Anjing (asu, bahasa Jawa) termasuk binatang yang sangat setia kepada majikan atau tuannya. Anjing bisa menjadi penjaga atau pelindung terhadap tuannya dari ancaman. Bahkan sekalipun berganti tuan atau majikan, anjing masih mengenali tuan lamanya dan tidak agresif, apalagi galak. Ia juga rela mati dan bertaruh nyawa demi majikannya. Padahal anjing hanya mengandalkan insting sebagai hewan.
Lantas, bagaimana dengan manusia yang punya banyak kelebihan karena dibekali akal pikiran dibanding dengan anjing?
Manusia bisa menjadi setia kepada tuan atau majikannya kalau diberi suatu materi, jabatan atau kekuasaan. Dengan jabatan atau kekuasaan manusia terkadang bisa menjadi setia seperti anjing jinak yang akan setia kepada majikannya. Ia akan membela tuannya.
Tetapi berhati-hatilah, terkadang manusia--kalau materi, jabatan atau kekuasaan yang diberikan dihentikan, bisa berubah menjadi agresif dan galak. Bahkan bisa menggigit mantan majikannya tersebut. Atau bisa melakukan tindakan melawan hukum seperti melakukan pembunuhan kepada mantan majikannya yang pernah berbuat baik kepadanya.
Apalagi, kalau berganti majikan. Manusia terkadang sering menjelekkan dan menyerang mantan majikannya tersebut. Sebagai bukti ia setia kepada majikan barunya. Ia akan setia dan memuji majikan barunya. Siap menunggu perintah majikan barunya tersebut. Kalau perlu menyerang mantan majikannya.
Dalam dunia politik lebih kejam lagi. Banyak orang yang dulunya menjadi bawahan dan diberi jabatan, karena dipecat dan berganti majikan tuan politik, ia rela menggigit atau menyerang mantan majikannya tersebut.
Dan ini terjadi dalam realita panggung politik tanah air.
Seperti kita ketahui, mantan menteri ESDM Sudirman Said pernah menjadi pembantu presiden Jokowi sebagai menteri. Karena suatu dan lain hal, yang bersangkutan dipecat, terkena reshuffle. Lantas yang bersangkutan pindah haluan ke jalur politik dan menemukan majikan baru. Ia ikut pilkada Jawa Tengah dan kalah. Sedangkan sahabatnya yang juga terkena reshuffle sukses dan berhasil sebagai gubernur DKI.
Dalam pilpres 2019, Sudirman Said dipercaya sebagai Direktur Materi dan Debat BPN yang bertanggung jawab memberikan materi-materi atau masukan kepada tuan atau majikannya. Supaya dalam laga debat sang majikan bisa tampil prima dan trengginas, bisa memukul si tukang kayu yang badannya kurus tersebut.
Alih-alih bisa memukul si tukang kayu di panggung debat kedua, majikannya tersebut kena pukulan telak oleh si tukang kayu. Padahal hanya disinggung soal konsesi hutan.
Tentu pukulan telak si tukang kayu tersebut membuat malu Sudirman Said sebagai Direktur Materi dan Debat BPN sebagai penanggung jawab. Ia tidak terima majikannya dipermalukan dipanggung debat yang ditonton jutaan masyarakat Indonesia.
Akhirnya ia memutar otak, apa yang kira-kira bisa untuk menyerang mantan majikannya tersebut. Dan ketemulah caranya, yaitu soal Freeport.
Mantan menteri ESDM Sudirman Said memberikan pernyataan:Kalau Bos Freeport Jim Moffet pada waktu itu pernah bertemu dengan Presiden Jokowi secara "rahasia atau diam-diam".
Tentu pernyataan Sudirman Said itu untuk menyerang atau membalas mantan tuan atau majikannya (Presiden Jokowi) karena telah membuat malu majikan atau tuan barunya dalam panggung debat.
Padahal rumor pertemuan antara presiden Jokowi dan Jim Moffet pada waktu itu juga terendus oleh rekan-rekan wartawan dan banyak media yang mewartakan.
Bahkan mantan menteri ESDM Sudirman Said kala itu menjawab dalam wawancara dengan majalah TAMBANG edisi November 2015 terkait pertemuan antara Presiden Jokowi dan Bos Freeport Jim Moffet.
Jawaban Sudirman Said sebagai menteri ESDM waktu itu yaitu: "Presiden menjalankan tugas negara, dan itu bukan merupakan operasi rahasia. Itulah cara beliau mengurangi kegaduhan. Akan salah kalau Presiden dan Moffet membuat kesepakatan sendiri, baru kemudian mengundang saya. Presiden ketika bertemu Moffet selalu mengajak menteri teknisnya. Saya sebagai menteri teknis berkewajiban menindaklanjuti."
Ini jawaban Sudirman Said waktu masih setia dengan majikan atau tuannya waktu itu. Bisa dilihat jawabannya begitu cerdas dan menunjukkan kesetiaan kepada atasannya.
Tetapi setelah berganti tuan atau majikan, Sudirman Said membuat pernyataan bahwa ada pertemuan rahasia atau diam-diam antara presiden Jokowi dan Jim Moffet. Pernyataan ini diungkap kepada masyarakat atau publik setelah tuan atau majikan barunya dipukul oleh si tukang kayu. Yang memukul mantan majikan atau tuannya sendiri.
Padahal secara pribadi presiden Jokowi tidak pernah menyerang atau membuat berita atau pernyataan yang negatif kepada mantan menterinya tersebut.
Ini semua ia lakukan demi membela majikan barunya.
Menteri ESDM Jonan yang menggantikan Sudirman Said juga angkat bicara. Bahwa kalau memakai draf dari menteri yang dulu (Sudirman Said), divestasi 51% Freeport tidak akan terjadi atau berhasil. Jonan juga menjelaskan, ia memulai atau mengawali negosiasi dengan Freeport dari nol. Dengan melibatkan kementerian keuangan dan kementerian BUMN.
Jadi kalau memang pertemuan antara presiden Jokowi dan Jim Moffet ada pembicaraan rahasia yang bisa merugikan negara atau ada deal-deal tertentu tinggal dilaporkan kepada KPK.
Bercerminlah dengan cermin yang besar, siapa tahu akan ingat kata-kata atau kalimat-kalimat yang pernah kau ucapkan di majalah Tambang edisi November 2015.
"Anjing saja setia kepada tuan atau majikan yang pernah berbuat baik kepadanya,masak kamu kalah sama anjing atau asu yang hanya mengandalkan naluri atau insting."
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews