Mungkin strategi mengubah "pelecehan seksual" menjadi "pemerkosaan" ini saran dari penasehat hukumnya, supaya hakim berempati kepada FS.
Menarik untuk dicermati perubahan diksi yang dipakai oleh Ferdy Sambo (FS ) dari "pelecehan seksual" menjadi "pemerkosaan" terhadap istrinya. Apakah FS tidak mengetahui perbedaan antara pelecehan seksual dan pemerkosaan?
Rasanya impossible. Tanpa membaca rincian definisi pelecehan seksual pada UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), semua orang awam pasti tahu apa yang dimaksud dengan pelecehan seksual dan perbedaannya dengan pemerkosaan.
Lantas kenapa FS mengubah diksi pelecehan seksual menjadi pemerkosaan?
Ini strategi pembelaan dia dalam persidangan. Seandainya diksi "pelecehan seksual" tetap dipakai, hakim (dan juga publik) akan berpikir alangkah kejamnya FS, istrinya "cuma" dilecehkan kok ganjaran (pembalasan) yang dilakukan adalah membunuh orang yang melakukan. Terasa sangat jomplang.
Ini bukan menyiratkan bahwa pelecehan terhadap istri masalah sepele. Semua suami pasti akan marah besar. Tapi kalo dibuat skala dari 1 s.d 10 tindakan asusila ini, pelecehan seksual ini score = 2 sedangkan pemerkosaan = 10.
Itulah sebabnya FS mengubah diksi dari "pelecehan seksual" menjadi "pemerkosaan".
Tapi strategi ini sebetulnya blunder dan bumerang untuk dirinya. Ini lebih meneguhkan keyakinan hakim dan juga publik bhw FS berbohong dan tidak berkata jujur.
Hakim semakin tidak percaya bahwa dia berkata sebenarnya. Dengan dia memakai diksi pemerkosaan, dia menambah beban kepada istrinya untuk menceritakan detail perbuatan pemerkosaan tersebut kepada hakim.
Dalam sidang tertutup hakim memang "berhak" menginterogasi PC tentang detail-detail perbuatan pemerkosaan itu (apakah ada penetrasi dsb). Masih beruntung kalau hakim tidak sampai hati mencecar PC dengan klaim dia diperkosa itu.
Mungkin strategi mengubah "pelecehan seksual" menjadi "pemerkosaan" ini saran dari penasehat hukumnya, supaya hakim berempati kepada FS.
Tapi seperti diutarakan di atas, justru ini menjadi bumerang (backfire) yang lebih menurunkan kredibilitas FS.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews