Apa sih yang ada di benak politisi oposisi? Kalau tidak mengkritik tanpa data, selalu saja menyalahkan Presiden Petahana Joko Widodo (Jokowi) atas kesalahan dilakukan orang lain. Hal ini bukan terjadi sekali, namun berkali-kali, yang membuat seakan-akan segala kesalahan itu menjadi hak Jokowi.
Ibaratnya, ketika seseorang khilaf dan melakukan kesalahan, maka kesalahan itu terjadi dikarenakan adanya godaan atau ajakan syetan atau iblis, tanpa terlebih dahulu bercermin pada diri sendiri.
Jika segala kesalahan yang terjadi pada bangsa ini ditimpahkan kepada Jokowi, apa lantas si pelaku tidak pernah salah. Manusia adalah tepatnya salah dan lupa. Manusia yang paling baik adalah manusia yang menyadari kesalahannya, dan mencoba untuk memperbaikinya, dan bukan justru menimpahkan apa yang dilakukannya kepada orang lain.
Penangkapan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief atas kasus penyalahgunaan Narkoba beberapa waktu lalu, seakan dipolitisasi oleh beberapa politisi oposisi.
Atas kejadian itu, Waketum Gerindra Arief Poyuono menyalahkan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Arief Poyuono menyalahkan pemerintah Jokowi, karena dianggapnya tidak berhasil menekan peredaran narkoba.
Dan, nyatanya bukan hanya Arief, Fadli Zon yang juga rekan satu partai Arief juga ikut menyalahkn Jokowi. Menurut Wakil Ketua DPR RI ini, menilai soal rendahnya pengungkapan penyelundupan narkoba oleh aparat penegak hukum di Indonesia, sehingga Indonesia menjadi sasaran penyelundupan jaringan narkoba internasional.
"Ini situasi yang membahayakan. Pemerintah harus introspeksi ya, pengguna narkoba ini dalam empat-lima tahun ini meningkat tajam, bukan menurun. Artinya, pemerintah sekarang menurut saya gagal dalam menangani persoalan narkoba karena kita lihat jumlah temuannya semakin fantastis," tuturnya.
"Ada yang sampai ton ada yang sampai berkilo-kilogram ya. Jadi apa yang terjadi pada Saudara Andi Arief mungkin dia merupakan korban dari berbagai macam derasnya masuknya narkoba ke Indonesia," tambah Fadli.
Ya begitulah politisi oposisi.Begitu mudahnya menyalahkan orang lain, tanpa terlebih dahulu bercermin bahwa apa yang dilakukan Andi Arief adalah kesalahannya sendiri.
Bukanlah Andi Arief adalah manusia merdeka, dewasa yang sudah bisa menilai dan juga memahami, mana yang baik dan mana juga yang buruk, sehingga apa yang dilakukannya merupakan kesalahan yang tentu saja dia mengetahui dengan persis sanksi apa yang akan diterimanya kelak.
Andi Arief bukan lagi anak kecil yang masih dalam pantauan atau perlindungan orang dewasa.
Sebagai anak bangsa, melalui tulisan ini, saya mengharapkan jawaban atau komentar dari para pembaca mengenai sikap Politisi yang cenderung dengan mudahnya menyalahkan orang lain, khususnya menyalahkan Jokowi.
Silakan tulis di bawah ini!
Salam dan terima kasih!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews