Jakarta – Maraknya paham radikalisme di Indonesia baik yang terjadi dalam dunia nyata ataupun dunia maya amat meresahkan. Untuk itu Nusa Pers menggelar diskusi publik guna membendung paham radikalisme tersebut.
Acara yang digelar di Restoran Soto Boyolali Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (21/2), mengusung tema “Upaya Peran Pers dan Generasi Millenial dalam Membendung Paham Radikalisme”.
Diskusi dihadiri oleh Kesit Budi Handoyo (Sekretaris PWI DKI Jakarta), Adi Prayitno (Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia) dan Brigjen Pol. Drs. H. Budi Setiawan, MM (Karo Multimedia Div. Humas Polri).
Dalam diskusi tersebut, Adi Prayitno yang juga merupakan dosen FISIP UIN Jakarta, mengajak generasi muda untuk mencari ilmu agama langsung dari ahlinya, bukan sekedar mencari ilmu dari medsos saja agar kita dapat berinteraksi dan bertanya agar kita benar-benar paham.
Sementara itu, Kesit B. Handoyo mengajak insan pers agar terus mengedukasi tentang bahayanya paham radikal. Tantangan pers memang semakin berat sejak memasuki era medsos, untuk itu pers harus hadir sebagai alat mengedukasi dari berita hoax yang menjadi musuh bersama, tambahnya.
Brigjen Pol. Budi Setiawan menjelaskan upaya pencegahan telah dilakukan Polri, yakni dengan melakukan patroli cyber, penyuluhan/sosialisasi, pelatihan dan kampanye pemanfaatan internet dengan bijak. Lalu melakukan edukasi dan komunikasi ke penggiat medsos, para netizen, perguruan tinggi, media massa dan lembaga yang terkait, provider seluler dan lainnya. Sehingga, mereka bisa turut berperan mengkampanyekan anti hoax dan menjaga ketertiban bersama.
“Juga bersama pihak-pihak yang memiliki kepedulian dan kepentingan yang sama untuk menjaga ruang publik internet agar sehat,” ucap Budi.
Kepolisian juga melakukan upaya pembendungan konten negatif itu. Langkah ini dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Sehingga patroli cyber bisa dilaksanakan, dan selanjutnya memblokir serta menonaktifkan akun-akun penyebar kampanye pro khilafah dan penyebar hoax.
Dengan diadakannya diskusi publik ini, kedepannya pers dan generasi millenial diharapkan menjadi garda terdepan dalam membendung paham radikalisme demi kerukunan bangsa dan negara.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews