Negara ini banyak memiliki orang pintar, hanya saja sedikit memiliki orang bijak yang mau bekerja keras. Negara ini terlalu banyak orang yang pintar berbicara.
Sudah ada beberapa artikel yang saya tuliskan bahwa, Pilpres 2019 bukan cuma kontestasi dua Kandidat Presiden antara Jokowi dan Prabowo, tapi ada pihak Ketiga yang ingin menangkap peluang untuk memancing diair keruh, inilah yang harus diwaspadai.
Sengkarut hasil perhitungan suara menjadi polemik yang tidak berkesudahan, sementara ada pihak lain yang mencoba menabuh gendrang permusuhan, yang memanasi situasi agar menjadi konflik, dan tidak ada pihak yang berusaha untuk mencari jalan Tengah.
Negeri ini sudah kehilangan keteladanan dari seseorang yang disegani, sehingga tidak ada lagi tokoh yang bisa mendamaikan, Karena gelombang panas itu memang sengaja diciptakan, ada yang ingin merebut kendali Pemerintahan secara Inkonstitusional.
Seseorang bisa menceritakan mimpi tentang kepemimpinan, dan itu dipercayai sebagai sebuah kebenaran dan kepastian, padahal seringkali mimpi hanya menyesatkan. Setelah itu tidak berusaha untuk masuk memberi pencerahan, agar situasi bisa didamaikan.
Begitulah seharusnya kalau kita Sama-sama mencintai kedamaian negeri ini. Tapi ketika sebuah bisikan tersebut menjadi oase yang diteguk karena kehausan terhadap kekuasaan yang terlalu lama, maka menjadi sangat memabukkan.
Kini situasi seperti api dalam sekam, tidak ada yang berusaha untuk meredam, tokoh-tokoh panutan tidak ada yang bersuara, karena takut dianggap sebagai sebuah keberpihakan. Yang berseteru harus mampu saling menahan diri, kalau tidak ingin peluang ini dimanfaatkan pihak Ketiga.
Terlalu mahal kalau Pemilu 2019 harus ditebus dengan perpecahan. Sebuah kekuasaan hanya merupakan kepentingan sesaat, sementara negeri ini ada untuk hajat hidup dan kepentingan bangsa dan negara sepanjang masa.
Yang ksatria harus mampu memperlihatkan ksatriaannya, yang negarawan harus bisa menempatkan kenegarawannya. Negara ini ada bukan karena hasil pemberian cuma-cuma. Negara ini direbut dengan semangat mengorbankan nyawa, dan negara ini tidak boleh sia-sia.
Kita bisa membusungkan dada kepada musuh, namun musuh bangsa ini bukan bangsa sendiri. Jangan jadikan kenyataan apa yang pernah dikatakan Bung Karno,
"Perjuanganku tidak berat, karena hanya mengusir penjajah, perjuanganmu lebih berat, karena melawan bangsamu sendiri."
Negara ini banyak memiliki orang pintar, hanya saja sedikit memiliki orang bijak yang mau bekerja keras. Negara ini terlalu banyak orang yang pintar berbicara, tapi hanya sedikit yang mau menjadi pendengar.
Ayolah jangan sampai negara yang sudah merdeka ini porak poranda hanya Karena kegoisan Satu dua orang, dan pada akhirnya dengan mudah dirampas pihak ketiga yang ingin mendirikan negara yang bertentangan dengan Pancasila.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews