Rizieq Shihab harus bertanggung jawab atas tindakannya yakni mengajak masa untuk berkumpul, padahal status pandemi virus corona belum berakhir.
Perilaku Rizieq Shihab sepertinya memang tidak bisa diubah, apalagi dirinya telah berani menunjuk-nunjuk jaksa penuntut umum (JPU) sembari menghardik karena telah memidanakan dirinya yang menyelenggarakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Perilaku buruk ini semakin menegaskan bahwa dirinya bukanlah tokoh agama yang pantas diikuti.
Persidangan Rizieq Shihab terus bergulir. Seakan tepat jika eks pentolan FPI ini disebut sebagai ahlul bantah, dimana ketika bantahannya disetujui atau tidak, dirinya akan semakin menjadi-jadi seperti kebakaran jenggot.
Rizieq Shihab merasa murka saat memberikan pertanyaan kepada saksi Kasatpol PP DKI Jakarta, Arifin terkait dengan ada atau tidaknya perkara pelanggaran prokes yang masuk ke persidangan.
Kemudian, pimpinan Satpol PP DKI jakarta tersebut menjawab, bahwa seluruh pelanggaran protokol kesehatan haruslah ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Mendengar jawaban tersebut, Rizieq lantas ngegas sembari membantah, berarti semua pelanggaran Prokes yang lain kena sanksi?”
Setelah itu, timbulah perdebatan, dimana jaksa menilai pertanyaan itu dilontarkan oleh Rizieq hanya untuk menggiring para saksi.
Jaksa di persidangan-pun akhirnya melakukan interupsi bahwa pihaknya keberatan terdakwai telah mengarahkan atau menggiring dari saksi.
Dengan bersikeras, Rizieq Shihab-pun menolak tuduhan tersebut. Kemudian dirinya meminta kepada jaksa untuk menjelaskan bentuk penggiringan dari pertanyaan yang dilontarkannya.
Rizieq Shihab juga masih bertahan dalam argumennya, ia pun bangkit dari kursi dan menunjuk jaksa dan menyinggung soal pidana Maulid Nabi Muhammad SAW.
Perdebatan ini tidak berlangsung lama, hingga akhirnya perdebatan antara Rizieq dan jaksa, dihentikan oleh majelis hakim. Dan meminta agar kedua belah pihak dapat menenangkan diri.
Naik Pitamnya Rizieq Shihab memang sudah terlatih sejak tahun-tahun sebelumnya. Gaya bertuturnya juga tak kunjung berubah, ngegas seperti menyatakan permusuhan.
Gaya ngamuk ala Rizieq rupanya mendapatkan tanggapan dari netizen, pemilik akun Facebook Zakesa Ekky mengatakan, kalo sifat lu suka ngamuk-ngamuk, apa bedanya lu sama ahok yang suka ngomong taik taik. Oh iya ding, karena Ahok kafir jelas berdosa, kalau yang seiman tentu saja bebas.
Kemarahan Rizieq Shihab rupanya mendapatkan tanggapan dari Dewi Tanjung, Politisi PDI-P tersebut melontarkan sindiran keras bagi Eks pentolan FPI yang terlihat adu mulut dengan Jaksa Penuntut Umum di ruang Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Dewi-pun berkelakar, jika Rizieq marah, itu pertanda bahwa Rizieq sedang dilanda rindu terhadap dirinya sendiri.
Ia menilai, bahwa pernyataan Rizieq tersebut tidak bernilai sama sekali. Karena itu, ia meminta semua pihak untuk tidak terpancing dengan sikap yang tidak mengenakkan.
Dirinya juga berharap agar hakim dapat segera menjatuhkan hukuman kepada Rizieq Shihab sebelum lebaran. Hal tersebut dikarenakan dirinya tidak mau suasana lebaran terganggu dengan ulah orang nomor 1 di FPI tersebut.
Sebelumnya, Ferdinan Hutahaean selaku mantan politisi Partai Demokrat Ferdinan Hutahaean memprediksi jika vonis hukuman yang akan diterima oleh Rizieq adalah tujuh tahun penjara. Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi lantaran JPU kesal dengan sikap Rizieq selama proses persidangan
Pada kesempatan berbeda, Dosen dan pakar komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando menganggap bahwa Rizieq saat ini tengah jatuh dari sosok Imam Besar yang dielu-elukan menjadi pesakitan yang tidak berdaya.
Ade juga menduga bahwa Rizieq Shihab tengah dilanda depresi sekaligus frustrasi, hal tersebut terwujud pada perilaku amuknya di Pengadilan Jakarta Timur
Dirinya berujar, bahwa Rizieq sedang mengalami terjun bebas dari seseorang yang dielu-elukan, dianggap sebagai Imam Besar Umat Islam, kini menjadi pesakitan yang tidak berdaya.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Doni Monardo dalam keterangan tertulisnya mengatakan, Tim Satgas DKI rupanya tidak pandang bulu terhadap mereka yang melakukan pelanggaran terhadap protokol kesehatan, terutama yang tidak menggunakan masker pada aara yang diselenggarakan pada malam hari di Petamburan.
Marius Widjajarta selaku pengamat kesehatan, sebelumnya selalu mempertanyakan tidak adanya teguran yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sehingga Imam Besar FPI tersebut seenaknya saja meanggar protokol kesehatan.
Namun, kini Rizieq Shihab telah menikmati dinginnya suasana didalam jeruji besi. Dirinya tentu harus bertanggung jawab atas tindakannya yakni mengajak masa untuk berkumpul, padahal status pandemi virus corona belum berakhir.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews