Pilihlah pemimpin atau presiden yang tingkat emosinya stabil dan tidak mudah meledak-ledak. Gunakan hak pilih Anda sebaik-baiknya.
Di Jakarta ada soto gebrak Cak Anton. Tapi dalam pilpres 2019 ada juga capres yang hobi gebrak-gebrak meja mimbar. Saudara tahulah siapa dia!
Di Stadion Kridosono, Jogjakarta, sebut saja PS, seperti biasa berpidato berapi-api dengan suara yang berat didepan pendukungnya. Dalam kampanye tersebut ia mengebrak-gebrak meja mimbar berulang-ulang sambil menuduh segelintir elite yang menguasai kekayaan Indonesia.
Sebenernya narasi kampanye PS ini hanya diulang-ulang seperti memutar kaset lagu lama. Dari panggung kampanye ke panggung kampanye temanya hanya antek asing, kekayaan mengalir ke luar negeri dan kekayaan dikuasai segelintir elite. Model kampanye seperti itu diulang-ulang seperti kaset kusut itu tadi.
Emosi PS memang tidak stabil dan cenderung temperamen. Di debat keempat PS juga terlihat emosi dan dengan nada suara yang berapi-api.
Mengapa menjelang hari pencoblosan PS cenderung emosi dan menggebrak-gebrak meja mimbar?
Bisa jadi karena ia sudah tahu bakal kalah dan elektabilitasnya belum bisa mengejar elektabilitas capres Jokowi. Sekalipun dalam survei internal mereka sudah mengungguli elektabilitas petahana atau Jokowi. Kalau urusan internal mah maunya langsung dilantik saja jadi Presiden RI, bukan?
Aksi PS menggebrak-gebrak meja mimbar sebenarnya bukan kali ini saja.
Hanya kalau yang di Jogjakarta aksi gebrak-gebrak meja ada videonya atau terdokumentasi. Tentu masih ingat cerita Usamah Hisyam yang pernah bercerita bahwa PS juga pernah gebrak-gebrak meja mimbar dalam acara Ijtima Ulama II. PS menggebrak-gebrak karena ada yang meragukan ke-Islamanya.
Bahaya juga kalau punya presiden yang punya hobi gebrak-gebrak meja. Bagaimana kalau memimpin rapat kabinet dengan penuh emosi dan menggebrak-gebrak meja atau meja mimbar?
Bukan hanya gebrak-gebrak meja mibar saja PS. Tapi juga bahasanya mulai kasar dengan kata-kata "Ndasmu dan Bajingan".
Kalau kata "ndasmu" keluar dari mulut PS karena menanggapi tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu 5%. Kalau kata "bajingan" ia ucapkan untuk elite-elite Jakarta yang dituduh merusak negara ini dan menginjak-injak hak rakyat.
Pilihlah pemimpin atau presiden yang tingkat emosinya stabil dan tidak mudah meledak-ledak.
Gunakan hak pilih Anda sebaik-baiknya.
Rabu 17 April nyoblos dulu sebelum plesir!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews