Partai Berkarya, Awal Kebangkitan Trah Soeharto

Selasa, 27 November 2018 | 07:07 WIB
0
660
Partai Berkarya, Awal Kebangkitan Trah Soeharto
Keluarga Cendana (Foto: Viva.co.id)

Tanggal 22 November 2018, merupakan hari berseharah untuk pasangan oposisi di Pilihan Presiden Republik Indonesia 2019 yang akan mengusung Prabowo dan Sandi sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk lima tahun mendatang. 

Suasana Gelora Istora Bung Karno di Senayan penuh dengan pendukung Calon Presiden Prabowo-Sandi. Terlihat pula Ketua Umum Partai Berkarya yang dipimpin putera Presiden Kedua RI, Jenderal Soeharto, Tommy Soeharto.

Ikutnya Partai Berkarya dalam Pilpres 2019, hal ini merupakan awal kebangkitan trah keluarga Cendana yang selama ini bergabung dengan Partai Golongan Karya. Mungkin sebahagian masyarakat kaget, karena keluarga Cendana berperan dalam politik. 

Terapi bagi seseorang yang membaca dan memahami sejarah, hal tersebut buasa-biasa saja. Lumrah. Apalagi munculnya keluarca Cendana ke politik, sama halnya dengan lahirnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang dipimpin putri Presiden RI pertama, Soekarno, yaitu Megawati Soekarnoputri. 

Kalaulah boleh dikatakan lebih rinci, di Pilpres 2019 akan berlangsung dua kelompok besar trah Presiden RI, yaitu trah Soekarno dan trah Soeharto. 

Buat bangsa Indonesia memberikan pelajaran bahwa sejarah baru akan terus berkembang di Indonesia. Sebelumnya keluarga Cendana memang tabu untuk dibicarakan, sama halnya ketika Presiden RI pertama Soekarno.

Tetapi untuk terus memikirkan masa depan bangsa ke depan tidak mungkin hanya dipikirkan oleh sesuatu golongan atau kelompok. Tetapi setiap warga negara berhak memikirkan nasib bangsa ini ke depan.

Tahun 2019, bangsa Indonesia akan memilih presidennya. Sekaligus memilih wakil-wakilnya di lembaga legislatig. 

Sudah tentu sebagai bangsa Indonesia bersyukur memiliki para pemimpin, baik dari sipil dan militer, yang memberi contoh bahwa peralihan kekuasaan di Indonesia berjalan dalam suasana damai dan lebih dewasa. 

Kita sudah tentu tidak ingin peralihan kekuasaan di Indonesia dicederai oleh ambisi pribadi atau golongan. Sudah tentu kita berharap sekali pemilihan umum di Indonesia yang selama ini aman dan tertib dicederai oleh kepentingan seseorang atau kelompok.

Banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan ke depan. Meski banyak kemajuan di berbagai bidang, tetapi banyak pula catatannya. 

***