Ada Apa di Balik Instalasi Gabion?

Apakah Instalasi Gabion tersebut bisa dikatakan bagian dari happening art, atau cuma kerangkeng Gabion untuk memperindah Taman Bundaran HI, yang fungsinya hanya sebagai elemen estetis?

Minggu, 25 Agustus 2019 | 09:20 WIB
0
547
Ada Apa di Balik Instalasi Gabion?
Foto: Kompas.com

Pertanyaan ini perlu penulis sampaikan, karena menyangkut berbagai aspek dan nilai yang terkandung dalam materi bahan pembuatan Instalasi yang sedang hangat diperdebatkan.

Setelah kontroversi Karya Instalasi Getah-Getih, yang mengisi lansekap sekitar bundaran HI, sekarang muncul lagi kontroversi Instalasi Gabion yang menjadi perbincangan.

Penulis mencoba mempertanyakan terlebih dahulu sesuatu yang mendasar dari karya Instalasi tersebut, siapa tahu ada yang bisa memberi pencerahan, sehingga bisa menjawab segala hal yang menjadi kontroversial.

Yang pertama, penulis ingin mempertanyakan apakah Instalasi Gabion itu benar karya Instalasi, atau cuma karya landscaping bagian dari pertamanan, yang dikerjakan oleh Tukang taman. Sehingga "kerangkeng Batu" tersebut hanyalah merupakan unsur elemen estetis dari bagian keindahan Taman.

Kalaulah itu sebuah Karya Seni Instalasi, maka dia adalah merupakan karya happening art, dan tentunya dikerjakan oleh seniman profesional, seniman yang faham terhadap materi yang digunakan dalam karya tersebut.

Jadi sangat kecil kemungkinannya untuk melanggar penggunaan materi/bahan yang dilindungi seperti terumbu karang. Seorang seniman profesional biasanya sangat hati-hati dalam mengeksplorasi karya-karyanya, terutama dalam memilih bahan untuk membuat karyanya.

Lain persoalannya kalau kerangkeng Gabion itu bukan karya Instalasi, hanya elemen estetis dari sebuah landscaping, yang dikerjakan oleh dekorator taman, sangat mungkin akan terjadi kesalahan prosedur dalam penggunaan bahan.

Baca Juga: Anies dan Batunya

Riyanni Jangkaru, Mantan Host Jejak Petualang yang juga pemerhati lingkungan, sangat menaruh perhatian yang serius terhadap Kerangkeng Gabion di area Taman Bundaran HI, karena menurutnya Batu Gabion yang digunakan adalah Batu karang yang dilindungi.

Anehnya para petinggi di DKI Jakarta yang terkait dengan pengerjaan Kerangkeng Gabion tersebut tidak mengetahui kalau Batu yang digunakan adalah Batu Karang yang dilindungi. Seperti yang dilansir kompas.com,

Riyanni dihubungi anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Naufal Firman Yursak dan Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati.
Riyanni menyampaikan, orang pertama menghubunginya adalah Naufal.

"Mereka merasa kaget. Terus aku bilang, substansi ini bukan memojokkan secara personal karena aku enggak ada urusan untuk itu. Substansi itu cukup jelas adalah mengenai penggunaan terumbu karang tersebut sebagai bagian dari instalasi," ujar Riyanni saat dihubungi, Sabtu (24/8/2019).

"Beliau bilang gini, dia tidak tahu bahwa yang dia taruh itu adalah batu karang. Yang dia tahu, ketika proyek itu disetujui, pembangun proyek itu memesan batu tersebut dari toko batu dan itu yang dikirim oleh toko batunya," kata Riyanni.

Dari sini bisa kita ketahui bahwa Proyek tersebut sepertinya bukan dikerjakan oleh seniman Instalasi atau seniman profesional, kalau seniman profesional tidak mungkin prosedur pengerjaannya seperti itu.

Besar kemungkinan kerangkeng Gabion itu bukanlah karya Instalasi, tapi hanyalah elemen estetis dari sebuah landscaping, yang dikerjakan oleh Tukang taman yang biasa mengerjakan taman-taman Kota.

Kalaupun seorang profesional dibidang Landscape, pastinya menguasai materi yang digunakan, tahu aturan mana bahan yang boleh digunakan dan mana yang tidak, dan biasanya dikerjakan secara borongan, sehingga bahanpun mereka sendiri yang menyiapkan.

Yang kedua, ada perbedaan nilai harga jika kerangkeng Gabion itu hanyalah merupakan karya landscaping dibandingkan dengan karya Instalasi. Sebagai elemen estetis dari sebuah landscaping tentunya nilainya tidaklah semahal karya Instalasi.

Pembuatan landscaping itu biasanya dihitung berdasarkan permeter persegi, sementara karya seni Instalasi nilainya tidak terbatas, karena sebagai bagian dari happening art nilainya sangat tinggi, karena dikerjakan oleh seniman profesional.

Apakah Instalasi Gabion tersebut bisa dikatakan bagian dari happening art, atau cuma kerangkeng Gabion untuk memperindah Taman Bundaran HI, yang fungsinya hanya sebagai elemen estetis?

Namun Karena kepentingan Politik anggaran, maka karya tersebut dinilai sebagai karya Instalasi.

***