan tegas dan keras, mereka akan ngacir dengan sendirinya. Dengan masuknya Ahok, Jonan dan Susi, maka sangat diharapkan BUMN akan lebih sehat.

Selasa, 26 November 2019 | 06:40 WIB
0
1256
Amunisi Terakhir Jokowi
Jonan dan Susi Pudjiastuti (Foto: ngopibareng.id)

Jokowi punya 'amunisi' yang cukup untuk mengamankan BUMN, setelah sekian lama menjadi bancakan para mafia dan elit politik. Membenahi negeri ini memang harus punya niat baik dan keberanian.

Setelah menempatkan Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina, berikutnya Jokowi akan menggunakan 'amunisi terakhirnya', Jonan dan Susi Pudjiastuti menjadi Komisaris Utama di BUMN lainnya.

Jonan kemungkinan besar akan segera mengisi jabatan sebagai Komisaris Utama PT Garuda Indonesia, sementara Susi Pudjiastuti bisa jadi  komisaris Perum Perikanan Indonesia (Perindo) .

Mereka ini adalah amunisi yang digunakan Jokowi untuk membenahi dan mengawasi BUMN. Dengan asset lebih dari 8.000 triliun, seharusnya BUMN bisa meningkatkan laba bersih lebih dari 200 triliun, apalagi kalau diawasi dengan baik.

Sekian lama nilai asset yang begitu besar dibangga-banggakan untuk menutupi berbagai permainan, hanya sekadar cukup untuk dibanggakan, selebihnya BUMN menjadi Sapi perahan para penjarah yang memang menjadi benalu di BUMN.

Begitu Ahok resmi menjadi Komisaris Utama Pertamina, suara bising para buzzer kartel mafia migas pun mereda. Bisa jadi mereka sedang mengatur strategi baru, dengan amunisi yang cukup untuk kembali menyerang Ahok.

Yang mereka tidak fahami adalah, bahwa kebenaran tidak bisa dikalahkan dengan sebuah konspirasi. Mereka bertindak atas nama syahwat, sementara kebenaran ditegakkan dengan akal sehat.

Jokowi harus tetap mewaspadai elit politik dilingkarannya yang merupakan bagian dari kartel mafia migas. Elit politik seperti itulah yang akan merusak kinerja pemerintah, dan akan terus merongrong pemerintah untuk mengikuti kebijakan mereka. 

Meskipun sebetulnya Jokowi sudah sangat tahu keterlibatan mereka dengan kartel mafia migas. Bisa jadi nantinya Jokowi akan menggunakan jurus 'merebus kodok' terhadap mereka ini, kalau mampu menyesuaikan dengan iklim kerja Pemerintah, mereka akan tetap bertahan.

Ketika mereka tidak lagi mampu menyesuaikan diri dengan iklim kerja Jokowi, maka mereka akan melompat sendiri keluar dari panci kabinet. Sejak Kabinet dibentuk, Jokowi sudah merasakan keberadaan mereka yang merupakan bagian dari kartel mafia migas.

Namun untuk mengidentifikasi keberadaan mereka, Jokowi butuh menempatkan orang-orang yang menjadi amunisi bagi Perjuangannya untuk membenahi BUMN. Dengan jurus 'memukul semak' akhirnya mereka sudah teridentifikasi.

Jokowi akan mengeksekusi mereka dengan jurus merebus kodok nantinya. Tanpa perlu Jokowi bertindak dengan tegas dan keras, mereka akan ngacir dengan sendirinya. Dengan masuknya Ahok, Jonan dan Susi, maka sangat diharapkan BUMN akan lebih sehat.

***