Ganjar sedang menunggu takdir semesta, jika PDIP ‘tobat” dan mengalihkan dukungan ke Ganjar maka, pertarungan di 2024 akan sangat menarik.
PDIP sepertinya tengah membaca pendulum politik. Menunggu titah Bu Mega mengetukkan palu siapa yang digadang-gadang menjadi calon pemimpin negeri ini Ganjar Pranowo atau Puan Maharani. Di saat Anies Rasyid Baswedan sudah mempunyai pelabuhan pasti yaitu Nasdem sebagai sebagai lompatan menuju RI 1, partai moncong itu masih ragu, siapa sesungguhnya yang dikehendaki semesta.
Saat ini PDIP masih meyakini bahwa Puan Maharani bisa membuat Hattrick (Entah apa yang dimaksud dengan banner itu). Menang pemilu, menang sebagai presiden dan menguasai suara rakyatkah. Atau jangan-jangan tengah halusinasi bahwa dengan kekuatan yang dimiliki saat ini PDIP masih menjadi partai unggulan yang susah dikalahkan.
Tapi ketika Puan yang digadang-gadang menjadi pemimpin masa depan Indonesia, berapakah yang percaya bahwa PDIP akan merebut simpati masyarakat. Banyak orang meragukan kontribusi Puan, banyak yang masih menyangsikan apakah ia bisa bertarung dengan Anies Baswedan, Prabowo Subianto.
Mengapa tidak mendorong Ganjar Pranowo yang jelas-jelas dalam survey sering mendapat peringkat teratas. Apakah karena Ganjar dianggap kebablasan karena sudah mencuri start dari awal, main di medsos, menaikkan elektabilitasnya.
Tapi belum terdengar bahwa Ganjar mengajukan diri menjadi calon presiden wong ia masih setia menjadi kader partai. Tetapi dalam berita, dalam berbagai kesempatan orang-orang PDIP sendiri terutama mereka yang selalu yes apapun kata ketua umum PDIP menganggap bahwa Ganjar Pranowo itu menyalahi aturan partai bahkan Bambang Pacul menilai Ganjar itu “ojo keminter” atau bila dibahasaindonesiakan berarti ”jangan sok pinter”.
Selama ini meskipun aktif di medsos untuk mengenalkan kepeduliannya pada masyarakat, belum ada satupun ucapan bahwa ia akan maju sebagai kandidat presiden.
Yang mendeklarasikan pencalonan itu Ganjarist, PSI dan orang-orang yang simpatik pada Ganjar Pranowo.
Perseteruan, konflik, dan ketidakcocokan Ganjar Pranowo dengan pengurus DPP Pusat dan DPD lebih pada penggiringan opini media yang menggambarkan seakan-akan ada konflik internal di partai yang bangkit berkat peristiwa kudatuli 27 Juli 1996 tersebut.
Melihat gelanggang politik dan hitung-hitungan semesta, Ganjar sedang menunggu takdir, Seperti halnya Jokowi yang akhirnya terpilih menjadi calon dari PDIP, Ganjar digantung sementara dan Megawati tengah belajar menenun takdir semesta apakah nekat mendorong Puan, atau berganti haluan di saat deadline dengan realistis melihat perkembangan dinamika politik.
Kalau menurut penulis, sih PDIP akan terjun bebas jika tetap memaksakan Puan masuk gelanggang pertarungan. Kalau hanya dijadikan wakil presiden, alangkah sayangnya suara kuat PDIP dan kemenangan-kemenangan selama ini berkat sekondan Jokowi.
Mungkin secara organisasi dan kematangan Puan Maharani sudah siap, tapi rasa pesimisme masyarakat terhadap Puan jauh lebih besar. Bukan karena ia perempuan tapi lebih karena kurang sangsi dengan sepak terjangnya selama ini yang bagi masyarakat terlihat”biasa saja”.
Ganjar sedang menunggu takdir semesta, jika PDIP ‘tobat” dan mengalihkan dukungan ke Ganjar maka, pertarungan di 2024 akan sangat menarik.
Untuk itu kita tunggu saja. jika ia beruntung seperti Jokowi bisa jadi alam memang memang sedang memberi kesempatan Ganjar menjadi R I satu. Tapi khan manusia boleh berencana, Tuhanlah yang menentukan. Salam Damai Selalu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews