Jangan pening kemudian kecil hati kalau belum tampak hasil. Teruslah peduli, bangun solidaritas. Bangsa ini membutuhkan langkah-langkah kecil meskipun kadang-kadang bikin galau.
Minggu lalu bertemu seorang pejabat. Kami berdiskusi tentang isu-isu aktual termasuk Papua. Loh... kok gak nyambung? Memahami terminologi pun keliru. Hampir pingsan rasanya.
Lalu kasus penusukan Menko Polhukam Wiranto. Makin membuat heran karena bisa-bisanya kebencian mengalahkan rasa kemanusiaan. Anggaplah kita semua benci pada Wiranto, ada atau tidak ada alasannya. Apakah sudah tak ada lagi etika dan rasa kemanusiaan tersisa untuk bisa menahan diri agar tidak nyinyir?
Duh... jadi inget nasihat orang tua. Sekalipun tidak suka, disakiti, janganlah menginjak-injak orang yang menyakitimu itu ketika ia sudah jatuh terkapar. Ulurkan tanganmu untuk menolong. Kalau tidak mau? Ya sudah tutup mulut. Diam saja.
Galau masih menyelimuti sejak awal pekan hingga hari ini ketika bertemu seorang sahabat. Ia isteri pensiunan jenderal, yang juga pekerja kemanusiaan. Kami makan siang. Dan sekali lagi, berbagi cerita dari soal pejabat yang “joko sembung” sampai trend istri prajurit yang nyinyir.
Selesai makan, tak lengkap kalau tidak menikmati pahitnya hidup dalam secangkir kopi. Kami pun pindah ke cate. Dan dalam perpindahan dari restoran ke cafe itulah kesadaran terbangun.
“Kita ini macam bisa menyelesaikan masalah aja. Kebentur birokrasi langsung sewot, ketemu radikalisme langsung mau bikin ini dan itu. Macam betul saja...”
Celetukan itu membuat kami berdua tertawa. Kenapa kita gak menicure-pedicure saja? Atau ke rumah spa, gosok-gosok badan supaya wangi? Kenapa harus menghabiskan uang untuk kerja sosial ini dan itu?
Dan dalam secangkir kopi pahit, galau tiga hari pun larut. Sekelas Bunda Teresa pun, yang mewakafkan hidupnya untuk bekerja menemani orang miskin dan kelaparan, toh sampai sekarang tetap ada orang yang terlantar dan kesepian.
Jadi? Tetaplah bergerak meskipun seolah-olah tak ada artinya. Jangan pening kemudian kecil hati kalau belum tampak hasil. Teruslah peduli, bangun solidaritas. Bangsa ini membutuhkan langkah-langkah kecil meskipun kadang-kadang bikin galau.
Kristin Samah
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews